[18] Perasaan Terbalas?

2.9K 217 9
                                    

Yujin berjalan dengan sempoyongan, hatinya terus mengumpat saat omongan papanya terus berkeliaran dalam pikirannya. Ia masih tak terima, dengan omongan papahnya untuk meninggalkan minju dan memaksanya untuk menerima perjodohan itu.

Entah darimana perasaan itu muncul, ia semakin tidak rela untuk meninggalkannya. Setiap hari selalu bersamanya, menemaninya, dan membuatkanku sarapan. membayangkan hari hari selanjutnya tanpa minju, membuatku frustasi.

Langkah demi langkah yujin telah sampai di depan apartemennya, ia menghela nafasnya pelan,

KLEKK

Yujin memasuki apartemen tersebut, cahaya remang-remang itu memenuhi indra penglihatannya, berjalan dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara, ia yakin 100% wanitanya itu sedang tertidur, mengingat sekarang sudah jam 2 dini hari.

"hahhh,, aman" guman yujin saat melihat ruang tengah apartemennya Terasa sepi.

Kresss kresss

Bunyi plastik itu terdengar pelan, walaupun samar tapi yujin masih bisa mendengarnya. Ia memfokuskan pendengarannya, ia yakin suara itu berasa dari dapur apartemennya.

Berjalan mengendap-ngendap menuju dapur dengan pandangan yang begitu fokus kedepan karna suasana yang sangat gelap. Saat hampir tiba di dapur, yujin melihat wanita dengan rambut panjang yg sedang membelakanginya, seperti sedang melakukan sesuatu.

Minju, nama itu terlintas dalam benaknya. Perempuan berparas cantik itulah yang mampu meruntuhi pertahanan hatinya, yang awalnya ia berjanji tidak akan menjatuhkan hatinya pada wanita tersebut. Tapi kini, ia telah termakan oleh omongannya.

Yujin berjalan perlahan menuju wanita tersebut dan saat sudah berada tepat dibelakangnya, ia peluk erat pinggangnya dan menaruh dagunya ke bahu wanita tersebut.

"yanggg,, kamu ngapain pagi-pagi didapur? Gak tidur?" tanya yujin yang masih memeluk wanita itu dengan erat.

Bisa dirasakan olehnya, wanita itu terkejut dengan pelukan yang tiba-tiba, "o-oppa!" cicit wanita tersebut.

Kini, gantian yujin yang kaget. Awalnya ia mengira kalo wanita yang ia peluk itu minju tapi, saat mendengar suaranya, ia yakin wanita yang dipelukannya itu bukan minju. Karna, suaranya berbeda.

Yujin melepas pelukannya, memengang bahu wanita tersebut dan membalikannya.

"wonyoung!!! Ngapain kau kesini?!" tanya yujin kaget.

Wonyoung tersenyum canggung, "aku merindukan eonniku, oppaa. Makannya aku kesini"

"lalu, minju kemana? Apa dia udah tidur?" tanya yujin

Wonyoung mengangguk, "minju eonni baru saja tidur,, sedari tadi eonni menunggu oppa pulang, bahkan aku sudah memaksanya untuk tidur tapi minju eonni sangat keras kepala, dia tetap kekeh untuk menunggumu pulang. Dan untung saja, aku menemukan obat tidur ini didalam lemari itu, aku terpaksa memasukan obat itu kedalam minumannya agar eonni tertidur. Jika aku tidak melakukannya, pasti sampai saat ini minju eonni masih terjaga" jelas wonyoung panjang lebar

Yujin menghela nafasnya lega, untung saja ada wonyoung disini. Kalo saja wonyoung tidak ada, pasti wanita itu akan menanyakannya tentang kemana saja ia pergi hari ini dan kenapa aku tidak menghubunginya seharian.

"terus kamu ngapain kesini? Apa kau tidak mengantuk?"

"ngantuk sihh, cuma perutku tidak mengijinkanku untuk tidur, dia terus berbunyi sampai-sanpai aku kesal padanya" balas wonyoung seraya mengkerucutkan bibirnya.

Yujin terkekeh pelan,"apa masih ada bahan untuk diolah? Perasaan saat tadi pagi aku mengecek, persedian bahan makanan telah habis"

"iya sih oppa benar, persedian bahan makanan disini memang sudah habis. Tapi, aku masih punya ini,, setidaknya aku bisa menganjal perutku hingga pagi" ujar wonyoung seraya mengancungkan sebungkus mie ramen kearah yujin.

BE MINE ¦ JINJOO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang