Di dalam sajak

12 3 0
                                    

untuk perantau yang tidak mudik⁣

dari jendela kecemasan mengintip⁣
di luar, di jalan⁣
ajal sedang patroli⁣
seperti polisi yang benci keramaian⁣

di kampung, ibu menunggu kabar⁣
barangkali, ia telah⁣
membayangkan salah satu⁣
dari angka kematian itu aku⁣

rasa takut menjadi jeruji⁣
aku memenjarakan diri, mengurung seluruh⁣

"apa kau tahu kenapa sajak dituliskan?"⁣

sajak adalah rumah,⁣
walau tidak kutemukan ibu⁣
sedang memasak di dapur,⁣

tapi, aku bisa merasakan
aroma masa kecil⁣
hangat pelukan⁣
dan⁣
manis kecupan

SEPATAH KATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang