"Serem gue liat lo senyum senyum sendiri."
"Kayak orang gila!"
Alea melirik Dienna sekilas sambil tersenyum, lalu ia kembali menatap ke depan. Senyumannya tak pernah luntur dari saat ia keluar rumah hingga sedang belajar seperti sekarang.
"Napa si, Na berisik aja?" tanya Qila yang mendengar kegaduhan dari bangku didepannya itu.
Dienna menengok ke belakang dan berbisik. "Si Lea udah sedeng." ucapnya sembari menggesekan jari telunjuknya di keningnya.
"Maklum aja sih, kan baru ditembak. Baru pertama kali berangkat bareng juga." ujar Karin sambil menulis sesuatu. Bukan pelajaran, melainkan coretan coretan tidak jelas. Karin memang suka membuat tulisan aestetic dengan pulpen pulpen berwarnanya itu.
"Tapi, kasian jadi gila gini." ucap Dienna frustasi.
"Lea!" panggil Karin sambil mendorong bangku Alea dengan kakinya, membuat Alea tersentak.
"Apasih?!" Alea berbalik menatap kedua temannya yang duduk tepat di belakangnya.
"Kata Dienna, lo udah gila." ucap Karin polos.
Alea segera melayangkan tatapan mematikan pada Dienna yang duduk di sampingnya sembari menyandar ke tembok. Dienna hanya tersenyum kikuk. Kemudian Dienna menatap Karin dan mengacungkan jari telunjuknya.
--------------------------------
Alea dan ketiga temannya berniat ke kantin, namun ia memilih jalan menuju lapang untuk melihat sang pujaan hati yang sedang berolahraga.
"Kenapa jalan sini? Muter muter tau!" kesal Karin.
"Maklum sih, kan baru jadian. Maunya modus liat doi terus." ujar Qila mengikuti ucapan Karin saat di kelas tadi.
Alea tak memperdulikan ucapan ucapan sahabatnya. Ia tetap fokus berjalan hingga salah satu gadis berkaos olahraga berjalan dengan cepat dan menyenggol bahunya.
"Woy! Jalan pake mata!" teriak Dienna yang melihat Alea terdorong.
Gadis itu berbalik dan berjalan ke arah mereka. "Oh.. kesenggol ya?" tanya nya dengan lembut namun tatapannya jahat.
Alea memutar bola matanya malas. "Orang waras ngalah, guys. Ayo cabut!" ucap Alea pada sahabatnya, kemudian mereka meninggalkan Sena yang sudah memasang wajah kesal.
"Gak beliin minum, Le?" tanya Dienna saat mereka sudah sampai di tepi lapang.
Alea hanya menggeleng dan matanya menatap King yang sedang bermain futsal. Lelaki itu belum menyadari akan kehadiran kekasihnya.
"Kita beli dulu, deh. Tunggu sini ya, jagain Kingnya nanti diterkam sama si setan lagi!" ujar Karin mewanti wanti.
Alea hanya mengangguk malas. Kemudian, gadis itu duduk di kursi pinggir lapang. Dari kejauhan, Danny tak sengaja melihat ke arah pinggir lapangan dan mendapati seorang gadis sedang duduk sendirian.
"Pay! Noh si Lea." ujarnya sembari menunjuk seseorang menggunakan dagunya.
Giffard pun mengikuti arah pandang Danny. Ia tersenyum saat melihat gadisnya itu duduk manis di sana. Giffard menyadari bahwa terik matahari kini mulai menerpa wajah cantik gadisnya. Ia segera berjalan menghampiri Alea.
"Hei." sapa Giffard lembut saat Alea tengah fokus dengan ponselnya.
Alea mendongakkan kepalanya dan mendapati Giffard yang berdiri menghalangi sinar matahari yang sedari tadi sudah menembus kulit putihnya.
"Ngangetin aja!"
Giffard tersenyum kemudian duduk di samping Alea. Ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, kemudian memejamkan matanya. Alea melihat wajah tampan itu sangat kelelahan, keringat yang bercucuran di wajahnya menambah kesan lebih seksi pada lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold King ( On Going )
Teen Fiction[ MY KING !!! ] "Kalo gue suka lo, gimana?" Berhasil dapetin hati cowo dingin yang selama ini kita suka tuh, hal yang istimewa banget. Tapi, kita harus dipisahkan di tengah-tengah kebahagiaan yang belum terasa lama. Udah berjuang, terus harus kehil...