.
.
.
Fayra sedikit berlari untuk segera menuju kantin dan makan siang. Hari ini ia akan memastikan bahwa dia pasti akan kebagian daging panggang itu. Daging panggang adalah satu-satunya alasan Tania meninggalkan Fayra, itulah mengapa Fayra berjalan sendiri menuju kantin setelah mengembalikan buku ke perpustakaan tadi. Selalu saja begitu.
"Fayra!!" panggil seseorang dari belakang
Sontak Fayra langsung menoleh.
"Lo mau makan siang, kan? Bareng gue yuk"
Bima langsung merangkul lengan Fayra dan berlalu pergi dari sana. Fayra masih terkejut dengan kehadiran Bima seperti ini hanya bisa pasrah dan mengikuti langkah Bima yang sedikit terburu-buru.
Saat kedua makhluk ini masuk ke area kantin, semua pasang mata tertuju padanya. Terutama untuk meja yang dihuni Adit, Rangga, Tama dan juga Jidan. Keempat sekawan itu hanya menatapnya syok. Terlebih lagi Jidan. Tangannya sudah mengepal kuat. Adit serta kawan-kawannya bukan syok karena melihat kedua makhluk itu, tapi mereka mengkhawatirkan sahabat yang ada disamping mereka ini, Jidan.
"Oh Fuck!!!" Adit mulai mengumpat
"Itu bocah ngapain sih kesini segala!!" sambungnya
Tama dan Rangga hanya diam dan mencoba untuk mencairkan suasana supaya Jidan tidak membuat onar kali ini.
Tania yang masih sibuk dengan daging panggangnya ikut terkejut melihat siapa yang datang. Bukan karena Bima dan Fayra yang berjalan berdua, itu sih sudah sering Tania lihat. Tapi masalahnya, disini juga ada Jidan. Tania, bahkan satu sekolah tahu bahwa Jidan menyukai Fayra.
"Waah nyari masalah itu si Bima" gumam para siswa lainnya
"Ck! Gak bisa tenang deh kalo dua makhluk itu ada dalam satu ruangan!"
Fayra menoleh ke arah Jidan sekilas, kemudian ikut mengantri makanan seperti anak-anak lainnya, begitupun dengan Bima. Mereka tidak peduli dengan tatapan orang-orang kepadanya.
"Nih buat lo" Bima memberikan jatah daging panggangnya kepada Fayra.
"Eh jangan!"
"Gapapa. Gue gak suka daging" bohong Bima
Fayra hanya menganguk-angguk, seolah percaya dengan apa yang Bima katakan padanya barusan.
Tanpa diduga-duga Jidan langsung berdiri dari tempat duduknya dan meraih tangan Fayra untuk segera pergi dari Bima.
"Apa-apaan nih!!" bentak Bima
Jidan memberhentikan langkahnya dan menoleh kebelakang.
"Dia makan bareng gue!"
"Emang Fayra mau makan sama lo? Lo gak tanya orangnya dulu?"
Fayra yang masih digenggam erat tangannya oleh Jidan menatap keduanya bingung. Ia tak tahu situasi macam apa ini. Padahal Fayra hanya ingin makan daging panggang miliknya kali ini. Oh Shit!
"Lo makan bareng gue! Lo tau gue gak terima penolakan!" ancam Jidan
Bima terkekeh
"Maksa banget ya lu jadi orang! Gak berubah sama sekali. Dari dulu masih kayak anak kecil"
"Apa lo bilang!!" bentak Jidan dan melepaskan pegangan tangannya di lengan Fayra
"Iya! lo kayak anak kecil. Selalu memaksakan kehendak lo sendiri!"
Bugh
Satu pukulan pun mendarat pas di sudut bibir Bima hingga menimbulkan bekas memar. Nampan yang berisi makanan yang Bima bawa akhirnya jatuh berantakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Teen FictionKebanyakan seorang cowok the most wanted apalagi berasal dari sekolah yang terkenal, pasti mempunyai sikap yang dingin, cuek, seperti batu. Dan mempunyai gengsi yang sangat tinggi. Namun semua itu tidak untuk seorang Jidan Decevardo, cowok famous In...