[13] Sebuah rencana

3.3K 258 13
                                    

Bismillah hirrohman nirrohim

Minju pov

Aku berdiam diri di atas sofa dengan pandangan yang terarah kedepan untuk melihat tayangan yang ditampilkan di layar televisi.

Tidak ada yang bisa dilakukannya siang ini karena yujin melarangnya keluar dari apartemennya yang begitu luas. Bahkan di depan pintu utama berdiri beberapa bodyguard.

Yujin seperti mengurung dirinya di apartemen mewahnya. Sejujurnya aku ingin sekali membantah perkataan pria itu jika saja tatapan yujin tidak membuatnya takut.

Steve berdiri tak jauh darinya. Asisten yujin itu sibuk dengan ponsel ditangannya sambil bersenandung. Ya, yujin menyuruh asistennya itu untuk mengawasi dirinya.

Tapi lihatlah perilaku pria itu, asik dengan dunianya sendiri. Kenapa yujin bisa memilih asisten seperti steve ini yang tidak memiliki otot ditubuhnya seperti para bodyguard yang berbadan kekar itu.

walaupun steve tinggi dan memiliki dada yang bidang. Aku jadi meragukan ilmu bela diri yang dimiliki pria itu. Dan juga kemana raut dingin dan tegas yang dikeluarkan steve saat berhadapan dengan yujin tadi??

Aku menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu beranjak dari duduknya. Aku berjalan ke arah dapur dan menuju lemari es lalu mengeluarkan beberapa bahan makanan dari sana.

Aku mengerutkan bibirku saat tidak melihat bahan makanan yang diinginkannya. Lantas, aku berlarian kecil menghampiri steve.

“steve, bolehkah aku membeli keju dan margarin di loby? Karna persediaan di kulkas sudah habis”

Steve menatap minju sambil mengerutkan keningnya. Tiba-tiba saja steve membuka pintu utama. “biar aku saja yang membelinya.” Ucapnya datar sebelum pergi.

Karna perkataan steve barusan, aku mengerutkan alisku lalu mengangkat bahu tak acuh. Aku melanjutkan pekerjaanku yang sempat tertunda untuk membuat Spaghetti Carbonara ala Itali, Masakan sejenis pasta yang begitu aku gemari .

Aku mengambil pisau di meja dan memotong dua siung bawang putih, bawang merah, dan sosis, lalu memasukkan air kedalam panci dengan setengah sendok teh garam dan satu sendok makan minyak goreng. Setelah air mendidih aku mengambil 1 pak spaghetti dan memasukannya ke panci yang berisi air mendidih

Tak lama steve datang dengan sekantung plastik kecil. Pria itu menyerahkan kantung tersebut. “Ini pesananmu, nona.”

Aku menundukkan wajahku sedikit sambil tersenyum tipis. “Terimakasih..” steve tersenyum tipis lalu membalikkan tubuhnya.

Selama menunggu spaghetti itu matang, aku menumis bawang yang dipotongnya tadi dengan sosis, sebelumnya aku memanaskan margarin lalu memasukkan susu cair, garam, dan merica hitam kasar.

Aku beralih pada panci disampingnya lalu mengangkat spaghetti itu. setelah itu aku mamasukkan spaghetti dan keju yang sudah diparut kedalam wajan kemudian mengaduknya hingga rata. Aku mematikan api lalu memasukkan kuning telur dan menyalakan api kembali. Setelah selesai aku meletakkannya diatas piring.

Setelah udah siap aku pun mencicipi pasta buatanku lalu tersenyum puas saat rasanya tidak mengecewakan. Aku berjalan kearah lemari es lalu mengeluarkan buah strawberry dan es batu.

Aku terlonjak kaget saat melihat yujin berdiri diambang pintu sambil bersidekap. Aku menatap yujin yang menghampiri dirinya “Maaf Yujin, Aku lancang menggunakan dapurmu.” Gumamku lirih.

Yujin meletakkan kedua tangannya pada saku celananya. Ia berdiri di depan minju sambil menundukkan wajahnya.

“Lakukan apapun yang kau mau, sayang.” Bisiknya sambil membawa minju ke dalam pelukkannya. sekilas Yujin mengecup puncak kepala minju.

BE MINE ¦ JINJOO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang