❄ 18. Nyaman ❄

119 35 29
                                    

Giffard memarkirkan motor besarnya di halaman parkir sebuah cafe. Malam ini, ia beralasan pada bundanya untuk berkumpul bersama teman temannya. Berhubung besok hari libur, Bundanya pun dengan senang hati mengizinkan. Asalkan anak lelakinya itu dilarang pulang lebih dari jam sepuluh malam.

Giffard malam ini ingin menghabiskan waktunya dengan Alea, sebab selama beberapa hari ini ia sangat disibukkan oleh kegiatannya. Ia kemudian turun dari motornya dan menarik lengan gadisnya yang berada di belakang agar ikut masuk. Mereka berdua berjalan bergandengan, sangat serasi. Banyak pasang mata yang menatap takjub dan iri.

"Di atas." putus Giffard tak mau dibantah.

Alea hanya menganggukkan kepalanya setuju.

Mereka sekarang sudah berada di lantai dua cafe tersebut. Mata Alea berbinar binar menatap pemandangan indah kota sore hari dari atas sini.

"Wahh bagus banget." ucapnya takjub sambil berlari kecil ke arah pagar yang membuat orang bisa menikmati pemandangan indah di bawah sana.

Giffard menyusul Alea dan menggegam tangannya. "Ayo duduk."

Seorang pelayan menghampiri mereka sambil meletakkan buku menu.

"Silahkan Mas, Mba." ucapnya ramah. Pelayan wanita itu tersenyum kagum pada Giffard, namun tak lama senyumnya berubah menjadi senyum menggoda. Alea yang melihat itu pun segera berdiri menghampiri Giffard dan menutupi tubuh lelaki itu dengan tubuhnya.

"Gak usah senyum senyum genit juga, dong!"

Pelayan itu hanya tertunduk merasa bersalah. "Maaf, saya tidak bermaksud. Hanya saja Masnya ini sangat tampan."

"Ih! Gak boleh bilang King tampan!" kesal Alea sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

Giffard segera menarik lengan Alea dan mengisyaratkan agar gadis itu duduk di bangku sampingnya. Namun, Alea malah menggeleng dan kembali menatap tajam ke arah pelayan itu.

"Duduk!" titah Giffard tegas kali ini.

Alea pun menurut dan membuang pandangannya.

"Roti bakar blueberry dua, jus alpukatnya dua." ucap Giffard sembari menyodorkan buku menu.

Pelayan tersebut mencatat pesanannya kemudian pergi dari mereka.

Giffard melirik Alea yang sudah berdiri dan berjalan kembali menuju pagar. Gadis itu memandangi indahnya jalanan kota pada malam hari. Lelaki itu pun bangkit dan menghampiri gadisnya.

"Jangan gitu sama orang, gak baik."

"Hm."

"Dengerin, lakuin, jangan cuma hm."

"Iya."

"Jangan cuma iya."

"Ih, kenapa sih jadi ngeselin?!" Alea menatap Giffard dengan kesal.

Lelaki itu terkekeh dan mencubit pipi chubby gadisnya.

"Kalo cemburu, tandanya kamu gak percaya aku."

Alea terkejut kemudian menggeleng dengan cepat.

"Nggak. Aku percaya banget sama kamu. Kamu kan dingin, aku dapetin aja susah. Mana bisa kamu gampang kegoda kan?"

Giffard mengangguk dengan tatapan datarnya. Ia terus memandang mata indah gadisnya itu. Alea yang ditatap terus menerus mendadak salah tingkah, ia kembali menatap pemandangan kota. Walau begitu, Giffard tetap bisa memandangi wajah cantik Alea dari samping.

"Tapi, aku gak ikhlas aja kalo cewe lain nikmatin wajah kamu. Kegantengan soalnya." ucap Alea sambil mengerucutkan bibirnya gemas.

Giffard pun segera mencubit pelan bibir mungil gadisnya itu. Ia menarik lengan Alea dengan hati hati dan membawanya duduk kembali.

My Cold King ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang