Gue bingung, gue itu suka atau cinta ya sama lo?
-Belva Aurelia-"Anjir!!!" umpat Belva.
"Siapa sih yang udah giniin mobil gue? Mana udah pada pulang lagi."
"Sialan!"
Belva mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Melihat siapa orang yang masih tersisa disana. Tidak jauh dari sana terlihat masih ada seseorang yang belum pulang. Dengan langkah dipercepat Belva berusaha menghentikan seseorang itu yang baru saja memakai helmnya.
"Van!"
"Gue nebeng ya?"
Belva menatap Vano dengan tampang memelas. Belva sudah tidak memikirkan lagi bagaimana raut mukanya saat itu. Yang terpenting saat ini adalah dia bisa pulang ke rumah dengan selamat.
"Boleh ya? Mobil gue ada ngempesin, terus Rara udah pulang duluan. Please, boleh ya?"
"Gak." Sergah Vano.
Tai banget nih cowok!! Umpatnya dalam hati.
Vano masih mengabaikan Belva yang memohon-mohon padanya. Dia malah ingin menghidupkan mesin motornya untuk segera pulang.
Belva menahan tangan Vano. Bagaimana pun juga dia harus bisa pulang walaupun harus mengemis permohonan kepada orang seperti Vano.
"Lo nggak kasian sama gue gitu. Gue disini cuma bisa minta bantuan sama lo."
Vano melepas tangan Belva. "Gue sibuk. Ada urusan."
"Ya udah gue ikut. Gue tungguin sampe selesai semua urusan lo." Desak Belva lagi.
"Lo bisa naik taksi kan?" tanya Vano datar.
"Gak bisa. Percuma, Hp gue aja lowbat, gimana mau pesen taksi? Kalo harus nunggu bisa sampe malem gue disini."
"Please, gue janji deh nggak bakal banyak nanya. Boleh ya?" lanjut Belva.
"Van," Belva memanggil Vano karena dia tidak mendapat respon apapun. Belva harap Vano mau mengantarnya pulang untuk saat ini.
"Lo mau gue tinggal?"
Belva mendengus. "Nggak bilang sih." Gumam Belva sambil menaiki motor Vano.
***
"Lo mau latihan futsal?" tanya Belva ketika Vano memberhentikan motornya di sebuah venue untuk latihan futsal. Setelah Vano memarkirkan motornya tanpa disuruh Belva pun turun.
"Kenapa?" Bukannya menjawab pertanyaan Belva, Vano malah balik bertanya. Vano tahu jika itu pertanyaan yang tidak perlu dijawab secara langsung olehnya.
"Ya, nggak papa."
Mukanya bikin sembelit.
Setelah itu Vano menyuruh Belva untuk terlebih dahulu masuk. Belva hanya menurut karena dia sudah berjanji tadi untuk menunggu semua urusan Vano hingga selesai. Dan ini konsekuensinya.
"Bel, " Belva menoleh ke arah orang yang memanggilnya, "kesini sama siapa?" Dia Rendy, yang merupakan teman satu tim futsal Vano.
"Sama Vano."
"Oh."
Tak lama setelah itu, Vano sudah kembali dengan kostum futsal yang terlihat sangat pas di tubuhnya. Belva seakan tidak ingin berkedip sekali saja hanya untuk melihat Vano.
Kini Belva juga tidak bisa untuk menahan degupan jantungnya yang tiba-tiba berdetak sangat cepat. Belva sudah berusaha mengalihkan pandangannya namun tetap saja, dia tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indisposed ✓
Teen Fiction[COMPLETED] ⚠️Harsh words, violence or threat of violence. Beberapa bagian mungkin tidak sesuai untuk anak di bawah 13 tahun⚠️ Disaat takdir terlalu kuat untuk dilawan. Dan dunia terlalu jahat untuk tetap membuatnya bertahan. Disaat itulah Tuhan me...