.
.
Please banget jangan jadi silent reader yaa. Tolong tinggalkan jejak apapun setelah membaca. Hehe. Entah itu perbaiki typo atau vote cerita ini.
Happy reading yah everyone, tetap jaga kesehatan, kebersihan, rajin olahraga, dan #dirumahaja. Jangan panik!
Penulis yang berbaik hati ini bisa saja updet beberapa part dalam sehari untuk menemani hari kalian, jika kalian yang minta.
Okeh selamat membaca. Semoga suka. :)
.
.
Seperti yang telah dikatakan Jessica kepada Fayra untuk harus selalu tampil cantik, elegant dan fashionable, serta di dukung dengan sekolah yang sangat menuntut penampilan juga, sehingga Fayra selalu tampil cantik dan mewah.
Sekarang Fayra sudah berdiri di depan cermin dengan tubuh yang sudah dibalut seragam berwarna hitam, dasi yang senada dengan mini skirtnya berwarna coklat susu, dan dengan mengenakan kaos kaki sampai lutut berwarna hitam. Fayra juga hanya menggerai rambut coklatnya itu dan dipercantik dengan topi baretnya yang berwarna hitam juga. Terlihat sangat mewah dan juga cantik, selalu saja begitu.
Fayra meraih salah satu sepatu hitam yang sudah di tata rapi di dalam lemari oleh ART nya kemarin dan membawa tas putih tulangnya yang sudah ia letakkan diatas tempat tidur, tidak lupa semua buku pelajaran memang sudah Fayra siapkan tadi malam. Jadi Fayra tidak perlu repot-repot lagi pagi ini untuk menyusun buku-bukunya.
Fayra meraih ponsel yang sempat ia charger saat ia bangun tidur tadi dan mengecek isi chat ataupun panggilan dari sana.
Seperti biasa, selalu saja banyak pesan yang masuk. Dan yang paling menarik matanya untuk segera dibuka adalah chat dari Jidan. Entahlah, kenapa chat dari Jidan terlihat begitu menarik untuk dibuka akhir-akhir ini.
From Jidan:
Kemarin
"Ra, dimana? Mau gue jemput gak?"
"Lo gak mau nonton pertandingan gue?"
"Dimana sekarang, Ra?"
"Ra?"
Hari ini
"Besok pagi gue jemput. Gak boleh nolak! Gue gak terima penolakan"
Demi apapun Fayra tidak tahu jika kemarin sore Jidan mengiriminya pesan, mungkin karena ia terlalu sibuk untuk pindahan kemarin jadi tidak membuka ponselnya sama sekali. Fayra juga tidak begitu berminat menerima ajakkan Jidan, terlebih lagi saat melihat Jidan dan Angelin pulang sekolah kemarin.
Saat Fayra melihat chat terakhir Jidan, ia langsung mengetik sesuatu di papan ketik untuk melakukan penolakkan. Tapi Fayra urungkan, karena Jidan tidak akan bisa menjemputnya. Sekarang Fayra sedang tidak di rumah, jadi Fayra tidak perlu capek-capek untuk membuat alasan dengan membalas chatnya. Sedikit tega memang, tapi Fayra memang tidak ingin merespon apapun dari Jidan.
Fayra beralih ke ruang chat Tania, yang sudah tembus jadi 100 chat, ini belum termasuk panggilan tak terjawab darinya. Sahabat Fayra satu ini benar-benar mempunyai kelainan.
From Tania:
Kemarin
"Hei, lo beneran gak mau nonton pertandingan Jidan, Fay?"
"Jidan dari tadi maksa gue ni buat bujuk lo nonton. Lo gak kasian sama sahabat till jannah lo ini?"
"Fay? Mau gue jemput? Atau ada acara bokap nyokap lo lagi ntar malem?"
![](https://img.wattpad.com/cover/208484920-288-k194424.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Teen FictionKebanyakan seorang cowok the most wanted apalagi berasal dari sekolah yang terkenal, pasti mempunyai sikap yang dingin, cuek, seperti batu. Dan mempunyai gengsi yang sangat tinggi. Namun semua itu tidak untuk seorang Jidan Decevardo, cowok famous In...