Happy Reading
~
~
~Senin pagi pak Randy sudah memberiku titah untuk koordinasi langsung dengan EO yang berada di Jogja ketimbang komunikasi via sosial media.
"Biar konsep dan lainnya nggak burem, sekalian Lo dokumentasi."
"Sekarang?"
Dia menganggukkan kepala begitu mudah, "flight jam 2 siang, Lo bisa kan?"
"Terus balik?"
Pak Randy menatapku dengan tatapan tak percaya, "masa Lo nanya lagi sih? Kalau hari ini belum rampung pulangnya besok aja. Ntar Dino yang beliin tiket."
Dengan sangat amat berat aku menyanggupi, Galang menyenggol bahuku. "Lo gak butuh bantuan?"
Aku menatapnya malas, "emang Lo bisa?"
Dia nyengir.
"Lagian Lo udah ngajarin gue juga kemaren," tolakku.
Aku balik ke rumah dengan diantar oleh Vaga, kebetulan memang hanya dia yang lowong. Sementara aku mempersiapkan barang yang aku perlukan selama kurang lebih dua hari satu malam di Jogja, Vaga ngobrol dengan papa di depan. Aku Sebelumnya sudah ijin sama papa dan memang orangtua ku bukan tipe orangtua yang overprotektif ke anaknya mereka cenderung fleksibel bahkan berita mendadak ini tak terlalu ditanggapi heboh. Namun papa tetap memastikan tempat aku menginap dan sebagainya.
"Ga, thanks udah nganter gue ya."
"Sip, kalau Lo pulang jangan sungkan minta bantuan kita-kita. Yang lowong pasti bakal jemput Lo."
Aku mengangguk, "dah!"
Menatap e-tiket di ponsel aku menarik napas, harusnya aku senang dapat liburan gratis. Tapi, ini bukan liburan aku akan sibuk dan pasti lelah. Sesaat kemudian aku menggelengkan kepala, gak boleh ngeluh harus bersyukur, diantara manusia yang membutuhkan pekerjaan dan benar-benar ingin berada di posisiku aku tidak boleh banyak cincong.
Aku berada di pesawat selama satu jam lebih sepuluh menit dan sampai di bandara Adi Sutjipto. Kemudian aku langsung menuju hotel tempat di mana rencananya akan menjadi tempat pak Randy mengadakan seminar. Cavinton Hotel. Sebelumnya aku memang membaca review nya sih sebelum memutuskan dan memberi usul pada pak Randy.
Dino sudah booking tempat untukku di hotel jadi begitu aku sampai aku tinggal konfir dan langsung beberes di kamar, kemudian turun ke restoran setelah sebelumnya membuat janji temu dengan pihak EO yang kami pakai jasanya sekalian aku ingin mengisi perut.
Aku makan duluan, sembari menunggu. Pemandangan menuju sore ini agak sedikit lenggang, kota Jogja bagi aku pribadi salah satu tempat yang memberi kesan damai aku suka. Aku memesan menu favorit di restoran ini yaitu daging sapi panggang.
Selesai makan seorang perempuan yang menggunakan pakaian kasual mendekat, "mbak Fiana, ya?"
Aku mengangguk, "iya, saya Fiana."
Kami bersalaman lalu memulai meeting, sebelumnya aku menawarkan untuk memesan minum atau makanan tapi dia menolak cukup minuman saja itu sudah cukup.
"Schedule yang pak Randy mau nanti seperti ini, sekalian saya mau dokumentasi tempat sekaligus fasilitas nya."
Sang EO mencatat apa yang aku katakan, "boleh mbak, sekalian mbak mau ketemu pihak hotelnya aja gimana?"
"Boleh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Probabilitas Berjodoh {Completed ✓}
ChickLitMenurut kalian bahagia itu seperti apa sih? Punya banyak uang? Atau punya karier bergengsi? Pacar atau pasangan romantis? Ketiga hal itu sama sekali jauh banget dari hidupku. Aku enggak tahu apa aku ahli dalam sebuah bidang, maybe? Intinya meski aku...