"Lo ngambil jalur oprasi?" tanya Papah Adam.
Fatah mengangguk. "Udah gak ada cara lain. Gua gak mau terus terusan nyiksa anak gua dengan kemoterapi. Kemoterapi sangat sakit buat dia," ujar Fatah.
"Athala udah gak bisa jalani kemoterapi?" tanya Lapah Adam lagi.
"Tubuhnya udah gak bisa nerima obat-obatan kemoterapi. Kemoterapi kedua terpaksa diberhentikan, dan dokter nyaranin gua buat ngambil jalur oprasi transplasi tulang sumsum belakang," jelas Fatah.
"Gua ada kenalan orang Jerman. Mau coba?"
"Gua lagi masa sulit. Sebentar lagi Satria keSingapur. Biara operasi disini aja udah miliar, apa lagi disana," jelas Fatah.
"Gua bisa bantu, asal Athalanya sembuh."
Fatah menggelengkan kepalanya. "Dokter disini bisa menjamin kesembuhan Athala dengan Oprasi."
"Efek operasi itu fatal."
"Ya terus mau gimana?percuma jika Athala gua kirim keJerman, kemo disini aja tubuhnya udah nolak. Gimana disana?"
"Yaudah. Gua terserah lo, lo bokapnya."
"Thanks sebelumnya." Papah Adam mengangguk.
***
"Pah, Kapan Athala bisa bangun?" tanya Satria yang kini sedang menemani sang adik yang masih betah memejamkan matanya.
Fatah menggelengkan kepalanya. "Dokter akan menjalani Oprasi buat membasmi kanker Athala, sebelum semuanya terlambat," jelas Fatah
"Operasi?" Fatah mengangguk.
"Papah serius?"
"Ia kenapa enggak? Apapun akan Papah lakukan buat kesembuhan Athala, kak."
Satria menunduk, Dia tau Fatah menyimpan beban besar dari dirinya, terlihat dari mata Fatah.
"Soal biaya?" tanya Satria.
"Berapapun biayanya akan papah cari, uang bisa didapatkan, tapi nyawa adikmu lebih utama," jelas Fatah.
"Maafin Satria belum bisa bantu Papah, Satria masih jadi beban buat Papah. Satria janji, suatu saat nanti akan membalas ketulusan Papah, walaupun Satria gak bisa membalas semuanya, tapi Satria janji buat Papah bahagia," jelas Satria.
"Terus belajar, buat Papah bangga, ya?" Satria tersenyum.
"Makasih Pah." Fatah mengangguk dan tersenyum.
"Doain adikmu. Athala butuh doa kita."
"Pasti Pah. Athala adik Satria, Satria juga tidak mau Athala pergi diwaktu yang dekat. Satria masih banyak salah sama Athala, Satria masih mau bareng-bareng sama Athala. Satria sayang sama Athala, walaupun Satria jarang memperlihatkan kasih sayang kepada Athala."
"Papah percaya kamu kakak yang baik, Papah bangga sama kamu udah berhasil jadi kakak yang baik dan bertanggung jawab seperti kamu. Setidaknya papah gak gagal mendidik kamu." Satri tersenyum.
"Didikan Papah selalu yang terbaik buat Satria. Papah itu terlalu kuat buat Satria dan makasih udah membuat Athala juga kuat menghadapi hidup," ucap Satria.
"Anakmu ini selalu dipercundangi dunia, Pah. Tapi karena Papah, Satria kuat dan Satria juga yakin, Athala juga kuat karena mempunyai Papah yang kuat." Fatah tersenyum
"Makasih, Nak." Fatah memeluk Satria.
"Pah, jika memang kondisi keuangan kita lagi kritis. Satria bisa berhenti kuliah kok," ucap Satria ketika pelukannya sudah terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA || END
Teen FictionTETAP VOTE WALAU SUDAH TAMAT YA (Belum di Revisi) "Untuk menjadi luar biasa itu perlu jam terbang yang teruji." Athala Radika Cyrano.