- 20 - Marah

68 7 0
                                    

Hai, cuma pengen bilang love you❤

---

"Sialan! Kalian lagi!"

"Lo ngapain nongol di sini?" tanya Zafa meremeh.

"Serah gue dong, emang ni cafe punya lo?" orang yang bernama Sandi itu menyeringai menjawabnya.

"Masa-"

"Eh, eh, kok malah ngobrol sih! Kalian pada reunian? Jangan sekarang. Urusin dulu tuh motor kesayangan gue!" bentak Evlin dengan telunjuk yang mengarah ke motornya yang terjatuh diparkiran.

"Cih! Gak ada yang rusak juga. Lagian gue gak sengaja nyenggol. Mungkin standar nya aja yang rusak. Lo sih, belinya yang murah" Sandi meremehkan Evlin yang notaben nya adalah orang kaya. Dan itu membuat wajahnya memerah. Sangat marah sekali. Hingga ia menggertakan gigi nya.

"Udah-udah, pada bacot lo pada" tanpa aba-aba, Jean berjalan dan membangunkan motornya Evlin dengan kedua tangannya. Evlin melongo melihat gerakan Jean. Bukan apa-apa, dia sudah membantu Evlin.

"Dah beres. Mendingan sekarang lo pergi dari sini. Sebelum gue hajar lo!" menatap sinis Sandi, namun orang yang ditatap malah tersenyum sengit lalu pergi. Sebenarnya Evlin agak bingung dengan hubungan mereka yang terlihat tidak akur. Eh, mengapa dia jadi mikirin ya? Evlin menggeleng kuat.

"Motor lo gak apa-apa" ucap Jean dingin.

"Makasih. Key, ayo balik! Bad mood banget gue" keyza yang sedari tadi mematung segera menuruti perkataan Evlin.

°°°

Sejenak Evlin memejamkan matanya ketika sampai di kantin. Hari ini dia duduk dipojok, memutuskan untuk menyendiri dari teman-temannya yang sibuk dengan game online dan kebacotan mereka.

"Kenapa gak sama mereka?" pertanyaan itu membuat mata Evlin membuka dan melihat ke sumber suara, didepannya.

"Kenapa? Kaget?" tanya nya dengan alis mengangkat sebelah. Dan Evlin hanya diam. Menutup amarahnya pada dia. Karena dia selalu saja membuatnya bad mood. Siapa lagi kalau bukan Jean.

"Gimana sama ulangannya? Lancar?" tanya Jean basa-basi. Hari ini sampai hari Jumat, semua sekolah sedang menguji para muridnya. Mungkin itu juga salah satu alasan Evlin menyendiri. Ditambah lagi, dijam pertama itu pelajaran B. Indonesia, pastinya banyak sekali cuplikan cerita yang harus di baca sebelum menjawab soal.

"Jauh-jauh lo dari gue!" usir Evlin.

"Kenapa emangnya? Cewek-cewek pada mau deketin gue, tapi lo yang gue deketin malah nolak"

"Itu mereka nya aja yang lolong. Sorry ya, mata gue masih jernih"

"Masa?"

"Ihhh! Tuh kan, lo itu selalu aja bikin gue naik darah. Waktu di mall, sekarang di sekolah"

"Jangan lupa waktu di lampu merah" Evlin sedikit bingung, perasaan dirinya tidak pernah melihat Jean di lampu merah. Dan Jean menyadari jika Evlin memasang muka bingung nya. "Waktu gue liatin rok pendek lo" mata Evlin melotot tajam.

"GILA LO! TERNYATA ITU LO! SIALAN!" Jean berlari keluar kantin dan Evlin menyusul dengan muka yang memerah. Kedua insan itu dipertontonkan oleh semua murid.

"Anjirrr, si Jean bikin ulah" seru Zafa. "Si Evlin galak banget. Kemaren juga dia marah-marah cuma gara-gara motornya jatoh" lanjut Zafa.

"Zaf, kemana lo kemaren? Gak ngajak gue" protes Bimo, namun Zafa hanya terkekeh.

"Ampun Vlin. Gue gak bermaksud Vlin" teriak Jean tersenggal-senggal yang tercampur dengan nafasnnya. Evlin masih mengejarnya tanpa memberi ampunan. Murid-murid ada yang berbisik dan tertawa melihat kelakuan mereka yang seperti anak kecil.

Game OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang