.
.
Gimana? Suka?
Masih kurang dengan 2 part ini?
Atau mungkin updet 3 part sekaligus?
Bisa kok author kabulkan permohonan itu. Asal jangan pada diem-dieman :) komen langsung aja dibawah. Okeh!
Happy reading :)
.
.
Saat Fayra tiba di kelas, Tania yang sejak tadi menyaksikan adegan Fayra dan Jidan dikoridor pagi ini langsung menarik Fayra ke tempat duduknya dan memegang kedua pipi Fayra dengan erat.
Fayra langsung syok dan membelalakan matanya.
"Bilang ke gue, dan harus jujur....." Tania menatap tajam ke bola mata Fayra
"Kapan lo jadian sama Jidan!? Jawab! Jujur! Sekarang!" paksanya
"Ayo Fayra jawab!! Jangan diem aja!" pintanya tidak sabar
Fayra langsung memegang kedua tangan Tania dan melepaskannya dari kedua pipinya.
"Demi tengtop Flying Dutchman! Sakit tauk!" ringis Fayra
"Gimana gue mau jawab kalo mulut gue digencet pipi gini" Fayra sangat kesal dengan Tania
"Yaa sorry. Gue cuma mau denger jawaban yang akurat."
Fayra berdiri dari tempat duduknya dan memegang kedua pipinya yang sedikit memerah karena perbuatan temannya ini. Kalau saja dia tidak menyayanginya, mungkin sekarang sudah Fayra tonjok Tania sekarang.
"Gue......." belum sempat Fayra meledak, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil Fayra dan menghampirinya.
"Fayra!"
Tania dan Fayra pun sontak menoleh ke sumber suara.
"Kenapa, Bim?" tanya keduanya serentak. Fayra pun langsung menatap tajam ke arah Tania. Ia belum sempat meledak dengan temannya ini namun Bima tiba-tiba datang memanggilnya.
"Lo dipanggil ke ruang guru" kata Bima yang sudah berdiri di dekat Fayra dan Tania
"Loh, emang ada apa?" Tania dan Fayra pun bertanya dengan serentak lagi.
"Iiisssh bisa diem gak lo!" Fayra menatap kesal ke arah Tania.
"Galak amat sih beruang betina. Lagi hamil ya?" tanya Tania. Sepertinya dia sedang menguji kesabaran Fayra saat ini. Fayra tak menghiraukan Tania lagi saat ini, ia fokus mendengarkan pesan yang akan Bima sampaikan padanya sekarang.
"Pak Handoko yang nyuruh tadi, Fay. Katanya lo disuruh ke ruangannya"
Dan boooooooommmm
Fayra sudah bisa menebak kenapa pak Handoko memanggilnya sekarang. Pasti karena nilai basketnya yang terlalu kecil. Fayra memejamkan matanya sejenak, seakan pasrah menerima kenyataan ini.
"Mau gue temenin Fay?" tanya Bima
"Gapapa, ga usah, bentar lagi juga bu Reni masuk. Sorry ya gue absen lagi dikelompok ini." jawab Fayra, dan kemudian mulai berjalan keluar kelas untuk segera menemui pak Handoko.
"Lo masih ada utang cerita ya sama gue" peringatan dari Tania. Sepertinya dia benar-benar penasaran dengan hubungan Fayra dan juga Jidan.
"Bodo!" teriak Fayra dari ambang pintu.
*****
Perlahan Fayra berjalan menuju ruang pak Handoko, sambil melihat chat-chat yang ada di ponselnya. Namun tiba-tiba dari arah yang berlawanan ada seseorang yang menyenggol bahunya. Hingga membuat ponsel yang Fayra pegang terjatuh ke lantai sangat keras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Teen FictionKebanyakan seorang cowok the most wanted apalagi berasal dari sekolah yang terkenal, pasti mempunyai sikap yang dingin, cuek, seperti batu. Dan mempunyai gengsi yang sangat tinggi. Namun semua itu tidak untuk seorang Jidan Decevardo, cowok famous In...