Tipe Idaman

14.8K 1.8K 25
                                    

Happy Reading
~
~
~

Di malam hari kepulanganku dari Jogja aku langsung mencurahkan segala perasaanku, Abang mendengarkan segala keluhan dan ratapan tanpa menyela. Bang Angga pernah bilang apapun yang aku rasakan harus dikeluarkan entah menceritakan padanya atau pada mama. Salah satu dari sekian kepedulian serta rasa sayangnya padaku yaitu dengan menjamin bahwa adik bungsunya tidak tenggelam dalam kesedihan berlarut-larut.

Aku menceritakan keyakinan ku saat pertama kali bertemu Alaric, harapanku di pertemuan kedua kami dan kekaguman ku terhadapnya sampai pada penyesalan bahwa aku masih seperti perempuan kebanyakan. Suka menunggu langkah awal dari sang lelaki, aku masih menjunjung rasa gengsi rupanya padahal gengsi pernah ku abaikan saat berhadapan dengan Keenan, jauh lebih mudah menghadapi orang yang tidak kita cintai ketimbang yang kita cintai. Andai berita yang aku dengar hanyalah Alaric baru nembak cewek, aku masih punya kesempatan untuk berjuang masalahnya dia sudah berniat untuk melamar. Artinya aku sudah kehilangan kesempatan.

"Just because someone is good to you, doesn't mean they're good for you. Be wise to know the difference. Itu kata selebgram catwomanizer."

Nasehat Abang yang dikutip dari quotes selebram yang langsung bikin aku tertegun.

Karena orang itu baik, ya memang aslinya baik. Enggak boleh baper.

Aku langsung menutup wajah, konsep nya jadi mirip pembahasan ku dengan Sania beberapa bulan yang lalu. Waktu kami membahas tentang pak Randy.

"Santai Fi, kalau kamu belum berhasil menemukan orang yang klik, jangan memaksakan sebuah hubungan."

"Aku tahu aku udah klik sama dia, tapi dia yang nggak ngerasa klik sama aku. Gimana bisa nemu yang saling klik?"

"Nggak ada rumusnya gimana bisa ketemu, perkara jodoh itu misteri Fia. Abang berharap kamu ketemu sama orang yang kalau kalian ngobrol nyambung, kamu dan dia saling mencintai dan menyayangi. Kamu masih waras dan realistis terhadap apapun yang berhubungan dengannya, biar kamu gak bego-bego banget lah."

"Hah?"

"Maksudnya jangan jadi bucin yang udah gak banyak mikir, apakah itu hubungan yang merugikan kamu atau kalian berdua sama-sama diuntungkan. Apapun itu selektif, kamu hidup dengan orang itu seumur hidup. Abang tidak bisa menjaga kamu selamanya."

Aku mengerti, setidaknya perasaanku sedikit membaik.

Aku memeluk Abang, mengucapkan terima kasih. Setelahnya dia malah nawarin beliin aku rujak soto yang tidak bisa ditolak.

***

Hari-hari aku lewati seperti biasa; bangun shubuh, masak sarapan, siap-siap kerja, berangkat. Sampai ke GT, yang ku dapati adalah drama para jongos yang bersinggungan dan kadang miskom hingga menimbulkan salah paham, belum juga drama ku bangunin pak Randy. Doi mah gak Istiqomah yah bangun paginya.

Tapi ada yang berbeda pagi ini, Galang yang ku kenal jarang banget cerita soal kehidupan pribadinya. Dia mah seperti cowok kebanyakan, humoris tapi gak terbuka. Tahu-tahu dia datang sambil bersiul, cengar-cengir. Tumben dia nggak nginep di GT. Biasanya alasannya nginep klasik, hemat gak banyak ngeluarin tenaga dan duit. Kecuali memang ada yang mendesak, bisa dibilang, dia 1 x 24 jam di GT bareng pak Randy.

Probabilitas Berjodoh {Completed ✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang