Bismillah hirrohman nirrohim
Author pov
Minju berjalan cepat memasuki sebuah Bar dimana tempat ia bekerja seperti biasa. Tapi kali ini, tempat itu bukan lagi tempatnya untuk mengumpulkan pundi-pundi uang seperti dulu.
Ya. Kemarin ia telah resmi keluar dari sana atas persetujuan hyewon. Namun, karena ulah paman brengseknya, ia harus kembali memohon pada hyewon untuk mempekerjakannya kembali dan sedikit melakukan negosiasi pada pria itu.
Batas waktu membayar uang pinjaman yang di lakukan sian hanya tinggal beberapa jam lagi. Malam ini ia harus segera membayarnya dan jika itu tidak ia lakukan maka ia dan adiknya akan kehilangan rumah itu begitu saja.
Uang yang Sian pinjam bukanlah sedikit dan dia harus segera mendapatkannya siang ini. Tadi malam ia sudah pergi kesana untuk mencari Hyewon , sayangnya pria itu memiliki kesibukan lain hingga Minju terpaksa menundanya pagi ini.
“Lucas!” Minju melambaikan tangannya pada seorang pria bertubuh tegap. Pria itu adalah kaki tangan Hyewon selama ini.
Lucas membalas lambaiannya dan menyuruh Minju mendekat. Suasana Bar saat ini cukup sepi meski masih ada beberapa pengunjung disana yang sibuk dengan pasangan mereka masing-masing.
Ada yang dalam keadaan mabuk dan ada juga yang dalam keadaan habis bercinta. Tapi Minju tidak memperdulikan hal itu karena urusannya jauh lebih penting saat ini.
“Dimana Hyewon?” tanya Minju to the point.
Lucas membulatkan bibirnya, “Hyewon? Yatuhan, aku lupa mengatakan padanya jika kau ingin bertemu. Maafkan aku, Minju. Tapi hyewon sudah pergi meninggalkan New York beberapa jam yang lalu.” Jawabnya penuh sesal.
“W-Whatt? Oh my god…” minju meremas rambutnya frustasi. Wajahnya semakin tampak pucat saat ini, “H-hyewon, apa kau tau kemana dia pergi?”
“Ya. Hyewon pergi ke Paris.”
Paris? Aku tidak mungkin dapat mengejarnya….
“Minju, ada yang bisa kubantu? Wajahmu begitu pucat.” tanya Lucas.
Minju menggeleng pelan. Ia menggigit bibir bawahnya kuat saat merasa sebentar lagi akan segera menangis.
Tanpa menunggu lama ia segera meninggalkan Bar itu. Bagaimanapun ia tidak mau ada yang melihatnya menangis.
Minju berjalan gontai menyusuri jalanan yang begitu ramai dan penuh sesak. Semua orang berjalan cepat, saling berlomba satu sama lain untuk mengejar waktu.
Ya, Times is money. Begitulah anggapan mereka. Tapi saat ini, bagi minju waktu adalah neraka. Semakin berjalannya waktu maka semakin cepat ia menghantarkan diri pada nerakanya.
Waktunya masih tersisa tapi ia tidak dapat melakukan apapun. Hyewon satu-satunya orang yang mungkin dapat membantunya kini tidak bisa di harapkan. Pria itu saat ini tengah melakukan perjalanan yang begitu jauh.
Minju menyeka sebelah pipinya saat air matanya menetes membasahi pipinya. Bayang-bayang wajah kedua orang tuanya melintas tak terkendali.
Wajah pucat Wonyoung kemarin dan eunbi turut membuat kepalanya terasa nyeri hingga akhirnya, ia merasa bumi berputar begitu cepat dan semuanya menjadi gelap.
Author pov end
🌟✨
Minju pov
Bau apa ini? Bau ini sangat mengganggu indra penciumanku. Tunggu, aku kenal bau ini. Ini seperti bau rumah sakit.
Ya Tuhan, apa yang terjadi? Kenapa kedua mataku sulit untuk terbuka dan kepalaku begitu sakit. apa yang terjadi padaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MINE ¦ JINJOO ✔
Romance[18+] Ahn yujin sosok pria kaya raya, dingin, dan juga angkuh bertemu dengan wanita cantik di suatu bar terbesar di kota New York. wanita tersebut bernama Kim Minju, gadis asal korea selatan ini terpaksa bekerja sebagai wanita penghibur demi membiay...