JATUH

19 3 3
                                    

.

.

Hei

Hai

Holla

Jangan lupa meninggalkan jejak apapun ya setelah membaca, entah itu dengan vote ataupun perbaiki typo. 

Happy reading. :)

.

.

Bell istirahat pun berbunyi sangat lantang. Itu pertanda saatnya para siswa-siswi IHS bertugas untuk mengisi perut mereka dengan makanan. Semua chef yang ada di kantin sudah siap dengan semua makanan yang akan mereka sajikan dengan para siswa. Namun hari ini tidak ada daging panggang. Ini bukan jadwal daging panggang yang bertugas menyenangkan para siswa. Hari ini udang dan cumi-cumilah yang akan menghibur para siswa IHS.

Semua siswa mulai mengantri untuk makan tak terkecuali Jidan dan teman-temannya juga ikut mengantri di kantin untuk menikmati makan siang hari ini.

"Calon pacar lo mana?" tanya Adit pada Jidan

"Fayra?" tanya Jidan balik, dan duduk di tempat mereka biasa makan, sambil membawa nampannya.

"Angelin" jawab Adit dengan santainya

"Kok Angelin! Calon pacar gue Fayra!" Jidan langsung membantah

Tama dan Rangga hanya geleng-geleng melihat kedua makhluk ini

"Gue gak yakin lo bisa dapetin gadis jual mahal itu. Udah mau masuk semester baru aja kemajuannya gak ada sama sekali"

"Maksud lo apa ha jual mahal?!" Jidan sangat tidak terima ada yang mengatakan hal buruk tentang Fayra, sekalipun itu adalah sahabatnya.

"Udahlah Dit, gak usah nyari gara-gara" Tama angkat bicara

"Nasib baik lo masih bisa makan" Rangga menambahi seolah sangat kasihan dengan nasib malang Adit.

"Apaan sih kalian semua."

"Sorry, Dan" Adit menyenggol lengan Jidan. Dan tidak ditanggapi sama sekali olehnya.

*****

Sampai jam istirahat pun Fayra terus berlatih sendirian di ruangan ini. Semangatnya masih sangat berkobar-kobar. Hingga ia mendengar sesuatu dari balik gedung ini. Fayra menajamkan telinganya, dan mencoba mencari dimana sumber suara itu berasal.

Fayra berlari ke arah ventilasi udara yang berada tepat diatas ring basket. Dan benar, suara itu berasal dari ventilasi udara yang ada tepat diatas kepalanya. Fayra mencoba mencari cara untuk naik, namun tidak bisa. Hingga Fayra memutuskan untuk menaiki ring basket yang cukup tinggi ini, agar bisa melihat keluar.

Fayra sangat penasaran, dengan percakapan orang yang ada di sana. Sepertinya mereka sedang membicarakan hal yang sangat serius, terdengar sayup-sayup.

Perlahan Fayra menginjakkan kakinya ke tiang basket dan mulai menaikinya hingga ke puncaknya. Dan disinilah Fayra berdiri sekarang, diatas ring basket. Masa bodoh perihal dia memakai mini skirt, toh disini hanya ada Fayra seorang. 

Baru saja Fayra akan naik ke pijakkan selanjutnya, untuk melihat keluar. Tiba-tiba Fayra mendengar sesuatu yang tidak seharusnya terdengar. Yaitu suara dari ring basket yang dia pijak sekarang ini.

Fayra menoleh ke arah kakinya, dengan raut wajah yang cemas. Ia sedikit menggigit bibir bawahnya, dan tidak berani untuk bergerak lagi. Ring basket yang sedang ia naiki saat ini sudah terlalu tua untuk menopang tubuh manusia. Perlahan suara 'kretek kretek kretek' mulai terdengar.

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang