M.W 25

2K 176 4
                                    

"Kenapa aku menuruti nasehat Ibu ya?" monolog nya.

"Aku gak rela kalo mereka bahagia!" ucap nya sembari smirk.

"Lihat saja kalian, aku akan membuat kalian sengsara!"

.

.

.

Baekhyun sedang menyapu halaman depan. Bibi Song sedang menyiapkan sarapan untuk kedua anak Baekhyun yg masih tertidur pulas dalam box bayi.

Wajah Baekhyun berseri seri setelah mendapati hadiah spesial dari sang suami. Hari ini bukan hari ulang tahun nya atau pun anniversary pernikahan nya. Tapi dengan tiba tiba, Chanyeol memberikan sebuah cincin berlian yg Baekhyun idam idamkan tempo hari pada saat mereka mengunjungi pusat perbelanjaan.

"Terima kasih Tuhan. Kau telah berbaik hati padaku, kau telah mengabulkan semua doa doa ku. Aku juga sangat menyesal pernah mengumpat kata kata tidak pantas kepada suami ku. Terima kasih banyak Tuhan" monolog nya sembari mengelus elus cincin nya yg bermata berlian itu.

"Baek, anakmu bangun" ucap Bibi Song yg sudah berada diambang pintu.

"Eoh, Ne Bibi" jawabnya.

.

.

.

Chanyeol menghadiri rapat penting yg ditemani oleh Sekretaris nya, Jung Soojung. Ia terus memijat pelipis nya karena sudah merasa pusing akibat rapat tersebut. Jaehyun yg mengerti gelagat sang atasan pun meminta kepada salah satu office boy untuk membuatkan minun dan mengambilkan obat yg akan diberikan kepada Chanyeol.

"Sajangnim, sebaiknya anda minum dulu obat. Seperti anda kurang sehat" ucap Soojung sedikit berbisik.

Chanyeol menoleh dan mengangguk. Setelah itu ia meminum obat tersebut dan menghabiskan minumannya.

.

.

.

Sementara wanita bertubuh tinggi sedang mencari cari pakaian didalam lemari nya. Ia sesekali bersenandung karena suasana hati nya sedang bahagia. Ia bahagia karena akan menjalankan rencananya untuk berbuat jahat kepada seseorang.

Gila? Memang gila. Pikiran dan perasaan wanita tersebut sudah dipenuhi rasa benci terhadap seseorang yg menurut nya telah mengambil semua kebahagiaan nya dulu. Ia benci terhadap waktu yg terus berputar, ia benci terhadap keluarga tiri nya yg tidak lagi menganggap nya ada, dan ia juga benci terhadap pria yg sangat dicintainya telah menikahi adik tiri nya sendiri.

Jika saja dulu Kakek tiri nya bisa bersikap adil, ia juga tidak akan memiliki rasa benci yg sebesar ini.

"Awas saja kau BYUN BAEKHYUN!!!" monolognya dengan smirk dan sedikit menekan diakhir kalimatnya.

==*==

Chanyeol pulang larut malam. Rapat nya tadi membuahkan hasil yg melimpah. Dan ia akan membangun sebuah gedung yg memiliki nilai ratusan won di daerah Jeju. Seorang investor telah menanamkan dana yg jumlahnya cukup fantastis. Maka dari itu ia pulang terlambat akibat rapat pentingnya tadi.

"Aku pulang..." ucap nya setelah masuk kedalam rumah.

Ia membuka sepatu dan berjalan ke arah kamar. Belum sampai tangga, ia melihat istri nya tengah memasak didapur.

Grep

Chanyeol memeluk pinggang ramping Baekhyun dan bersandar pada punggung sempit istri nya itu.

"Astaga, oppa. Kau membuatku kaget" ucap Baekhyun dengan raut wajah kesal.

"Memangnya kau tidak mendengar suara mobilku?" tanya Chanyeol yg masih bersandar dipunggung istrinya.

"Tidak. Mendengar kau masuk saja aku tidak dengar"

"Kau buat apa?"

"Bubur. Jaehyun terbangun, sudah ku kasih susu tapi tetap saja menangis"

"Aku lihay mereka dulu" ucap Chanyeol seraya melepas pelukannya.

"Mau ku siapkan air hangat?"

"Tidak usah"

Baru diambang pintu kamar, ponselnya mendapati notifikasi pesan. Dengan mengerutkan keningnya, ia membuka pesan tersebut.

Bersiaplah kau Park Chanyeol, istri dan kedua anakmu dalam pengawasanku. Aku tidak akan membuat kalian hidup damai, sampai rasa ini hilang dengan sendirinya!

Isi pesan tersebut membuat rahang nya mengeras menahan emosi. Dibantingnya ponsel tersebut ke lantai sampai layarnya retak tak beraturan.

"Daddy tidak akan membuat wanita itu melukai kalian" lirih Chanyeol sembari mengelus kening kedua anaknya.

"Daddy pastikan kalian baik baik saja ya, sayang. Daddy janji"

"Daddy juga akan melindungi Eomma dari wanita licik itu"

"Daddy sayang kalian. Jadilah anak anak yg baik dan berhati mulia ya" ucap Chanyeol lirih.

==*==

Paginya, Chanyeol sudah bangun lebih dulu dan sudah berpakaian rapi. Ia terlihat sibuk mencari nomor dengan ponsel lama nya. Setelah dapat, dengan segera ia menelponnya.

"Halo. Tolong siapkan pengamanan ketat untuk berjaga dirumah saya. Rumah saya sedang diintai dengan seorang wanita yg memiliki niat jahat kepada istri dan kedua anak anak saya. Saya ingin, istri saya diantar kemana pun oleh supir yg jago beladiri, dan seluruh penjaga yg jago beladiri. Mengerti?"

"Baik Tuan. Sekitar jam 10 siang mereka akan sampai dirumah anda"

"Secepat nya ya. Keluarga saya dalam bahaya"

"Baik Tuan. Akan segera saya kirim kerumah anda"

"Terima kasih Tuan Shin"

Setelah memutuskan panggilan telepon nya, Chanyeol kembali masuk kamar dan mencium seluruh wajah damai Baekhyun yg masih tertidur pulas.

"Aku menyayangi mu, Baekhyun. Sangat, aku sangat menyayangi mu" lirih nya yg sedang memandang wajah Baekhyun.

.

.

.

Baekhyun bangun setelah 10menit kemudian setelah mendengar suara tangisan anak anaknya. Dengan cepat ia sedikit berlari menuju kamar anak anaknya.

"Loh oppa, belum berangkat?" tanya Baekhyun heran karena ada Chanyeol yg belum berangkat kerja.

"Belum sayang. Aku merindukan Jaehyun dan Sandara"

"Aku kira kau sudah berangkat"

"Yasudah, aku buatkan kalian sarapan dulu ya"

"Iya sayang" jawab Chanyeol.
.
.
.
.
.
#bersambung.

My Wedding (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang