Happy Reading
~
~
~"Ngelamun aja, ga ke atas Lo?"
Galang memberikan secangkir kopi untukku, aku menerimanya dan mengucapkan terima kasih. Rambutnya acak-acakan, khas baru bangun. Btw, aku baru tahu kalau mereka juga kadang-kadang nginep di GT, inget rest room kan? Nah ruangannya tuh ada tiga ranjang berukuran queen size dan lemari. Kalau soal makanan? Halah, di pantry banyak stok makanan. Kalau ku pikir-pikir sejahtera banget kerja dengan pak Randy tapi tetep ada risikonya dong, kerja yang bener.
"Lo aja baru bangun apalagi doi?"
Galang terkekeh, "dia lagi ga punya schedule penting?"
Aku menggeleng, "tapi dia punya undangan untuk jadi pengisi acara beberapa event, followers nya juga minta dia buat event sendiri biar durasinya lebih panjang. Paling gue nanya itu dulu sama dia."
"Gue kira hari ini dia ada rekaman podcast terbaru."
"Besok, Lang."
"Shooting untuk konten YouTube?"
"Lusa."
"Partnernya udah Lo konfir?"
"Udah kok. Beres."
"Materinya gimana?"
"Ajran yang buat, kepala gue pusing belajar dunia finance dan business."
"Bukannya entar Lo diuji sama Randy?"
Aku mengangguk, Randy memang menepati janjinya kalau dia akan mengajariku. Bukan hanya aku tapi teman-teman cungpret yang lain juga disela-sela waktu lowong dia sering ngajarin kami. Adakah yang punya pengalaman punya bos yang seperti dia? Aku baru tahu ada bos modelan begini.
Tapi seperti kata Randy, dengan dia mengajari kami itu artinya dia sedang Investasi SDM dan bagi kacamata kami para cungpret sedang menambah knowledge, insight dan upgrade passion. Nice!
"Lo ngecek deh Randy di atas, jangan sampe dia masih molor jam segini. Auto malas gerak sampe sore."
Aku mencebik, "kenapa makin ke sini gue lihat dia makin bandel sih?"
Galang tertawa, "emang dari dulu kali orangnya begitu. Yang tegas dan galak bangunin nya."
Jika ada yang penasaran kenapa Randy bangunnya selalu kesiangan, anaknya emang suka begadang. Katanya dia nyaman kerja kalau malam, lebih damai dan senyap.
Aku naik ke lantai atas setelah mengembalikan cangkir kopi pada Galang kemudian masuk ke kamar pak Randy. Dan ku lihat dia tidur sambil tengkurap, rambutnya acak-acakan, mulutnya sedikit merekah untung ga ada jigong. Dan untungnya lagi tak seperti abangku yang suka tidur ga pake baju dia bajunya lengkap. Jadi aku tidak perlu khawatir.
"Rand, bangun."
Awalnya aku membangunkan cukup dengan suara namun tak ada tanda-tanda bahwa dia akan bangun, bergeming, lelap sangat. Aku mendesah, "Randy!!! Bangun, itu lima menit lagi jam sepuluh. Belum Lo mau renang, terus berjemur, baca koran. Ayo!!! Lo juga mesti review materi yang dibuat Arsen sama Ajran."
Tangannya mengusap kuping, terus bukannya membuka mata dia mengubah kepalanya ngadep ke arah lain. Gendeng!
"Bangun gak Lo?" Ku tarik selimutnya, ku buka tirai dinding kaca yang menembus balkon dan aku mengatur suhu air conditioner terendah biar dia kedinginan.
"Fi," panggilnya serak. Aku bersidekap.
"Bangun gak?"
"Dingin," dia memeluk tubuhnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Probabilitas Berjodoh {Completed ✓}
ChickLitMenurut kalian bahagia itu seperti apa sih? Punya banyak uang? Atau punya karier bergengsi? Pacar atau pasangan romantis? Ketiga hal itu sama sekali jauh banget dari hidupku. Aku enggak tahu apa aku ahli dalam sebuah bidang, maybe? Intinya meski aku...