♛ 6 ♛

2.9K 349 95
                                    

。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。

FanArt Cover © Aliciaart

Story © Ookami Shoujo To Kuro Ouji

Character © Animonsta
。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。

.
.
.
~Happy Reading~
.
.
.

Film sudah selesai, tapi tidak dengan degupan jantungku.

Di dalam teater tadi oksigen mendadak hilang, begitu pun dengan kulitku yang mendadak kebal terhadap dingin. Aku baru sadar kalau sedaritadi di sekujur tubuhku terus mengeluarkan keringat dingin.

"Maaf, ya, kalo filmnya gak seru. Selera gue emang action."

Aku harus bilang apa kalau laki-laki ini terus merasa bersalah?

Sena mengelus pundakku. "Kok diem aja? Laper, ya? Ayo ke kafe langganan gue."

Dan tidak ada penolakan dariku setelah tanganku ditarik olehnya.

"Pesan apa aja sepuas lo. Gue traktir." ujar Sena dengan santainya.

Tapi, aku merasa tidak nyaman. Yah, walau sangat senang diajak bepergian oleh laki-laki untuk pertama kalinya selain ayahku. Keadaan di kafe ini sama sekali tidak mendukung.

Bau rokok batang dan rokok elektrik menyengat hidung. Dentuman suara musik yang keras tidak memberi telingaku kesempatan untuk bersantai. Juga pemandangan yang tidak mengasyikkan. Yah, seperti pakaian gadis yang terlalu minim dan tak sedikit laki-laki yang mengerubunginya.

Ini yang disebut kafe?

Dan sialnya aku termasuk gadis yang berpakaian seperti itu!

"A-Aku gak laper, Kak."

Pernyataanku barusan sama sekali tidak digubris Sena. Dia malah mengeluarkan rokok elektrik dan mengisapnya. Betapa terkejutnya aku mengetahui seorang ketua OSIS melakukan hal itu.

"S—Sena, bukannya...,"

"Bukannya apa?"

Ekspresinya berubah, termasuk senyumnya yang tidak setulus tadi. Lekukan garis bibirnya menjadi lebih menyeramkan dengan aura mengintimidasi.

Sena seperti ... preman.

Oi, Bro! Apa kabar?" salah satu laki-laki menepuk keras pundak Sena.

Sena menoleh dan memeluk sekilas orang itu. "Baik. Eh, bini ke berapa, nih, Han?"

Bini? Apa itu bini?

"Ke-empat, yang lain di rumah. Lo mau satu?" tanya orang yang bernama 'Han' itu.

"Gak, deh. Gue udah punya. Nih," Sena merangkulku posesif. Dengan sigap aku sedikit meringsut. "Walaupun masih malu-malu tapi mau." tawa Sena.

Maksud Sena apa? Mau untuk apa?

Gadis cantik di sebelah Han tersenyum sambil mengulurkan tangannya padaku. "Hai, aku Berlin. Pacarnya Sena, ya? Namanya siapa?"

Black Prince [BBB Halilintar]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang