[Oneshoot Hali X Readers HNY!]

4.1K 257 17
                                    


🎵 It's the most beautiful time of the year
Lights fill the streets, spreading so much cheer
I should be playing in the winter snow
But I'ma be under the mistletoe 🎶

Malam natal kian indah tiap tahunnya. Kesekian kalinya, [Name] berpapasan dengan para pemuda yang menyatakan cinta pada gadisnya di jembatan alun-alun. Aura malam itu sangat harmonis dengan tawa canda anak kecil yang berlarian ke sana ke mari sambil melempar bola salju. Banyak juga orangtua yang bermain ski yang dipandu remaja di sana.

🎵 I don't wanna miss out on the holiday
But I can't stop staring at your face
I should be playing in the winter snow
But I'ma be under the mistletoe 🎶

[Name] baru saja memijakkan kaki di pusat alun-alun. Ternyata makin terang saja di sini. Banyak kios yang masih terbuka lebar dengan tulisan Merry Christmas and Happy New Year! di setiap pintu. Tentu saja tak lupa dengan lonceng dan pohon natal mini. Aroma makanan dari pedagang asongan pun tak kalah meriah untuk menyapa indera penciuman pengunjung.

🎵 With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you, under the mistletoe 🎶

Langkahnya terhenti di depan kios paling sepi; jasa jahit. Bibirnya mengukir senyum dan tangannya mendorong pintu untuk masuk. Krincing~ itu bunyi yang ditimbulkan oleh lonceng bila pintu bergerak.

Nee, Tsuyu-san. Ini malam yang kamu janjikan.” [Name] melonggarkan syal tebalnya tanpa memudarkan senyum. Mereka melakukan kontak mata.

Wanita paruh baya membalas senyuman [Name] dengan mengangguk. “Baru saja selesai. Ah, kukira aku tidak bisa menyelesaikannya malam ini. Pesananmu begitu rumit, [Name]-chan.” dia menyerahkan sebuah tas jinjing. [Name] menerimanya.

“Soal itu ... Ahaha. Gomen ne. Apa bayaranku waktu itu kurang?”

“Sama sekali tidak.” Tsuyu-san tertawa pelan. “Oh, [Name]-chan, dia akan kembali, 'kan?”

[Name] sempat terhenyak sebentar. “Ada apa?”

Yokatta.”  jawaban Tsuyu-san membuat [Name] tak bisa berkutik.

“Aku akan melihat hasil jahitanmu di rumah, di sini terlalu dingin ternyata, ya.”

[Name] mengeratkan kembali syalnya. Syal itu memiliki bahan yang sama seperti orang yang dibicarakan Tsuyu-san barusan, hanya saja warnanya yang berbeda. [Name] membalikkan badan, berniat keluar dari kios itu.

“[Name]-chan!” Tsuyu-san memanggil gadis bermata biru itu.

[Name] menoleh.

Senyum penuh kerutan itu merekah. “Merīkurisumasu to shin'nen akemashite omedetōgozaimasu!

🎵 Everyone's gathering around the fire
Chestnuts roasting like a hot July
I should be chilling with my folks, I know
But I'ma be under the mistletoe 🎶

Sepasang kaki lentik itu membawanya pergi. Suhu rendah segila itu membuat langkahnya kaku dan memeluk dirinya sendiri. Entah ke mana arah yang [Name] tuju. Yang dia inginkan saat ini adalah kehangatan.

Kedai kopi? Ide bagus.

Lonceng kembali berbunyi begitu [Name] membuka pintu. Suhunya agak naik beserta aroma kopi yang tersuguh. [Name] duduk di kursi paling pojok—jaraknya lumayan jauh oleh pengunjung lainnya. Itu kursi kesukaannya.

Black Prince [BBB Halilintar]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang