Sungguh ini bukanlah tetesan embun
Tapi ini jejak hujan semalam
Hampir tiada bedanya
Walau kenyataannya memang berbedaKamu tau ?
Apakah kau tak sadar?
Kata orang kita serasi
Aku pujangga, kau pemain harmonika
Mereka ingin kita bermusikalisasi puisiTapi mereka tak mengerti
Aku hanyalah pujangga penikmat sunyi
Sedangkan engkau,
Siapa penikmat musik yang tak mengenalimu?
Namamu kini bak tersapu angin
Sungguh tinggi hingga kau lupa daratanApa kau memang sudah lupa
Dulu kita pernah sedekat nadi
Kala itu aku baru mengagumi sajak
Dan kau pertama mencintai nada
Kita banyak melewati waktu bersama
Dibawah rindangnya pohon kelapaJujur..
Puisi çinta pertama yang ku bacakan untukmu
Adalah murni perasaanku padamu
Dan aku sempat berharap
Harmonika tema cinta yang kau tiupkan padaku
Adalah balasan dari puisikuTerus terang..
Aku mendambakan kita dapat kembali
Menghiasi waktu seperti dulu lagi
Bernostalgia menikmati angin laut bersama
Aku melirihkan barisan-barisan sajak terindahku
Kau menyaringkan harmonika terbaikmuTapi ah sudahlah
Mungkin aku dan kau hanyalah bak kiasan langit
Bagai pagi dan sore yang tersekat siang dan malam
Seperti fajar dan senja yang mustahil bersua
Serasi namun tak tertakdir saling memiliki..
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPATAH KATA
Poesiejika hidup terlalu rumit untuk d jelaskan. biarkan sepatah kata - kata yang menceritakan dengan sederhana. Antologi puisi, tentang rasa uang tak terkata. Dengan sepatah kata aku berbahasa Mengenai secuil kata hati Dan mengenai sepotong manah Yang ta...