❄ 1. Day-1 School ❄

329 81 196
                                    

Senin. Hari yang ditakuti oleh seluruh siswa Mahatma. Tapi, tidak untuk saat ini. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang. Kondisi belajar mengajar belum diterapkan. Siswa berhamburan untuk mengelilingi sekolah mencari namanya yang terpampang di depan pintu kelas.

Gadis dengan rambut yang dicempol asal berlarian menuju kerumunan siswa-siswa di depan kelas XII IPA 3.

"Huh, huhh ada nama gue gak, sih?" ucapnya sambil ngos ngosan.

Alea lalu menarik satu persatu siswa dari kerumunan itu. Pasalnya, banyak siswa yang sudah melihat daftar nama namun masih saja berdiam di depan pintu kelas.

" Woy, kalo udah ya minggir! Gue mau liat!

Tapi nihil. Tak ada yang mendengarnya. Hingga akhirnya dia keluar menjauh dari kerumunan itu. Saku roknya bergetar menandakan ada pesan masuk.

Tringg

Papi
07.01
Kamu di kelas XII IPA 1. Bersama teman-temanmu lagi. Sudah papi atur. Jangan membuat keributan!

Alea tersenyum tipis. Walau hubungannya kurang baik dengan sang papa, tapi ia tahu papanya akan selalu menuruti keinginannya.

------------------------------

"Gantian dong, Na. Gue juga pengen duduk sama Lea," rengek Karin, salah satu sahabat Alea. Salah satu anggota gengnya juga.

Mereka kini sudah berada di kelasnya. Pojok adalah pilihan mereka untuk tempat duduk. Karena, disana mereka bisa tidur saat belajar, ngegibah, nyontek, tanpa terlihat langsung oleh guru. Ya, walau pun akhirnya ketahuan juga, sih.

"Na, plisss...." Karin menggoyang goyangkan lengan Dienna agar mau beranjak dari duduknya.

"Lo kan dari kelas 10, Na. Gue belum pernah." Karin terus menggoyangkan lengan Dienna.

"Ngalah sama adek kecil kek, dasar lonte!" kesalnya sambil mencengkram lengan Dienna.

Dienna melepas cengkraman lengan Karin yang itu. "Lepas bego. Jiji!"

Memang seperti ini kehidupan mereka. Jarang akur, berkata kasar, berjiwa barbar, dan berhati ambyar. Eh nggak, itu mah authornya yang ambyar hehe.

Namun, mereka saling menyayangi satu sama lain. Walau di mulut tidak mengiyakan, namun hati dan sikap mereka menunjukan akan rasa kasih sayang seorang sahabat. Alea bersyukur bisa berteman dengan orang-orang yang barbar diluar, namun baik didalam.

"Gue duduk sama Qila. Ngeri lo berdua udah gila," ujar Alea sembari melangkah keluar kelas.

Alea menengok sebentar ke arah sahabatnya yang masih melongo menatap dirinya.

Memang gila.

"Mau kantin gak?!"

Dienna, Karin, dan Qila langsung mengangguk cepat.

"MAUUU!!" ucapnya bebarengan.

Mereka berempat langsung menikmati makanannya saat sudah berada di kantin. Tak heran lagi bila semua mata tertuju pada mereka. Gadis-gadis ini memiliki wajah yang cantik, manis, body goals, dan terkesan lugu. Namun, lain lagi jika mereka sudah diajak bicara. Pasti jiwa barbarnya keluar. Seperti sekarang ini.

My Cold King ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang