Kak Satria: udah jam setengah 6 lu belum pulang,gua jemput.bomet"
Athala menghela nafas ketika kembali mendapat pesan dari satria yang menurutnya adalah teror.
"Kenapa?" tanya Galang.
"Kena teror babang," ketusnya.
"Dah disuruh pulang?" tanya Adam yang baru saja masuk ruangan.
Athala mengangguk. "kakak gua protek banget, gua jadi gak enak sama lo pada," jelasnya.
Seluruh anggota osis memang sudah ada diruang osis untuk membicarakan persiapan tadi.
"Kalau udah disuruh pulang,p ulang aja. Yang lain juga sebagian udah pulang. Ini aja udah sore kita pulang," jelas Vara.
"Dih kan masih banyak yang belum diurus, Var. Mana mungkin gua pulang gitu aja, lepas tanggung jawab?"
"Lo baru sembuh. Gua gak mau ngambil resiko kalau lo sakit lagi, udah tau badannya nakal," ucap Yara sekarang
"Cihuy si Yara perhatian sekarang," goda Iqbal
"Bomat," ketus Yara tak menanggapi ucapan Iqbal
"Bukan perhatiaan. Gua cuma gak mau kalau tanggung jawab Osis jadi sepenuhnya tanggung jawab gua kalau siA thala sakit lagi," jelasnya.
"Yaudah ini gimana? Udah mau magrib lagi," kata Naya.
"Yaudah. kita semua pulang aja, urusan yang belum selesai. Besok kita kesekolah pagi, jam 5-anlah kurang lebih." Sebagian dari mereka mengangguk.
"Yaudah setuju," kata Vara
"Seperti biasa pake kaos Osis yang biru dulu buat besok, jangan lupa sarapan. Dan thanks ya," jelas Athala. Mereka mengangguk dan segera pulang kerumah masing-masing.
"Pulang sama siapa?" tanya Athala pada Yara.
"Sama Vara!" balas yara.
"Naik?"
"Vara bawa motor, kenapa?" tanya Yara.
"Nanya doang."
"Gua kira mau ngajak pulang bareng," Ucap Yara. Athala terkekeh mendengar ucapan Yara.
"Mau banget ya sama gua?" Yara melotot jengah.
"Meles."
"Gak usah pura-pura gitu deh, nanti kita pulang bareng kalau gua bawa kendaraan. Hari ini gua gak bawa," ucap Athala.
"Bodo amat gua duluan Byeee," pamit Yara yang langsung pergi bersamaan dengan Adam yang menghampiri Athala.
"Makin deket aja lo sama Yara?" Dengan nada yang tak suka tentu saja.
"Gak deket cuma ngobrol doang," balas Athala.
"Kayaknya lo suka sama dia?tanpa lo sadari sih." Athala terkekeh.
"Gak usah ngaco deh, Dam. Mana ada gua suka sama Yara."
"Gua pegang ucapan lo kalau lo gak suka sama dia!" Athala berdehem.
"Pulang sama gua gak?" tanya Adam.
Athala menggelengkan kepalanya. "Gua sama Satria, udah dijalan," Katanya.
Adam mengangguk. "Tungguin jangan?"
"Gak usah lo duluan aja."
"Yaudah. Gua duluan ya." Athala mengangguk dan membiarkan Adam pergi dari sini.
"Gua suka sama Yara? Mana mungkin?"
"Nggak gua gak suka dia! Dan gak akan pernah suka."
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA || END
Teen FictionTETAP VOTE WALAU SUDAH TAMAT YA (Belum di Revisi) "Untuk menjadi luar biasa itu perlu jam terbang yang teruji." Athala Radika Cyrano.