"Gimana keadaan lo?" tanya Yara.
Ah iya, Yara datang menjenguk bersama dari perwakilan anak Osis untuk menjenguk Athala yang sudah 2 hari tidak sekolah karena insiden kemarin.
Tadinya Yara menolak keras saat Pak Pratama meminta Yara untuk menjenguk Athala, namun karena dengan paksaan pak pratama akhirnya Yara bersedia dengan sangat terpaksa sedangkan Adam yang sedang mengobrol dengan Fatah dibawah.
"Seperti yang lo liat," balasnya.
Yara menoleh pada kaki Athala yang masih sedikit bengkak itu,dia meringis."Udah dibawa kerumah sakit?" Athala mengangguk.
"Apa kata dokter?" tanya Yara yang mulai kepo.
"Kaki sama bahu gua gak papa cuma emang harus diistirahatin dulu." Yara mangguk mangguk.
"Semoga cepet sembuh deh, kita akan study tour lo," ujar Yara
"Iya?" Yara mengangguk dengan tersenyum.
"Heem. Makanga cepet sembuh pasti nyesel kalau gak ikut."
"Gua bakal ikut ko Ra. Lagiankan gua gak papa, cuma ya emang demam sedikit semalem sih," tuturnya.
"Gua mah badan doang yang bagus, tapi ya gini gampangan sakit." Lanjutnya
"Oh ya?" Athala mengangguk.
"Bawaan dari lahir?" tanya Yara.
"Heem bawaan." Yara mengangguk lagi.
"Yaudahlah gak papa. Hati hati jaga diri aja,jaga kesehatan. Kalau emang lo pinter jaga kesehatan, penyakit juga gak bakal betah," jelas Yara.
"Ia Ra. Hem thanks ya udah jenguk masih jam sekolah lagi."
"Gua sama Adam, tapi Adam dibawah sama om Fatah."
"Lo tau nama papah gua?" Yara mengangguk.
"Bahkan gua gak percaya itu papah lo, gua kira kakak lo malu gua didepan papah lo," kekeh Yara ketika mengingat peristiwa tadi sebelum ia masuk kedalam rumah ini.
"Emang kenapa?"
"Gua manggil papah lo kakak."
"Segitu awet mudanya bokap gua sampe dibilang kakak sama lo, tapi sama kak satria ketemu?"Yara menggelengkan kepalanya.
"Yaudah deh."
Ceklek
Adam dan Fatahlah yang membukan pintu itu, mereka menghampiri Athala dan Yara.
"Gimana sob? Enak rengkasan sidia?" sindir Adam menepuk bahu Athala yang tak terluka.
"Sialan lo bangke," umpat Athala.
"Jangan gitu Athala, papah gak pernah ngajarin kamu mengumpat," ujar Fatah dengan aura yang dingin.
Sedangkan Yara dan Adam hanya terkekeh pelan."Ia maaf Pah. Lagian Adam yang mulai ko."
"Yeee nyalah nyalahin gua." kesal adam.
"Selalu aja nyalahin orang. Nak Yara maklum aja ya Thala emang gitu," kekeh Fatah.
"Gak apa apa ko Om," kata Yara dengan senyuman.
"Yaudah Thala Papah harus kekantor, gak papa ditinggal?" Athala mengangguk.
"Kak satria ada?"
"Lagi benerin ponsel dulu nanti pulang."
"Yaudah deh Pah gak papa."
"Kalian om tinggal ya." Adam dan yara mengangguk.
Fatah mengecup singkat dahi Athala"Baik baik, papah pulang demamnya harus turun," Kata Fatah

KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA || END
Teen FictionTETAP VOTE WALAU SUDAH TAMAT YA (Belum di Revisi) "Untuk menjadi luar biasa itu perlu jam terbang yang teruji." Athala Radika Cyrano.