Setelah berapa lamanya mereka menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai direst area untuk menunaikan sholat subuh. Sampai Jogjanya mungkin 2 jam atau sejam setengah lagi. Tapi pihak guru memilih untuk menunaikan sholat subuh terlebih dahulu dari pada kelewat,kan dosa.
"Udah sampai?" tanya Athala dengan suara seraknya, ada Yara yang juga baru bangun dari tidurnya.
"Pegel banget," ringis Yara.
"Ya, sholat gak lo?" tanya Sasa yang semangat gak ada capenya, berbeda dengan Naya yang dipapah oleh Iqbal karena mabok berat.
"Vara mana?"
"Udah kebawah sama yang lain," balas Sasa.
"Yaudah bentar gua bawa alat sholatnya dulu." Sasa mengangguk.
"Ayo," ajak Yara setelah berhasil membawa mukenanya. Athala hanya mengangguk dan membawa sarung yang sempat menjadi pembungkus badanya karena kedinginan.
Mereka bertigapun beriringan keluar bus,dan benar saja sudah banyak anak anak yang turun dari Bus.
"Perjalananya masih lama ya?" tanya Sasa pada Yara yang menggelengkan kepalanya.
"Gak tau, gak kerasa gua tidur terus," kekeh Yara.
"Lo sama Athala emang tidur mulu," balas Sasa.
"Itu mereka," unjuk Sasa. Sasa, Athala dan Yarapun menghampiri mereka yang lagi terduduk. lagi pula adzan subuh belum berkumandang.
"Si Naya kenapa?" tanya Yara yang melihat Naya yang bersandar pada bahu Iqbal.
"Lo tidur terus, temen mabok aja gak tau," lirih Naya.
"Sorry deh, lokan tau gua pelor hehe lagian biar nanti waktunya jalan jalan gua fit," balas Yara.
"Iain"balas Naya.
Athalapun terduduk disebelah Adam yang kosong."Kenapa lo? Lesu banget?" tanya Adam.
"Gak enak banget badan gua," balasnya dengan suara yang serak.
"Kenapa? Lo demam?"
"SiAthala dari awal juga udah sakit Dam," adu Yara yang memang tau keadaan Athala dari awal.
"Kenapa lo gak bilang?"
"Gak usah lebay Dam," kesal Athala.
"Yaudah. Mau cari yang anget gak?" tawar Galang yang juga khawatir. Tubuh Athala memang cepat tumbang, mereka tau sendiri.
"Gak usahlah," tolaknya.
"Kita cari yang anget deh yu, lagian adzan subuh masih 20 menit lagi," ajak Adam.
"Gak usahlah."
"Lo gak usah bandel, sekali lo nolak gua telpon bokap lo buat jemput lo," ketus Adam. Athala menghela nafas.
"Yaudah.."
"Kalian juga ikut yuk." cewek-cewek mengangguk.
Merekapun beriringan kewarung yang berada disekitar mesjid.
"Kalian mau?" mereka menggelengkan kepalanya
"Pesen buat Naya Lang," Galang mengangguk dan memesan teh anget untuk Athala dan Naya.
Setelah teh anget datang Athala dan Nayapun meminumnya dengan hati hati karena tehnya anget.
"Lo mau diobat gak? Lo masuk angin atau gimana?" tanya Adam pada Athala.
"Udah diobat pas berangkat, dari rumah gua emang udah ngerasa gak enak, lagi flu juga. Gak usah khawatir dam nanti gua minum obatnya kalau udah sarapan," katanya. Adam menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA || END
Teen FictionTETAP VOTE WALAU SUDAH TAMAT YA (Belum di Revisi) "Untuk menjadi luar biasa itu perlu jam terbang yang teruji." Athala Radika Cyrano.