Sesulit apapun tantangan untuk mendapatkanmu, aku akan tetap berusaha sekuat tenaga untuk itu.
-Belva Aurelia-"Bel, Belva!"
Belva yang saat ini masih menyeruput minumannya makin terganggu ketika Rara menggoyang-goyangkan lengannya.
"Hmm. Apa sih, Nying?"
Rara memutar kepala Belva. "Kayaknya gue kenal tuh orang deh. Liat deh!"
"Siapa sih ah?" tanyanya setelah melepaskan tangan Rara dari rahangnya.
"Itu Belva. Melek dong!"
"Males ah."
Belva kembali melanjutkan aktivitasnya, sedangkan Rara masih terus melihat ke arah dekat jendela yang letaknya lumayan jauh dari meja mereka. Belva tidak ingin memusingkan dirinya sendiri. Tujuannya mengajak Rara kesini bukan untuk mencari topik untuk bergosip namun untuk mengisi perut mereka sepulang sekolah.
"Udah lah, nggak usah bikin pusing. Makan ya tinggal makan aja."
***
Hembusan angin yang cukup kencang meniup-niupkan rambut panjangnya. Kedua tangannya makin sibuk kala panasnya udara makin terasa. Tak bisa dipungkiri lagi, bahkan banyak pasang mata yang tak berkedip ketika dia berlalu.
Senyumnya makin melebar ketika melihat sosok yang begitu istimewa baginya. Duduk sendiri di tepi taman tak membuatnya bosan jika harus berlama-lama melihat Vano yang sedang bermain futsal di lapangan terbuka itu.
"Ooooohh.... Jadi itu cowok lo???"
"Kampret!!"
Pekikannya terlontar keras begitu saja kala seseorang tiba-tiba mengucapkan sesuatu di dekat telinganya. Belva yang reflek langsung menoleh ke belakang. Melihat siapa seseorang yang telah menghancurkan lamunannya.
"Ngagetin a-"
Belva yang awalnya sangat kesal terhadap orang yang telah mengagetkannya itu tiba-tiba dibuat heran sendiri. "Ngapain lo, Nyet?!!!"
"Nyari kecoa!!" Ucapnya tak kalah keras dari pekikan Belva tadi. Kemudian mengikuti Belva yang telah duduk terlebih dulu itu.
"Heh! Lo ngapain sekolah disini?"
Raut wajahnya masih terheran-heran. Mencoba menarik kesimpulan dari kejadian yang sebelumnya tidak dia ketahui.
"Suka-suka gue lah."
Belva menatap orang yang sudah mengganggu waktunya itu. "Cakep juga ya cowok lo." Tak lama setelah Belva kembali memandang Vano, dia menatap tajam manusia di sampingnya itu.
"Jangan ngalihin topik!"
"Buat gue masih ada nggak yang kayak gitu?"
"Woyyy!!!"
Suara dari Rara membuat keduanya menoleh ke belakang secara bersamaan. "Suka banget bikin gue jantungan."
"Cieeeeee.... kedua saudara ini nampaknya sedang melepas rindunya selama berabad-abad tak jumpa. Rindu yang selalu mengusik kalbu...."
"Alay lo!" sahut Belva sambil meraup kasar wajah Rara.
"Siapa juga yang melepas rindu, sepupu macam gituan aja dirinduin, Cuma buang-buang waktu," sahut Belva.
Dia, Leona. Leona Veronica. Seorang gadis yang telah mengganggu waktu santai Belva. Dia, merupakan sepupu Belva dari Papanya. Mereka seperti kakak beradik pada umumnya, yang sering bertengkar hanya karena masalah kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indisposed ✓
Fiksi Remaja[COMPLETED] ⚠️Harsh words, violence or threat of violence. Beberapa bagian mungkin tidak sesuai untuk anak di bawah 13 tahun⚠️ Disaat takdir terlalu kuat untuk dilawan. Dan dunia terlalu jahat untuk tetap membuatnya bertahan. Disaat itulah Tuhan me...