chapter 6

7.5K 533 39
                                    

"Yakin Thal mau sekolah? Gak capek apa?" tanya Satria menyuapkan sesendok nasi.

Hari senin, tentu hari dimana setelah hari minggu. Athala baru saja menyelesaikan perkemahan itu malam senin dan hari seninnya sudah masuk lagi, gak ada toleransi buat libur. Bahkan anak anak kelas 10 pun tidak diliburkan, jadi mau gak mau Athala harus sekolah, apalagi ada beberapa hal yang akan pembina ucapkan pada anak anak osis.

"Yakinlah kak, gua ketua Osis. Gak ada dari sananya ketua osis bolos," katanya seenaknya.

"Kenapa gak ada libur sih? Kan baru aja ada kegiatan bahkan pulang malam, masa esoknya harus sekolah," gerutu Satria.

"Kebijakan dari sananya, yaudahlah yang sekolah bukan cuma gua kak, anak anak kelas 10 juga sekolah kok," jelasnya.

"Lagian kalau izin sehari gak papa kali, gak akan dipecat juga," kekehnya.

"Itu sih kata lo," ketus Athala dengan kesal. Bagaimana tak kesal, dengan seenak jidatnya saja Satria menyuruh Athala izin, padahal Satria juga dulu mantan ketua Osis, tapi bobroknya masyaallah.

"Benerkan? Gua gak salah kan?" tanya Satria.

"Iayain Kak biar cepet," balasnya.

"Bukan apa-apa, pasti banyak kan anak anak osis yang gak sekolah. Pasti capeklah mereka apalagi jadi panitia," jelas Satria, gini gini Satria juga pernah mengalami. Bahkan tak tidur 2 malam Satria mengalaminya.

"Ada hal yang akan pembina bicarakan, mau digajih kali gua," kekehnya.

"Gaya lo gaji, lo pikir lo Ceo." Tonyor Satria.

"Yaudahlah pokonya gua mau masuk sekolah. Kalau gua gak masuk, ekor ekor gua pasti gak akan masuk. Bisa kena amuk pembina gua," jelas Athala. Iakanlah ucapan Athala karena memang pernah menjadi kenyataan.

Dulu, setelah acara sekolah yang harus bermalam disekolah, dan besoknya Athala gak masuk gara gara kena demam, Adam, Galang dan Iqbal ikut ikutan gak masuk dengan alasan gara gara Athala. Dan besoknya lagi mereka disidang oleh pembina Osis karena meninggalkan tanggung jawab dan kena omel wali kelas karena absen masal.

"Yaelah, gak usah bilang kalau lu gak masuk, gua tau lo pasti capek banget kan?"tanya Satria.

Satria paham bertapa capeknya Athala, bahkan sehabis sampai rumah Athala langsung tidur tak mandi tak makan dan bangun bangun subuh.

"Bodo amat ah, tanggung jawab gua masih banyak disekolah," kekehnya.

"Yaudahlah serah."

Ngomong ngomong soal Fatah, papah 2 orang anak itu sudah pergi kekontor sejak pagi sekali dan meninggalkan sarapan paginya.

***

"Gua kira lu gak sekolah Thal," kata Iqbal ketika melihat Athala memasuki kelas mereka.

"Emang kenapa?" tanya Athala.

"Udah siang baru datang," kata Iqbal.

"Masuk lah gua dirumah juga mau ngapain," katanya. Iqbal manggut manggut.

"Athala, Yara kalian dipanggil Pak Pratama nanti istirahat kedua dan setelah itu anak anak Osis dipanggil keruangan Osis," kata Vara sambil membaca pesan yang Pak Pratama kirim.

"Oke," balas Athala dan Yara.

"Si Adam mana Var?" tanya Athala.

"Ko nanyain Adam kegua? Kan rumahnya deketan sama lo," ketus Vara. Athala ini hobbi menjahili kembara Yara itu.

"Siapa tau aja lo tau."

"Diem deh. Gua jodoin lo sama Yara mau lo," kesalnya.

"Ko bawa-bawa gua."

ATHALA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang