Vela yang sedang belajar jadi tidak konsen karena merasakan lapar. Perutnya sudah meronta-ronta minta diisi. Padahal tadi ia sudah makan malam tetapi masih lapar juga.
Akhirnya Vela turun kedapur dan membuka kulkas. Ia mencari-cari makanan yang bisa masuk ke perutnya. Tetapi Vela tidak menemukan makanan satupun dikulkas.
"Kenapa ga ada makanan si, percuma punya kulkas tapi ga ada isinya" ucap Vela malas. Ia menutup kembali kulkasnya dan beranjak dari dapur keruang tamu.
Diruang tamu ia melihat kakaknya sedang mengetikan sesuatu dilaptopnya, sepertinya sedang mengerjakan tugas.
"Kak, Vela laper tapi ga ada makanan didapur" ucap Vela setelah ia duduk disamping kakaknya.
"Beli cemilan aja di minimarket" ucap Sean. Matanya tidak teralih sedikit pun dari laptopnya.
"Males tau"
"Yaudah nanti kakak aja yang beliin tapi nunggu selesai dulu tugas kakak" ucap Sean.
Vela melihat laptop Sean sebentar dan mendengus pelan. "Masih lama?" tanya Vela sambil memegang perutnya yang keroncongan.
"Lumayan" jawab Sean enteng."Yaudah lah Vela aja yang beli, nunggu kakak lama. Keburu Vela mati kelaperan" kata Vela. Ia berdiri dan beranjak dari tempatnya.
"Ada duitnya ga?" tanya Sean dengan menatap adiknya.
"Ga ada hehe" Vela menyengir dan menyodorkan tanganya ke Sean. "Minta duit dong kak" pinta Vela.
"Dasar kamu. Gimana mau beli makanan kalo ga ada duitnya" Sean merogoh saku celananya dan langsung memberikan selembar uang seratus ribuan.
"Makasih kak"
Saat Vela sudah diambang pintu, ia mendengar teriakan Sean dari dalam. "Kakak nitip minuman soda ya Vel!" teriak Sean dari dalam. Vela yang mendengarnya pun langsung membalas dengan teriakan juga supaya bisa terdengar kakaknya yang berada didalam. "siap!"
Vela berjalan menuju ke Minimarket yang berada tak jauh dari kompleknya. Angin malam yang menerpa kulit halus Vela terasa sangat dingin. Ia lupa memakai jaketnya karna terburu-buru.
Setelah sampai ke tempat tujuan, ia langsung memilih berbagai jenis makanan yang ia inginkan. Ia mengambil beberapa bungkus Mie instan, berbagai jenis makanan ringan, hingga cokelat. Tak lupa ia mengambil dua kaleng minuman soda pesanan kakaknya.
Saat ia sedang memilih cokelat, Vela merasa bajunya ada yang menarik narik dari bawah. Ia melihat gadis kecil sekitar 5 tahun yang menarik-narik bajunya.
"Kak, Salsa mau coklat yang itu" ucap bocah itu sambil menunjuk salah satu coklat yang berada di rak atas.
Vela mengambil coklat yang bocah itu inginkan dan memberikannya kegadis kecil berponi itu. "Ini"
"Makasih kak" ucap Bocah itu sambil mengambil coklat yang tadi Vela berikan. "Sama-sama cantik" balas Vela seraya mencubit pipi bocah itu dengan gemas.
Vela berjongkok didepan gadis kecil itu. "Nama kamu siapa?" tanya Vela
"Salsa" jawab anak itu sambil tersenyum kearah Vela. "Oh salsa."
"Salsa kesini sama siapa?" tanya Vela lagi.
"Sama gue" Vela mendongak kearah belakang gadis itu, ia menemukan cowok yang berdiri dibelakang Salsa.
"Elo?" ucap Vela sedikit terkejut.
"Bang Evan" ucap Salsa seraya berlari kearah cowok berjaket bomber itu. Cowok itu langsung menggandeng tangan Salsa.
"Lo ngapain disini?" tanya Revan.
"Beli makanan" jawab Vela dengan memperlihatkan belanjaanya.
"Oh"
Setelah mendengar jawaban singkat Revan, ia memilih pergi ke kasir untuk membayar belanjaanya.
"Semuanya jadi lima puluh dua ribu mbak" ucap si penjaga kasir. Vela langsung menyerahkan uangnya dan mengambil kembaliannya.
Saat ia keluar dari minimarket, ternyata diluar hujan. Vela tidak membawa payung dan ia bingung gimana cara ia pulang tanpa kehujanan.
"Hujan, pulangnya nanti aja" ucapan itu membuat Vela menatap cowok yang berada disampingnya. "Iya bang, Salsa mau makan es krim dulu disitu" ucap Salsa, ia langsung beranjak untuk duduk dikursi panjang yang ada di depan minimarket itu.
"Lo mau berdiri disitu aja sampe ujan reda?" tanya Revan. "Mendingan duduk dulu disitu" lanjut Revan sambil menunjuk kursi yang sudah ditempati anak kecil yang sedang memakan es krimnya.
Vela mengangguk dan mengikuti Revan dan duduk di samping Salsa.
Vela melihat Revan yang kembali masuk kedalam minimarket. Entah mau ngapain ia kedalam, mungkin ada barang yang lupa ia beli didalam. Vela membiarkannya dan ia melihat Salsa yang masih asyik dengan es krimnya. "Makannya pelan-pelan dong Sa, biar ga belepotan gitu" ucap Vela, Ia mengelap sudut bibir Salsa yang belepotan dengan es krim.
Tiba-tiba Revan datang dengan menyodorkan sebuah es krim kepada Vela. "Apa?" tanya Vela bingung.
"Es krim" jawab Revan enteng.
"Sambil nunggu ujan reda kita makan es krim dulu" sambung Revan. Setelah itu Vela mengambil es krim yang dikasih Revan untuknya.
"Makasih" Revan hanya mengangguk dan membuka bungkus es krim miliknya lalu melahapnya. Vela melakukan hal yang sama. Lalu ketiganya makan es krim sambil menatap hujan yang masih saja deras.
Es krim ketiganya sudah habis tetapi hujannya belum saja reda. Vela ingin menghubungi Kakaknya untuk menjemputya tetapi ia tidak membawa ponsel.
"Ayok bang pulang" ucap Salsa. Revan hanya mengangguk.
"Kakak ikut kita aja" ucap Salsa sambil menarik tangan Vela. "Kamu mau ujan-ujanan?" tanya Vela.
"Kan bang Evan bawa mobil" ucap Salsa seraya menunjuk mobil yang terparkir di depan sana.
"Lo gue anter aja daripada nunggu ujan reda, lama" kata Revan. Vela hanya mengangguk. Ia memilih pulang dengan Revan daripada menunggu hujan reda. Lagipula ia sudah sangat lapar. Walaupun tadi. Ia sudah memakan satu eskrim tetapi rasa laparnya tidak hilang juga.
Ketiganya berlari kecil menuju mobil, setelah sampai ketiganya langsung masuk kemobil.
Revan berada ditempat kemudi dan Vela disampingnya. Salsa berada dijok belakang sambil tiduran.
"Kenapa ga bilang daritadi kalo lo bawa mobil?" tanya Vela menatap Revan.
"Lo ga nanya" jawab Revan seadanya.
Vela hanya mendengus mendegar jawaban Revan. Lalu ia bertanya lagi ke Revan. "Salsa itu adek lo?"
"Keponakan gue" jawabnya. Vela hanya ber-oh ria. Vela menatap jalanan yang berlalu dari kaca samping. Hujan masih saja turun tapi tidak sederas tadi.
Setelah sampai depan rumah Vela ia melihat kebelakang ternyata Salsa sudah tertidur dimobil. Lalu ia turun dari mobil. Tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Revan.
Mobil hitam Revan sudah pergi dari depan rumah Vela. Ia memilih untuk masuk kedalam dan meletakan belanjaannya di meja.
Sean yang melihat Vela pun menatapnya dengan bingung. "Kok lo basah si Vel?" tanya Sean dengan polosnya. "Diluar ujan kak" jawab Vela malas.
"Kok gue baru tau ya haha." kata Sean dengan tertawa. "Kak Sean nyebelin, bukannya jemput Vela" ucap Vela sambil memasang raut cemberut.
"Maaf kakak ga tau kalo diluar ujan. Terus tadi lo pulang sama siapa? Ujan-ujanan?" tanya Sean.
"Tadi dianterin Revan" setelah itu Vela memilih untuk berjalan kedapur untuk memasak Mie yang tadi di belinya.
"Ciee Revan lagi" goda Sean dengan teriak-teriak.
Vela tidak membalas godaan kakaknya. Ia memilih masak mie instan dan memakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] My Only One
Teen Fiction"Mulai sekarang, lo harus jadi babu gue selama seminggu!" -Revan alvaro ~Berawal dari kesalahan Vela yang tidak disengaja, membuat dirinya harus menerima hukuman yang diberikan Revan untuknya. Yaitu menjadi _babu_ -nya selama seminggu.~ Kata oran...