❄ 19. Dilupakan ❄

95 29 30
                                    

Ghion berlari menuruni anak tangga menuju meja makan. Hari ini hari minggu, namun anak lelaki itu tampak seperti orang yang sudah telat bangun sekolah saja.

"Bunda, Bunda!" teriaknya mencari keberadaan sang bunda.

"Bundaaa!!!" Ghion terus berteriak. Ia duduk di meja makan, kemudian anak itu menyantao roti tawar yang berada di atas meja sangat lahap.

"Bun-"

"Berisik, bocil!" potong Regan yang langsung duduk di samping Ghion.

"Bang Regan liat Bunda, gak?" tanya Ghion.

Regan hanya menggeleng sembari menuangkan susu coklat ke dalam gelasnya.

"Bundaaa!!!" teriaknya lagi yang membuat Regan siap siap menutup telinga.

"Woi berisik! Ada apa, sih?!" tanya Regan lebih keras.

"Mau ngadu." jawab Ghion sambil cengegesan.

"Ngadu ayam?"

"Bukan!"

"Terus?"

"Ngaduin bang Giffard pacaran." Ghion beranjak dari duduknya, kemudian ia berlari menuju kamar sang bunda.

---------------------------

Giffard kini duduk di bangku paling depan. Ia terlihat sangat fokus memperhatikan angka angka yang tersebar di papan tulis itu. Seharusnya, di hari minggu ini lelaki itu bebas dari les dan semacamanya. Namun, karena kemarin Giffard bolos TO, alhasil sang bunda menambahkan jadwal lesnya di hari minggu. Lelaki itu hanya bisa pasrah, ia tak mungkin membantah keputusan orang tuanya.

"Anak anak, ada pengumuman sebentar." ucap seorang wanita paruh baya sambil mengehentikan kegiatan menulisnya.

"Hari ini bimbingan belajar kita akan mengadakan promosi. Jadi, ibu harap kalian semua mau membantu untuk ikut mempromosikannya." lanjutnya.

"Promosi langsung atau via internet, bu?" tanya salah seorang murid.

"Kita akan berpromosi secara langsung. Tempatnya di Taman Luala." jawab guru tersebut.

---------------------------

Giffard tersenyum ramah sambil menjelaskan sedikit bagian dari tempat bimbingan belajarnya itu. Ia memberikan selembar brosur kepada setiap orang yang melewatinya. Tak sedikit pula ada yang memintanya untuk foto bersama. Dengan senang hati lelaki itu menerimanya.

"Silahkan, Bu untuk anaknya." Giffard memberikan brosur pada seorang ibu yang sedang berlajan sambil mengagandeng anaknya.

"Yallah ganteng banget, nak. Sayang anak saya masih SD, nih." ujar ibu itu sambil menunjuk anak gadis kecilnya.

Giffard hanya tersenyum mendengar itu.

"Ini buat anak kelas berapa aja, nak?" tanya Ibu itu yang sedang membaca brosur.

"Dari kelas empat SD sampai kelas tiga SMA, Bu." jawab Giffard ramah.

"Ibu, aku mau! Biar ketemu Abang ganteng." ujar anaknya semangat.

"Kamu masih kelas dua, Nina. Belum bisa." jawab sang Ibu.

Dari kejauhan, seorang gadis melihat interaksi itu. Ia tak asing dengan lelaki di seberangnya. Gadis itu segera berlari menyebrang jalan untuk menghampiri Giffard.

My Cold King ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang