ADA YANG KURANG. TAPI APA?

18 4 0
                                    

.

.

.

Sekarang tubuh sexy Fayra sudah dibalut dengan gaun abu-abu cantik dengan desain yang sangat anggun. Rambut coklatnya ia biarkan tergerai indah dengan sedikit ia berikan tambahan bando yang dihiasi bunga edelweis. Fayra terlihat seperti dewi, sangat cantik. Dan disinilah tempat Fayra berada malam ini, tempat yang selalu membuatnya risih namun ia juga tak bisa menolak untuk tak datang. Dimana lagi kalau bukan di acara Jordie ataupun Jessica, yang sebenarnya tidak ada urusannya sama sekali dengan Fayra, ini hanyalah acara kantor.

Namun kehadiran Fayra seakan menjadi kewajiban, karena bertujuan untuk meningkatkan pamor perusahaan kedua orang tuanya. Banyak sekali yang ingin meliput Fayra, memotretnya dan bahkan menawari Fayra untuk bekerja sama di dalam sebuah model majalah ternama atau bahkan menjadi brand ambasador sebuah produk terkenal. Hal inilah yang menjadi alasan kenapa JJ couple selalu melibatkan anaknya dalam setiap acara. Selain pamor ZK Company yang memang sudah terkenal diseluruh dunia, keturunan anak dari perusahaan yang terkenal dengan kesuksesannya sejak dahulu membuatnya semakin terkenal, apalagi sosok keturunan ZK Company terkenal sangat cantik bak dewi. Dan pastinya sangat menguntungkan bagi perusahaan.

"Papa kamu mana?" tanya Jessica

"Ada di depan lagi ngobrol sama teman Papa" jawab Fayra

"Malam ini akan lebih banyak rekan kerja Papa maupun Mama yang datang, cobalah bersikap baik dan semanis mungkin" perintah Jessica dan langsung berlalu pergi dari sana untuk bertemu dengan para sahabat maupun clientnya yang juga ada di acara itu.

Fayra menghembuskan nafasnya, bukan nafas terakhir tapi. Okeh skip. Fayra berjalan menuju para tamu yang ada disana, mencoba untuk bersikap seperti yang diperintahkan oleh Mamanya tadi.

"Hei Fayra" sapa seseorang

"Eh, om. Om yang waktu itu, kan?" tanya Fayra

"Iya! om teman SMA Papa kamu waktu itu"

Fayra hanya mengangguk mengerti sambil menyunggingkan senyumnya. Selalu saja terlihat sangat manis.

"Papa kamu mana, Ra?" tanyanya

"Papa lagi ngobrol di depan tadi om. Gak tahu sekarang masih disana atau enggak. Mau Fayra panggilin om?" tanya Fayra ramah

"Ah gak usah, Ra. Nanti juga ketemu. Sekalian om mau ngobrol berdua sama kamu"

Fayra hanya menanggapinya dengan mengangguk menandakan bahwa ia mau mengobrol dengan teman Papanya ini.

"Gimana sekolahnya? Om dengar kamu sekarang sekolah di Indonesian high shool, ya?"

"Iya om. Fayra pindah kesana tahun lalu"

"Kok enggak sekalian tetap di Amerika aja, Ra?"

"Enggak, om. Mama nyuruh Fayra pulang" jawabnya sambil menatap Jessica yang sedang tertawa riang dengan para sahabatnya disana.

"Fayra!" panggil Jessica

"Bentar ya om. Fayra dipanggil sama Mama" Fayra berpamit dengan teman Papanya itu

"Oh iya, Ra."

Fayra menghampiri Jessica yang sedang bersama sahabat-sahabatnya saat ini. Semua mata langsung tertuju dengan anak gadis yang dipanggil oleh Jessica tadi.

"Yaampun, Jes. Gue gak nyangka lo punya anak secantik ini."

"Ternyata aslinya lebih cantik, ya"

"Gue kira lo gak punya anak loh Jes"

Dan satu pertanyaan terakhir yang dilontarkan oleh salah satu sahabatnya ini mampu menghilangkan senyum diraut wajahnya.

"Tau gini gak usah lama-lama atau bahkan gak usah sekalian dibawa ke Amerika, Jes. Cantik banget, bahaya tauk"

Jessica hanya tersenyum hambar ke arah sahabatnya itu. Begitupun dengan Fayra saat ini. Ia mencoba masih bersikap manis di depan para sahabat Mamanya.

"Fayra Zoya Kalantha, ya?"

Tanya salah satu sahabat Jessica

"Iya, tante" jawabnya lembut

"Aduuhhh manis banget sih, Panggil Mami aja ya"

"Enak aja lu. Emangnya lu emaknya?" celetuk Jessica tidak terima

"Yeee!! Kali aja bisa jadi calon mantu"

"Lo nikah dulu lagi yaaa, baru bisa jadiin anak gue mantu lo" jawab Jessica sedikit terkekeh.

Dan beginilah Fayra disetiap ada acara, selalu berakhir dengan senyum dan tawa yang penuh dengan kepalsuan. Namun dia tidak bisa menolak untuk melakukan itu. Gadis cantik yang malang.

*****

Jam sudah menunjukkan tengah malam, acaranya pun sudah selesai sejak satu jam yang lalu. Namun Fayra belum bisa langsung pulang, Fayra juga masih harus ikut Jessica pemotretan untuk pakaian model terbarunya. Selalu saja Fayra yang dijadikan model pakaiannya. Alasannya karena banyak sekali yang melirik jika Fayra yang jadi modelnya. "Ma, besok Fayra masih ada sekolah" lirih Fayra. Dia benar-benar sudah lelah

"3 sesi pemotretan lagi, setelah ini selesai. Udah, kamu jangan ngeluh terus. Mama mau pulang dulu. Jam 3 nanti Mama mau take off ke London"

Jessica mengambil tas yang ia letakkan di sofa tadi dan langsung berlalu pergi dari sana. Tanpa memikirkan keluhan dari Fayra.

"Ayo, Fayra. Semangat!" kata sang photographer

"Hmmm" Fayra hanya berdeham dan kembali ke ruang ganti untuk sesi photo selanjutnya.

Saat dia sudah selesai dengan semua sesi pemotretan, Fayra melirik ponselnya yang sejak tadi dia abaikan. Tidak ada pesan ataupun panggilan sama sekali. Biasanya Jidan selalu mengiriminya pesan, atau mungkin menelponnya, namun kali ini tidak sama sekali. Bahkan hanya ada chat group yang masuk dan nomor-nomor yang gak jelas.

"Dimana, Ra?"

"Jangan malam-malam ya tidurnya"

"Ra, besok sekolah, kan? Gue mau liat lo"

"Besok gue gak sekolah Ra, jangan kangen ya. Gue ada pertandingan basket"

"Lo kapan mau nonton gue tanding?"

"Ra, tadi gue liat lo. Mau kemana cantik banget"

"Minggu depan lo free gak?"

"Jangan kelamaan cueknya, Ra. Entar gue makin suka"

"Lo kapan suka ke gue?"

"Kalo udah suka ke gue bilang ya?"

Fayra terus saja membaca pesan-pesan dari Jidan yang tak pernah dia balas. Mungkin hanya ada sekali Fayra membalasnya, saat Jidan mengirim bunga mawar ke rumah Fayra saat dia sakit. Itu saja. Selebihnya Fayra selalu mengabaikan chat dari Jidan. Fayra menghembuskan nafas beratnya dan memasukkan ponselnya ke dalam tas, ia mulai berkemas dan segera menuju ke mobilnya untuk segera pulang. Karena sekarang sudah sangat larut, dia harus segera tidur. Besok masih ada sekolah.

Fayra menyandarkan tubuhnya dan menyenderkan kepalanya ke jendela mobil. Tangannya mulai merogoh ponsel yang ia masukan ke dalam tas tadi. Dengan mata masih menatap chat-chat dari Jidan. Terasa seperti ada yang kurang. Kemudian matanya pun terpejam menikmati alunan musik yang diputar di dalam mobilnya.

"Pulang ke rumah mana, non?" tanya supir tiba-tiba

"Mama" jawabnya lirih, kemudian kembali menyibukkan pikirannya dengan lagu-lagu yang sedang diputar.

Fayra tak pernah pulang ke rumah sang Papa. Walau ditanya berapa kalipun dia selalu bilang rumah Mama. Walau Mamanya selalu saja bersikap dingin pada Fayra. Tapi sebenarnya Jordie juga bersikap begitu kepada Fayra. 

.

.

To Be Continued

Jangan lupa vote dan komen yaa, biar aku semangat nulisnya.

ILY :3

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang