19

259 92 37
                                    


"Woi, Ri! Bangun!"

Aku membuka mata. Shasha. Di arah jarum jam dua, berdiri Rifan, menghadapi dua orang sekaligus. Seni bela dirinya tidak diragukan. Dalam tujuh menit, kedua orang tersebut lumpuh segera.

Mataku kembali menjelajah mencari keberadaan Mentari. Di ujung sana, Rinai sedang membantu Mentari membuka simpul ikatan di tangannya. Sama seperti Rifan, Rinai juga ahli dalam seni bela diri. Hanya mereka berdua yang bersungguh-sungguh melatih dan terus mengasahnya.

"Sha--"

"Bangun, Ri. Kita harus pergi secepatnya!" Sasha memotong ucapanku seraya susah payah membopong tubuhku.

"Mbak Sasha, awas!" Aku membelalak. Pistol? Mengarah ke ... Sasha?

Aku membalikkan badan, menjadikan punggung sebagai tameng, menutup mata.

Sasha terpaku. Matanya mulai basah, aku mengangguk. Tidak apa-apa.

Dor!

"Ari!"

"Mas Awan!"



🌞🌞

🌞🌞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang