"Ari, kan?" suara bariton halus di belakangku mengejutkanku. Aku langsung mengetahui pemilik suara tersebut. Punggungku melurus. Segera mungkin aku menghapus jejak air di wajahku.
"Lo ngapain masih di sini?" tanyaku, membuang wajah.
"Seharusnya saya yang tanya. Ngapain di sini?"
"Peduli lo apa tanyain hal itu?"
Qais terkekeh pelan. Ia merogoh sakunya. Mengeluarkan kotak kecil yang terbungkus beludru marun. Mataku menyipit. Tanpa dibuka pun, aku sudah mengetahui isinya. Cincin.
"Ini kan--"
🌞🌞
KAMU SEDANG MEMBACA
MENTARI
Romance(COMPLETE) [SUDAH TERBIT] Razwan Tsabit Ghifari dengan segala kelebihan yang ia punya. Harta, keluarga, tahta, sahabat. Hanya saja, untuk perkara agama, Ari begitu meremehkan banyak hal. Suatu hari, sang ayah berniat menjodohkan putra sulungnya deng...