Meratap bersama snack

13.6K 1.7K 9
                                    

Happy Reading
~
~
~

"Iya Mamaku, sayangku, cintaku, ini Fiana udah turun kok dari pesawat."

Tangan kananku menggenggam ponsel tangan kiri membawa Snack mie lidi. Btw, ini bungkus ke empat yang aku habiskan dalam pesawat. Kenapa ya, kalau dalam mood yang jelek nafsu makanku bukannya anjlok malah naik berkali-kali lipat. Beda ceritanya kalau lagi seneng. Minum air putih segelas aja seharian aku sanggup, tenaga tetap strong.

"Kamu mau dijemput sama Abang?"

"Ga usah lah, ma, banyak kok go-jek. Kasian Abang kalau mesti jemput."

Aku yang tidak membawa banyak barang tentu saja tak perlu mengurus yang namanya bagasi. Cukup ransel doang. Saat keluar dari terminal kedatangan/arrival aku melihat pak Randy sudah melambaikan tangannya padaku. Aku melongo.

"Habis ini kamu masih harus kerja lagi?"

"Mungkin, Fia belum nanya sama pak Randy."

"Jangan lupa sarapan yang bener, istirahat yang cukup."

"Iya ma, Fia sebelum berangkat malah udah sarapan kok di hotel."

"Kalau gitu mama tutup telfonnya, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumus salam."

Aku berjalan mendekati pak Randy, "kok jemput gue sih?"

"Ckckck." Bukannya menjawab pak Randy justru berdecak, dia menampilkan layar ponsel dengan kamera mode selfie.

Aku sih cuek bebek melihat penampilan ku yang berantakan, tapi berhubung dia bos ku aku segera menyingkirkan remah-remah menjijikkan. Sekretaris harus menjaga penampilan.

"Cewek kok jorok banget, Lo kenapa sih? Kemarin ditelepon jawaban ambigu, sekarang penampilan Lo kacau."

Dia mengomel. Tumben aku tidak mengelus dada, ngomong-ngomong ngapain juga aku dandan cantik-cantik tapi tetep aja enggak ada yang nyangkut? Eh? Ada sih tapi ya ... Begitulah.

"Lagi galau," jawabku berjalan meninggalkannya di belakang.

Pagi-pagi buta aku mengirim laporan yang herannya, lima menit kemudian langsung di ACC dan dia memintaku untuk cepat pulang dan ambil penerbangan pertama kalau bisa. Padahal kebo nya innalillahi.

Aku kembali mengunyah mie lidi.

"Sebelum gue anter pulang, Lo temenin gue ya mau lihat perkembangan pembangunan rumah gue."

Mulutku yang tadinya sibuk mengunyah menghentikan segala bentuk kegiatan, aku meliriknya tajam.

Kurang apa sih aku menjelaskan pada bosku yang baik dan super royal ini? Aku sedang galau dan baru balik dari perjalanan melelahkan batin dan fisik lalu dengan begitu tak berperasaan memintaku menemaninya? Dia kurang peka apa gimana seeehhh?!

Tiba-tiba dia berbalik dan mengerling padaku, sontak aku langsung pasang senyum Pepsodent dengan pandangan seperti biasanya. Keningnya mengkerut menatapku aneh, "ngapain Lo nyengir gaje?"

Beginilah aslinya kalau gak terlahir jadi artis, kurang totalitas jadi jongos munafik. Aku menggeleng, "enggak apa-apa, pengin nyengir aja," jawabku ngasal.

Probabilitas Berjodoh {Completed ✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang