23

18.9K 1.1K 125
                                    

Kasihan Rafiq di part 22 kena bully netizen. Hahahhah

Asal tau ya, kan Rafiq memang harus melaksanakan perjanjiannya dengan Nabila kalau dia mau segera lepas dari Nabila. Lah kalau diam saja gimana Nabila bisa hamil? Dia malah gak bisa lepas dong dari Nabila.

Oke, silahkan baca kelanjutannya ya pemirsah😍

***

"Apa!? Kau akan menikahi Rani sementara aku sedang hamil anakmu! Kau gila, Mas!" Raung Nabila sambil sesenggukkan. Hatinya hancur. Ternyata sampai kapanpun dia tidak siap ditinggalkan Rafiq. Walau dulu dia sudah menyepakati kalau Ragiq boleh menceraikannya setelah mereka mendapat keturunan.

"Aku akan menceraikanmu begitu anak Maharani lahir." Ujar Rafiq tegas.

"Kau tidak bisa menceraikan aku, Mas. Aku sedang hamil anakmu juga!" Isak Nabila.

Rani yang mendengar dari balik pintu niat Rafiq untuk menikahinya dan menceraikan Kakaknya, sangat terkejut dan merasa bersalah karena dia seperti menjadi pengganggu rumah tangga Kakaknya sendiri.

Ini tidak bisa dibiarkan, sungguhpun dia mencintai Rafiq, tapi dia tidak sekejam itu dengan menghancurkan rumah tangga Kakak kandungnya sendiri.

Sambil menggigit bibirnyadan kedua tangan dikepalkan, Rani memberanikan diri masuk ke kamar kedua orang yang sedang bertengkar itu. Rani melihat kamar Rafiq berantakan.

Rafiq terkejut melihat Rani yang tiba-tiba saja sudah berada di kamarnya dengan wajah yang terlihat marah. Nabila juga terkejut, tapi kemunculan Rani malah dimanfaatkannya.

"Dasar kamu adik tidak tahu diri! Kamu pura-pura membantu Kakak untuk mendapatkan anak, padahal sebenarnya kamu ingin merebut suami Kakak, kan?!" Bentak Nabila sambil jarinya menunjuk ke arah Rani.

"Nabila! Jaga mulutmu!" Teriak Rafiq. Tapi bentakan Rafiq malah memicu amarah Nabila yang memang sudah kalap.

Nabila menghampiri Rani dan menampar wajahnya. Rani yang terkejut tidak siapa untuk mempertahankan diri dan mengelak karena Nabila langsung menjambaki rambut Rani. Merasa kesakitan, tanpa sadar Rani mendorong tubuh Nabila sekuat tenaga hingga Nabila terjatuh ke lantai.

Rafiq yang sangat terketut dan tidak menyangka Nabila akan bertindak seekstrim itu dengan menyerang Rani, sempat terpaku, dan saat dia hendak memisahkan kedua kakak beradik itu, tahu-tahu saja Nabila sudah terjatuh ke lantai. Nabila menjerit kesakitan sambil memegang perutnya. Rafiq yang melihatnya jadi panik, apalagi darah mulai merembes ke lantai dan kaki Nabila.

"Nabila...."

"Kak Nabila..."

Rafiq langsung mendekati Nabila yang sudah pucat karena melihat darah. Sedangkan Rani menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kedua tangan menutup mulutnya.

Rani ketakutan.

Rafiq mengangkat tubuh Nabila yang sudah lunglai akibat mengeluarkan darah begitu banyak.

"Menyingkirlah!" Bentak Rafiq ke Rani karena menghalangi jalan keluar kamar. Rani menggeser tubuhnya tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun.

Lama Rani terpaku di kamar sendirian sambil menatap darah yang ada di lantai, hingga dia mendengar suara deru mobil. Rani segera keluar dari rumah, namun mobil Rafiq sudah menjauh.

"Kak Nabila.....Kak Nabila.....hiks....hiks...." Rani berlari dengan perut besarnya hendak mengejar mobil Rafiq. Dia ingin ikut untuk mengetahui keadaan kakaknya. Rasa bersalahnya semakin besar, apalagi jika sampai terjadi sesuatu dengan kakaknya.

Rani masih terus berlari sambil terisak-isak hingga dia terjungkal dan jatuh terguling-guling di jalanan yang menurun.

Seseorang melihatnya dan berlari untuk menolongnya.

SURROGATE MOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang