❄ 21. Dingin, tapi sayang ❄

107 31 51
                                    

Semakin hari, hubungan Alea dengan Giffard belum bisa dikatakan membaik. Dalam seminggu ini, ia hanya bisa melihat kekasihnya itu dengan sekilas sekilas atau jika saat berpas pasan saja. Giffard juga sudah tidak pernah mengajaknya berbicara, atau sekedar menelpon saja sudah tidak pernah. Bila Alea mengiriminya pesan, pasti tidak pernah lelaki itu balas.

Setiap hari Alea diantarkan pulang oleh Regan. Pasalnya, Alea sudah tidak dapat melihat Giffard lagi jika saat jam pelajaran berakhir, alhasil Regan lah yang turun tangan untuk menjaga Alea.

Alea kini tengah mendapat hukuman dari gurunya dikarenakan ia tertidur lagi di kelas. Memikirkan Giffard semalaman membuatnya kurang tidur. Gadis itu terpaksa harus membersihkan gudang sekolah.

"Kotor banget, katanya sekolah favorit." gerutunya.

Gadis itu kemudian mengangkat satu persatu kursi yang tersimpan tak beraturan, menjadi tersusun rapi. Setelah itu ia membersihkan setiap sudut yang berdebu dengan kemoceng.

"Kalo disini bersih, enak juga buat tempat bolos." kekehnya.

Alea mendudukkan bokongnya di kursi yang sudah ia susun rapi, sejenak ia memejamkan matanya. Namun tiba tiba ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat.

Itu siapa ya?

Jangan jangan hantu!

Mbu, tolong Lea!

Gadis itu terus berkutat dengan hatinya. Sampai, ada seseorang yang membuka pintu gudang.

"Eh, Pay rapi ini!" ucap lekaki itu setelah meneliti gudang yang sangat rapi.

Lelaki itu pun berjalan memasuki gudang, dan betapa terkejutnya ia mendapati seorang gadis tengah duduk sambil tersenyum kikuk padanya.

"Lah? Kok lo disini?" tanya lelaki itu heran.

"Biasa, rebahan." jawab Alea asal sembari cengegesan tidak jelas.

Tak lama senyumannya pun luntur saat melihat seorang lelaki yang baru saja masuk dan berdiri di belakang Danny.

Alea terus memandangi Giffard. Begitu pun sebaliknya. Ingin rasanya Alea berteriak dan memeluk Kingnya saat ini juga, namun tatapan datar Giffard mengurungnya segala niatnya itu.

"Mau ngambil barang dari sini aja? Udah rapi lumayan, jadi gampang nyarinya." ujar Danny.

Giffard hanya mengangguk sambil menjelajahi seisi gudang.

Alea yang merasa diacuhkan akhirnya menunduk lesu, dan merasa malu. Walau keringat membanjiri pelipisnya, namun gadis itu tak menghiraukannya sama sekali.

"Lea, baju lo basah banget. Lo abis beresin gudang?" tanya Danny.

Alea mengangkat kepalanya dan menggeleng cepat. "Engga, kok. Disini gerah, jadi keringetan."

Giffard beralih menatap gadis itu. Kemudian, lelaki itu berjalan mendekati sahabatnya.

"Bawain data barang-barang disini."

Danny pun mengangguk dan berjalan keluar gudang.

Alea yang diberi waktu berdua dengan Giffard kini merasa gugup. Seharusnya ia bahagia, sebab sudah lama sekali ia dan Kingnya tidak menghabiskan waktu bersama.

Giffard berjalan sambil mengecek barang-barang yang dibutuhkannya. Ia tak ada niat sama sekali untuk bertanya pada Alea.

"King..?" panggil Alea ragu.

Giffard hanya membalikkan badannya dan menatap gadis itu.

"Kenapa kamu ngehindar dari aku?"

"Aku ada salah ya?"

My Cold King ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang