Athala dan Satria sedang makan malam, mereka sedang menunggu Fatah yang sedang berada diperjalanan.
"Minum susunya Tha." Athala mengangguk.
"Tha, kalau Papah punya cewek lagi lo setuju gak?" tanya Satria. Athala menengok.
"Setuju-setuju aja kalau dia baik dan menerima kita," ujarnya.
"Gua pengen punya Mamah lagi, gua juga kasian sama Papah yang capek ngurus pekerjaan ditambah ngurusin kita," lanjut Athala
"Ya walaupun Mamah gak akan tergantikan, sih." Satria mengangguk mendengar pertuturan dari sang adik.
"Gua juga.gua juga tau papah pasti kesepian banget, lo juga pasti kesepian apalagi gua kuliah. Sebentar lagi juga gua udah harus kuliah lagi," jelas Satria.
"Heem. Gua juga kangen banget dimasakin sama Mamah."
"Nanti kita minta aja sama Papah, gimana kak?" tanya Athala.
"Coba lo ngomong." Athala mengangguk dan mengacungkan jari jempolnya.
"Hayoo ini lagi pada ngomongin apa?" tiba-tiba Fatah datang dengan membawa tas kerjanya. Fatah langsung menyimpannya dan duduk dikursi meja makan.
"Gak ngomongin apa-apa kok Pah cuma becanda sedikit. Ya gak kak?" Satria mengangguk
Mereka berduapun menyalimi punggung tangan Fatah. Setelah itu Fatah mengecek suhu tubuh Athala dengan meletakan punggung tangannya dikening Athala
"Kenapa Pah?" tanya Athala heran.
"Gak pusing?" Athala mengelengkan kepalanya setelah itu kembali melanjutkan makannya.
"Kata kakak kamu, kamu mimisan. Papah paniklah takut kamu kenapa-napa," ujar Fatah.
"Gak papa, Papah. Mungkin karena kacapean aja," balasnya.
"Ia Pah mungkin Athala kecapean. Gak akan ada orang sakit banyak bicarakan, kan?" kekeh Satria.
Setelah itu, Fatah izin untuk membersihkan badannya terlebih dahulu. Setelah sudah Fatahpun bergabung dengan Satria dan Athala yang sedang menonton televisi.
"Gak pada ngerjain tugas?" Athala menggelengkan kepalanya.
"Ada. Nanti aja," katanya.
"Kaka enggak ada?" tanya Fatah.
"Udah aku kerjain tadi siang Pah." Fatah mangguk-mangguk..
"Athala jangan sampe lupa, kerjain tugasnya." Athala mengangguk
"Tanggung ini lagi seru. Nanti deh."
Merekapun hanyut dengan nontonan televisi, sesekali mereka tertawa renyah.
"Papah, papah gak ada niatan buat nikah lagi apa?" tanya Athala. Fatah terdiam, ia tak mengerti mengapa Athala menanyakan hal sesensitif ini.
"Emang kenapa Athala?" tanya Fatah.
"Emang Papah gak kesepian?Athala aja kesepian," katanya
"Athala mau punya Mamah baru?" Athala mengamgguk.
"Bolehlah Pah,asal baik sama Papah, sama Athala sama kak satria. Secepatnya ya, Pah," pinta Athala
"Kamu ini ada-ada saja, kamu pikir gampang," Kata Fatah. Athala hanya terkekeh malu.
"Kan biar Athala ada temen, Pah. Nanti kak satria kuliah, Papah kerja terus Athala sendiri."
"Alah kamu kan jarang dirumah juga," Kata Fatah.
"Ia sih.. ya tapikan sesekali aku dirumah ko."
"Yaudah nanti papah usahain jika Athala sama Kak Satria mau mamah baru." Merekapun mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA || END
Teen FictionTETAP VOTE WALAU SUDAH TAMAT YA (Belum di Revisi) "Untuk menjadi luar biasa itu perlu jam terbang yang teruji." Athala Radika Cyrano.