❄ 27. Hadir kembali ❄

102 20 101
                                    

Seorang lelaki tengah fokus berkutat dengan rumus rumus di bukunya. Sudah berjam jam ia belajar, namun belum juga menyudahinya. Ujian yang semakin dekat membuat ia harus bekerja lebih keras dalam beajar. Giffard tidak ingin mengecewakan Bundanya. Giffard akan membuktikan bahwa ia bisa berkuliah di Jerman, sesuai kemauan kedua orang tuanya.

Kegiatan belajarnya berhenti sejenak. Ia melirik jam dinding, ternyata sudah pukul 12 malam. Ia juga melihat adiknya sudah tertidur pulas di atas ranjangnya. Giffard beranjak dan mengambil tas sekolahnya, memasukkan buku buku pelajarannya untuk besok.

Ia seketika teringat sesuatu. Lelaki itu kemudian berjalan keluar kamar, menuju kamar Bundanya.

Tok tok tok..

Giffard mengetuk pintu kamar Bundanya dengan hati hati, ia takut menganggu Bundanya. Namun, baru saja pukul 10 malam tadi Ayahnya pulang kerja, jadi besar kemungkinan mereka berdua belum tertidur.

Tak lama, pintu pun terbuka menampilkan Ayahnya yang baru saja selesai mandi.

"Ada apa, Bang?"

"Giffard ganggu ya, Yah?" tanya Giffard sopan.

Ayahnya menggeleng, lalu tersenyum hangat. "Nggak. Kenapa kamu belum tidur?"

"Lusa ada quis dari bimbel, Yah. Pendaftarannya paling telat hari ini jam 1 malem. Giffard belum daftar," ujar Giffard jujur.

"Yaudah kamu tinggal daftar aja, kok kebingungan gitu?" tanya Ayahnya.

Giffard terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Anu, Yah. Kan HP aku ada di Bunda."

Seketika tawa Ayahnya pecah hingga mengundang istrinya menghampiri mereka.

"Kenapa tengah malem ribut ribut gini?" tanya Aretta.

"Bun, kasihin HP Abang, dia mau daftar quis," titah Ayahnya.

"Daftar atau teleponan?" tanya Aretta menyindir.

"Daftar, Bun. Serius," ujar Giffard meyakini sang Bunda.

Aretta pun masuk ke dalam kamarnya. Beberapa detik kemudian ia kembali dan menyerahkan ponsel Giffard.

"Nih. Awas ya kalo kamu coba coba boongin Bunda," ujar Retta mengingatkan.

Giffard menerima ponselnya dengan sopan. "Iya, Bun Giffard janji nggak boongin Bunda. Makasih, Yah, Bun. Giffard ke kamar dulu."

Saat tiba di kamar, Giffard langsung duduk di ranjangnya, tepat di samping Ghion. Ia sedikit ragu untuk membuka ponselnya. Sudah dua hari ini ia tidak mengecek ponselnya. Ia berpikir sejenak, apakah Alea masih ada menghubunginya? Kini rindunya kembali menjalar.

Giffard membuka aplikasi chatnya dan membaca informasi yang ada di grup bimbelnya itu. Di sana tertera link pendaftaran untuk mengikuti quis. Lelaki itu memencet link tersebut kemudian mengisi data dirinya.

Setelah selesai, ia beralih mengetikkan nama seseorang pada kontaknya.

Lyrenza🦄

Lelaki itu membukanya dan kembali membaca chat lamanya dengan Alea. Dari mulai Alea menyepam, hingga mereka saling sayang. Tak terasa senyumannya terukir lagi, apalagi saat Giffard menatap profil gadis itu.

Cantik. -batinnya.

Merasa cukup, ia berniat mematikan ponselnya. Namun, notifikasi line yang tertera di layar ponselnya membuat ia mengurungkan niatnya. Sudah lama lelaki itu tidak membuka aplikasi linenya. Ia menarik layar hpnya ke bawah dan membaca pesan dua jam yang lalu lewat notifikasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Cold King ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang