Ini buat ngisi malam minggunya readers tersayang. Siapa tahu aja ada yg cuma mendekam di rumah kayak saya😊
************
Rani tiba di rumah pukul delapan malam.Tubuhnya sangat lelah karena perjalanan panjang. Dengan langkah pelan Rani masuk ke dalam rumah yang tampak sepi. Mungkin para pelayan sudah istirahat. Karena biasanya jika tidak ada lagi yang mereka kerjakan, mereka boleh beristirahat.
Saat berjalan menuju ruang tv, Rani mendengar suara manja Kakaknya. Tumben Kak Nabila manja. Lagi ngapain ya?
Namun pemandangan di depannya ternyata sangat menyesakkan dada.
Rani melihat Rafiq dan Nabila sedang berciuman mesra. Ciuman di bibir. Rani berjalan cepat menuju kamarnya dan berpura-pura tidak melihat mereka yang terbuai mungkin, hingga tak melihat kedatangannya. Tapi sebelum menutup pintu kamar, Rani sempat mendengar suara Kakaknya yang mendesah.
"Mhaaasss....mau lagi kayak semalam. Ayo ke kamar."
Rani mengunci pintu kamar, menjatuhkan tasnya dan menutup kedua telinganya. Tak terasa air matanya menetes. Rani terisak walau sudah berusaha menekannya. Tapi ternyata dia tak bisa menahannya.
Pantesan Kakak Iparnya tak jadi menjemputnya, rupanya sedang asik-asik dengan Kakaknya.
Ayo Rani, kamu harus ikhlas....harus ikhlas....bisik batin Rani menyemangati.
Dengan menghembuskan nafas berulang-ulang, akhirnya Rani dapat mengatasi perasaannya.
Rani masuk ke kamar mandi membersihkan diri kemudian mengganti bajunya dengan baju tidur. Dia bermaksud langsung tidur saja dan melewatkan makan malam. Dia tidak berani keluar karena takut berpapasan lagi dengan Rafiq dan Nabila. Lebih baik dia tidur.
Tapi hingga jam sebelas malam Rani tidak bisa tidur. Perutnyapun mulai keroncongan. Rani merasa lapar.
Ingin keluar Rani merasa ragu. Tapi mungkin mereka sudah tidur, pikirnya. Namun akhirnya dia memutuskan untuk keluar. Demi anaknya. Dia tidak mau anaknya nanti kekurangan gizi akibat egonya.
Rani keluar kamar dan berjalan ke ruang makan. Rani membuka kulkas, mencari apa yang bisa dimakannya.
"Kamu belum makan malam."
Rani terlonjak kaget mendengar suara di belakangnya. Kebiasaan banget Kakak Iparnya tiba-tiba muncul dan bicara ditengah lampu remang-remang gini. Untung jantungnya buatan Allah. Kalau buatan manusia sudah mati dia karena dikagetin terus.
"Apaan sih, Kak. Suka banget ngagetin orang. Untung Rani gak punya riwayat sakit jantung." Dumel Rani kesal.
"Kenapa gak keluar kamar dari tadi? Sejak pulang kamu di kamar terus."
Sial! Berarti tadi dia tahu kalau aku sudah pulang. Terus kenapa malah ngasih adegan 21 plus gitu. Mataku jadi tercemar. Cihh. Tapi aku jadi malu juga karena ketahuan ngintip, ihhh..sebeeell...maluuu.
"Gak enak. Takut ngelihat acara live film dewasa." Ujarnya ketus.
"Ehemmm....maaf. Sekarang kamu pengen makan apa? Biar saya masakkan."
Mata Rani membelalak tak percaya. Kakak Iparnya menawarkan diri memasakkan makanan untuknya? Emang dia bisa masak?
"Aku bisa masak kok." Ujar Rafiq seolah menjawab pertanyaan Rani yang hanya dalam hati saja.
Jangan-jangan Kakak Iparnya cenayang. Kok bisa tahu ya apa yang kukatakan dalam hati?
"Wajahmu gampang dibaca."
Tuh kan, dia bisa baca isi kepalaku.
"Ya sudah. Tolong buatin nasi goreng seafood, Kak."
Rani dan Rafiq menuju dapur. Rafiq mempersiapkan bahan-bahan, seperti nasi, udang, cumi dan sosis. Semua bahan bumbu dirajang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURROGATE MOTHER
RomancePRIVAT ACAK FOLLOW DULU YA GAES Untuk menolong kakak yang sangat disayanginya karena tidak bisa mengandung, Maharani rela meminjamkan rahimnya agar kakaknya memiliki anak dengan suaminya. Maharani yang masih berusia 18 tahun dengan ikhlas tidak mel...