chapter 16

6.5K 532 57
                                    

Seperti yang telah direncanakan, rombongan SMA Pelita akan segera pulang keJakarta pada malam hari yang kemungkinan tiba keJakarta pada subuh hari.

Dan ya tinggal 3 jam-an lagi mereka menunggu tiba diJakarta. Mereka sedang beristirahat direst area.

Athala menyandarkan bahunya dibahu tegap milik Adam. Adam yang akan diam apapun yang Athala lakukan. Adam sayang Athala sebagai kakak sepupunya dan sahabatnya.

"Lo kenapa?" tanya Adam.

"Pengen tiba di Jakarta,udah pegap banget di bus," katanya dengan lirih.

"Lo duduk sama gua kalau gitu, gua tau lo sakit lagi, kan?" tanya Adam.

Melihat tubuh lemas dan mata sayu Athala membuat Adam yakin bahwa Athala kembali sakit.

"Biar kalau ada apa-apa gua langsung tau." Athala mengangguk.

Dari pada merepotkan Yara mending merepotkan Adam yang sering direpotkan olehnya. Selama dibus, Athala sudah beberapa kali merepotkan Yara.

"Minum vitamin gak sih? Udah beberapa kali lo tumbang," ujar Adam.

"Udah. Rasanya pengen rebahan dikasur empuk gua," lirihnya.

"Sabar. 3 jam-an lagi mungkin sampe. Semoga aja gak macet," balas Adam. Athala mengangguk.

"Lemah banget sih tubuh gua," katanya.

"Enggak. Emang dari awal lo lagi gak sehat makanya jadi kayak gini. Kalau dari awal gak sakit mungkin gak kayak gini," jelas Adam.

Setau Adam, jika Athala sudah merasa gak enak badan itu harus segera diistirahatkan, jika tidak ya seperti ini contohnya, tumbang beberapa kali dan akan sulit untuk sembuh. Walau itu flu sedikitpun akan berlanjut lama jika dibiarkan.

"Nanti gua laporan deh sama Papah lo,biar langsung dibawa keRumah sakit buat periksa."

"Gak usah lah, Dam. Kasian gua liat Papah khawatir terus sama gua."

"Cukup kemarin aja Bu Endah yang bilang asma gua kambuh, Papah gua panik sampe bilang mau nyusul. Gua gak mau lagi," jelas Athala.

"Ya namanya juga orang tua, pasti paniklah denger anaknya sakit, apalagi jaraknya lagi jauh," ucap Adam.

"Udah gak usah laporan gua gak mau dia panik, nanti aja gua bilang sendiri kalau gua lagi gak sehat."

"Gua males berurusan sama dokter. Gua juga heran kenapa asma gua kambuh, perasaan gak pernah kambuh lagi setelah gua remaja."

"Kecapean," kata Adam. Athala manggut-manggut.

"Badan gua lemes banget, lunglai gak ada tenaga. Sumpah,gua pengen tiba di Jakarta."

"Ia makanya sabar. Ini udah mau berangkat lagi."

Athala terdiam.

"Gua sama Adam ya, Ra," kata Athala setelah naik Bus.

"Kenapa?" tanya Yara, Athala mengangguk.

"Boleh. Gua gak mau ngerepotin lo terus."

"Yaampun Athala, ya gak papalah." Athala tersenyum.

"Gua sama Adam aja, lo sama Vara."

"Var, gua sama Adam ya." Vara menoleh.

"Ouh boleh." Varapun pindah ketempat Yara dan Athala ketempat Adam.

"Dideket jendela, Tha. Biar tidurnya agak enakan." Adam pindah tempat dan membiarkan Athala duduk didekat jendela.

Adam melihat Athala memijit keningnya. "Lo tidur aja, biar gua yang pijitin."

ATHALA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang