Hari ini

9 2 0
                                    

Teruntuk diriku sendiri, yang belakangan sering melihat cermin dan memilih mundur perlahan. Dalam hati menangis "ke mana aku?" Padahal jelas-jelas ada di dalamnya. Belakangan, kehilangan banyak hal juga apa pun yang dekat dan paling parah hampir kehilangan diri sendiri. Belum kutemukan bahagia yang seperti dulu, yang sebelum hari ini. Meski banyak mata memandang dan menilai perihal apa-apa yg sudah kudapati dengan cara yang baik, tapi aku belum merasa cukup juga.
Sebab mereka melihat atas apa yang mau aku perlihatkan. Bukan apa yang sebenarnya dilalui. Banyak yang menghantam, tidak hanya satu dua kerikil tajam, mungkin bisa ribuan. Namun sakitnya tidak pernah mendorongku untuk menghentikan langkah.
Aku tetap berjalan meski tertatih dan sendiri, selebihnya dengan ditemani beberapa yang benar-benar tulus, sampai akhirnya aku masih di sini.
Belum sepenuhnya pulih. Namun ada janji yang harus ditepati. Semua luka ingin kusembuhkan, semua tangisan menyedihkan ingin kubakar dan kugantikan dengan tangis haru perihal bahagia. Aku ingin menjadi sama dengan yang lain, membaur selayaknya, aku memang 'cukup' namun hati tidak pernah bisa sepenuhnya.
Maka hari ini, kuputuskan untuk kembali memulai. Sebenarnya setiap hari seperti baru memulai. Seperti anak kecil yg belajar jalan, jatuh, terluka dan menangis itu wajar. Maka, jika nanti aku akan kembali jatuh, tak apa.
Semoga segala cita dan cinta segera hadir dan memulihkan aku. Semoga tawa yg sungguhan, segera menyelimuti hari-hari.
Teruntuk kalian yg sering memanggil tapi belakangan kuabaikan. Maaf, sebab sebelum menyembuhkan yg lain, aku pun butuh menyembuhkan diriku sendiri. — Terima kasih untuk segala doa dan ucapan, maaf kalau belum sempat membalas semua. Tapi dengan kesungguhan aku berdoa agar hal baik, selalu ada dan menjadi teman paling setia.

Berbahagialah, tertawa dan menangislah secukupnya.
Semoga kita semua disehatkan jiwa serta raganya, selalu

SEPATAH KATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang