Giffard baru saja memarkirkan motornya di halaman rumah setelah menjemput Ghion dari tempat ngajinya.
Bertepatan dengan Giffard melangkah masuk, sang Bunda pun melemparkan ponsel putranya itu ke sofa ruang tamu dengan kasar.
Ghion yang melihatnya hanya bergedik ngeri di belakang Giffard.
"Jujur kamu!" bentak Retta.
"Apa, Bun?" tanya Giffard yang tak mengerti atas sikap bundanya itu.
"Berani kamu pacaran?!"
"Aku eng-"
"Gak usah bohong kamu!" bentak Retta lagi.
Aretta berjalan menuju sofa dan mengambil ponsel Giffard.
"Ini? Perlu bunda telepon lagi?" tunjuknya pada kontak nama Alea.
Giffard hanya diam mematung.
"Jawab!"
"Maaf, Bun."
"Bunda gak pernah ajarin kamu buat minta maaf setelah ngelakuin kesalahan yang jelas jelas kamu sudah berjanji."
Giffard hanya bisa menunduk. Wajahnya sudah pucat, ia tak mungkin melawan perkataan orang tuanya.
"Masuk kamu!" titah Retta pada anak bungsunya.
Ghion pun segera berlari menuju kamar.
"Udah bisa cari uang sendiri sampe berani pacaran?!"
Giffard masih tetap menunduk.
"Putusin dia!"
"Bun, gak bisa gitu." bantah Giffard lembut.
"Kenapa? Atau bunda susulin aja ke rumahnya? Bunda laporin juga ke orang tuanya, biar mereka tahu kalo anaknya udah gangguin anak Bunda."
"Dia gak gangguin Giffard." bantah Giffard lagi.
"Udah tunduk kamu sama dia sampe sampe belain dia terus?!"
"Putusin sekarang!"
"Bun-"
"Depan Bunda!" Retta menyerahkan ponsel Giffard agar putranya itu menelfon kekasihnya.
Dengan ragu, Giffard mulai mencoba menelfon Alea.
Pertama, tak ada jawaban. Mungkin karena Alea masih takut jika Bundanya lah yang menelfon.
Giffard mencoba lagi, dan akhirnya tersambung.
"Hallo." ucap Giffard dingin.
"King? I-ini kamu? Ak- aku tadi-" suara Alea terdengar jelas, karena Giffard menspikernya agar sang Bunda dapat mendengar.
"Lea.."
"Kenapa? Kok kamu lesu gitu? Sakit ya? King aku kangen."
Sungguh Giffard sangat merindukan rengekan rengekan Alea seperti itu.
Di sisi lain, Aretta terus menatap tajam putranya dengan tatapan mematikan.
"King?"
"Putus." ucap Giffard singkat dan segera mematikan telfonnya.
Aretta dengan sigap segera merampas ponsel anaknya itu.
"Hp, laptop, motor, Bunda sita. Kalo ada tugas atau ada kegiatan lain yang memerlukan alat komunikasi, kasih tau Bunda."
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Aretta pergi menuju kamarnya.
----------------------
Alea mematung di tempatnya. Ia menatap layar ponselnya yang baru saja beberapa detik mengeluarkan suara kekasihnya yang berkata putus.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold King ( On Going )
Teen Fiction[ MY KING !!! ] "Kalo gue suka lo, gimana?" Berhasil dapetin hati cowo dingin yang selama ini kita suka tuh, hal yang istimewa banget. Tapi, kita harus dipisahkan di tengah-tengah kebahagiaan yang belum terasa lama. Udah berjuang, terus harus kehil...