"PUAN"

11 2 0
                                    


Ironi malam ini puan masih terdengar memuji luka pada sebait puisi,
Banda Neira kuasa malam ini; dengar saja—
Mengalun sendu pada tajuk malam, namun ia telah hilang,

Entah kali ini ia yang salah,
Atau ia sedang mengalah,
Atau bahkan ia mencoba pasrah,
Beberapa botol anggur hasil fermentasi berserakan dilantai,
Bukan— ia bukan seorang pemabuk,
Hanya saja ia merasa Tuhan sedang mengutuk,
Hingga durjana ia biarkan merasuk,
Puan belingsatan menjamu setan,
Dengan lantang mengucap keangkuhan,
"AKU BENCI TUHAN"
Maafkan—

Ia tengah sampai dibatas kesadaran,
Mengutuk ketentuan,
Semoga puan mendapat pengampunan,
.
.
.
.
__Kasih_yang_hilang.
Lamongan, Desember, 2019

SEPATAH KATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang