Ailee melirik arlojinya.
Yah, masih beberapa jam lagi sebelum mereka kembali ke SMA Galaksi. Sayang sekali, semua yang Ailee tulis tidak berjalan sesuai harapan. Reaksi Hali waktu itu masih mendominasi pikiran Ailee.
Entah sudah berapa kali dirinya menghela napas. Semakin lama, matanya semakin sendu. Dia menatap kosong langit gelap itu. Sendirian. Di atas atap hostel.
"Apus foto gue."
"H-Hah?"
"Lo tuli atau apa?""Gue mau jadi pacar khayalan lo, dengan satu syarat. Lo jadi anjing gue."
"Lompat tiga kali dan menggonggong."
"Balik sendiri."
"Lo ngidap penyakit pikun jarak pendek ya?"
"Pegang. Payungin majikan lo."
"Anjing pintar."
Menyakitkan?
Memang.
Bodohnya, Ailee hanya mengingat kata ini.
"Dia emang bukan pacar gue, tapi dia milik gue."
Terserah orang berkata apa. Mereka boleh tertawa mendengar fakta Ailee mulai jatuh cinta setelah Hali mengatakan itu.
Namun, ...
Lagi dan lagi. Sikap Hali sangat sulit ditebak. Bahkan Taufan, saudara kembarnya pun tak dapat membantu. Ditambah Yaya dan banyak penggemarnya. Sial, gadis lugu macam dia mana bisa percaya diri?
Seharusnya dia tahu diri!
Gadis biasa macam dia mana bisa mendapatkan pangeran Galaksi!Dari awal dia memang salah. Tidak menjadi dirinya sendiri. Mementingkan gengsi dan akhirnya berakibat fatal.
Biarlah seisi SMA Galaksi tahu keburukannya. Ailee siap menerima konsekuensi itu. Tapi Ailee hanya tidak siap kehilangan Hali.
Hancur.
Untuk kesekian kalinya, gadis itu menangis. Melampiaskan rasa sedihnya pada angkasa. Bertepatan pada kembang api yang ditembakkan ke langit gelap dipenuhi bintang dan bulan purnama.
"Huwaaa... Maaf, maaf, Boboiboy Halilintar! Maaf karena telah mencintaimu! Andai dia tau, perasaan ini bukan khayalan semata ..."
Masa bodo dia berbicara pada angin. Teriakannya teredam oleh kembang api yang terus bersahutan di atas sana. Ailee masih larut dalam isakannya sendiri. Menikmati malam terakhir di Yokomaha sambil meratapi nasib suramnya.
Namun, tiba-tiba.
Derap langkah kaki santai terdengar mendekat. Si pemilik derap langkah kaki itu mengambil permen apel Ailee.
"Anjing tidak boleh jajan sembarangan. Baka."
Ailee menghentikan tangisnya. Perlahan, dia menyingkirkan tangannya dari mata basah itu.
"H-Ha-"
"Sssh." Telunjuk Hali menempel di bibir gadis itu. "Berbicara atau lo gue hukum."
Tidak.
Dia tidak bisa menahannya lagi.
"Baka! Hali, kau mempermainkanku! Sebenarnya maumu apa? Hanya kesenangan semata? Kalau begitu cukup jauhi aku! Jangan membuatku menaruh harapan lebih! Ya! Aku tahu aku bodoh karena menganggap status pacaran kita betulan! Aku akan mengakhiri semua ini di sini dan kita tidak perlu—"
Dalam hitungan detik, Hali membungkam Ailee dengan bibirnya. Mata Ailee menunjukkan rasa tidak percaya dengan apa yang dia rasakan sekarang. Namun jemari yang menggenggam erat dagu Ailee meyakinkannya bahwa itu bukan ilusi.
Nyata.
Sangat nyata.
Marah, gadis itu mendorong dada Hali kuat-kuat. Hali agak shock melihat ekspresi Ailee yang penuh air mata tapi semerah kepiting rebus.
"Halilintar, kamu ... kamu gak bisa menipu aku lagi!"
"..."
"Kamu memang gak punya hati, Halilintar."
Bukannya mendengarkan, Hali malah mendekat.
"Mau apa? Mundur!"
Langkah Ailee mengikis jarak. Tapi Hali terus maju. Dia mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Sesuatu yang berkilauan. Benda tipis dan panjang. Benda itu dilingkarkan ke leher, dan ...
"Apa artinya ini?"
Sebuah kalung. Dengan liontin berbentuk tulang.
"Kebetulan abang-abang mainan lewat, gue beli aja."
"Jangan bercanda, Halilintar! Kamu udah cium aku dan sekarang ngasih aku kalung? Buat apa? Minta maaf? Gak ada maaf-maafan!"
Hali menggeleng, tertawa. "Lo mau gue kasih hukuman berapa kali, sih? Sekali gak kapok-kapok."
Hukuman?
Jadi? Ciuman tadi dia sebut hukuman?
"Dasar cowok mesum! Ke diskotik lagi sana!" semprot Ailee yang malunya setengah mati setelah menyadari itu semua.
"Oh? Jadi cemburu?"
"Gak!"
"Masa?"
"Pergi sana!"
"Gak sopan sama majikan sendiri. Gue nyariin lo di tempat yang lo list sendiri, dan sekarang lo ngusir gue?"
Semua? ...
Hali melahap habis permen apel itu dan membuang lidinya sembarangan.
//OI, KENA PASAL LU LI!//
"Nyalain HP lo. Sekarang."
"Gak mau!"
"Mau dicium lagi?"
Ailee merogoh sakunya. Dia menyalakan HP seperti yang diperintahkan Hali. Saat dinyalakan, matanya membelalak.
"Ada gunanya juga Sena. Dia tiba-tiba nawarin diri buat alat bersihin nama lo di Galaksi. Dan sekarang Fang menerima boomerangnya sendiri."
Ya, ada banyak pesan masuk. 95% tentang permintamaafan.
"Jadi, apa artinya ini, Hali?"
"Nah, gitu, dong, manggil Hali." Hali mendekat. Wajahnya bersinar diterpa cahaya kembang api.
"Ailee,"
HALI. DIA BERLUTUT SAMBIL MENGGENGGAM TELAPAK TANGANNYA.
"G-Gue gak sempurna, gue yakin lo ngerasa begitu juga. Gue bikin lo muak setiap detik, gue sadar. Mulai sekarang gue bakal serius, Lee. Terserah lo mau bereaksi apa, mau jawab apa. Intinya gue ... sayang sama lo dan kalung itu tanda kalau lo cewek gue."
...
...
...
"Y-yah, kalau gak mau nerima gue, lo bisa lepasin kalung itu dan buang."
Satu detik.
Sepuluh detik.
Dua puluh detik.
Ailee menggeleng.
"Jadi aku pacar Hali? Bukan anjing lagi?"
"Bukan, Sayang."
"S-STOP PANGGIL SAYANG! ITU MENJIJIKKAN!"
Mereka bercakap-cakap. Malam itu benar-benar di luar dugaan.
Hali menyatakan cintanya, untuk pertama kali seumur hidup. Mungkin akan yang menjadi terakhir kalinya pula.
Karena hanya Ailee-lah tipe gadis yang Hali cari sejak dulu.
♛
Ummm...
Tamat gak, yaaa???
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Prince [BBB Halilintar]
Fanfiction"Gue mau jadi pacar khayalan lo, dengan satu syarat." "...?" "Lo jadi anjing gue." "⁉️" [15+] Language: Indonesia Genre: FanFiction, TeenFiction, High School Life 🎨 Fanart by ALICIAART from Pinterest [cover] 📱 Edited by Me with Picsart 🎭 Pinjam k...