The First Day Part 1

18.9K 2K 93
                                    

Happy Reading

~
~
~

Dalam lelap, mimpi adalah kamuflase dari isi hati dan kebenaran mutlak atas apa yang kita inginkan. Contohnya? Mimpi dapet duit segepok di pinggir jalan. Secara enggak sadar, kita emang berharap punya uang sebanyak itu demi kepentingan dan keinginan kita. Bahkan dulu sewaktu jatuh cinta aku kerap memimpikan cowok yang ku taksir artinya aku ngarep jadian sama si doi. Dulu aku juga pernah memimpikan tas branded yang sampai kini secara sadar tak akan ku beli meski ku punya uang. Kenapa? Realistis lah, memenuhi kebutuhan hidupku sampai beberapa tahun ke depan jauh lebih penting ketimbang menaikkan level life style disaat kenyataan mengatakan, aku tak pantas. Kecuali ya ..., dikasih sama orang. Lah, orang mana pula yang ngasih barang mahal cuma-cuma ya khaaan?

Oke balik lagi ke masa kini, aku memimpikan apa yang ku pakai semalam dari handbag, dress, high heels, sampai aksesoris. Tak perlu dikembalikan. Pak Randy memberikannya untukku, katanya hadiah hari pertama kerja.

HA-HA-HA

Mimpiku harusnya cukup sempurna sebelum aku membuka mata dan menangkap cahaya lampu tidur.

Menggeliat malas, meregangkan tubuh, bibirku mengurva. Indahnya mimpiku.

Ku raih ponsel seperti biasa, oke, pukul lima. Ku nyalakan lampu yang lebih manusiawi, menuju kamar mandi membersihkan diri seadanya, mengambil wudhu dan menunaikan ibadah selayaknya muslim pada umumnya. Aku berdoa semoga mimpi ku jadi nyata. Walaupun tak akan menjadi nyata juga tak masalah aku tak akan berhenti berdoa.

Selepas subuh-an, aku menatap wajahku yang polos tanpa make-up di pantulan cermin.

Well... Semalam aku senang bukan kepalang saat pulang. Mama girang banget liat aku jadi super cantik, Abang jadi fotografer dadakan, memotret aku dan mama yang juga ikut-ikutan dandan. Aku, mama dan papa berfoto di ruang tengah. Di sesi terakhir, Abang Angga akhirnya terbujuk rayu ku dan mama untuk ikutan foto juga, kami berempat berpose dengan bantuan tripod.

Heboh banget, terkesan katrok banget ga sih? Hahaha Aku mau ketawa deh kalau ingat itu. Kebahagiaan kami benar-benar receh tapi feel nya dalem banget.

Sampai aku tidur kemalaman dan meski bangun subuh aku merasa ga capek. Mungkin efek bahagia kali, ya?

Hmmm ..., aku terpikir untuk selfie bare face. Aku melepaskan mukenah, mengambil ponsel dan selfie dengan beberapa pose sampai menemukan yang cocok lalu ku buat status di WhatsApp. Gila ya, wajah ku ini ga sekelas Taylor Swift atau Beyonce meski sama-sama motret bare face, beda jauh penampakannya. Ckckck..

Ting!

Satu pesan WhatsApp masuk, aku mengecek.

Omaygat! Astaganaga mamakeeeeee!

Pak Randy ternyata orang pertama yang melihat dan mengomentari story WhatsApp ku. Aku lupa nge-private story ku dari beliau...

Pak bos

Fi, kamu kayaknya semangat banget hari ini hari pertama kerja sampe bangun subuh segala.

Pak Bos

masuk nya kan jam 10. Nanti kalau kamu gajian jangan lupa traktir saya, ya.🤪

Asem juga rupanya!

Me

Boleh deh pak, boleh.😂

Gile aja dia yang ngasih gaji dia juga minta ditraktir.

Pak Bos

Probabilitas Berjodoh {Completed ✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang