Setelah sampai di taman belakang sekolah yang sepi, Revan melepas tangan Vela dengan kasar hingga menimbulkan bekas merah di lengannya akibat Revan yang menggenggam tangan Vela terlalu keras."Mau ngapain sih?!" tanya Vela bingung.
"Duduk!" Revan menyuruh Vela untuk duduk disampingnya di bangku kayu panjang yang ada ditaman itu.
Vela duduk tetapi menjaga jarak dengan Revan.
Suasana di sini sekarang sepi dan agak menakutkan, karena banyak pohon pohon besar yang tumbuh di sekitar taman ini. Maka dari itu kebanyakan siswa siswi tidak berani datang kesini.
"Lo temenin gue bolos disini" ucap Revan enteng.
"Hah? Gue nggak mau!" tolak Vela dan langsung berdiri hendak pergi meninggalkan tempat ini.
Saat ingin melangkahkan kakinya, tangan Vela kembali di tarik oleh Revan dan membuat posisi Vela menjadi seperti semula, yaitu duduk di samping cowok yang sudah seharian ini mengganggu hidupnya.
"Lo tetep disini! Nggak boleh kemana mana!" ucap Revan tak ingin di bantah.
"Gue nggak mau bolos!" ucap Vela dengan menatap cowok itu tak suka.
"Harus mau! Kalo nggak mau lo akan tau akibatnya!" lagi lagi Revan mengambil keputusan secara sepihak dengan memaksa.
"Gue takut dimarahin pak Roni, please gue mau balik ke kelas" mohon Vela, berharap Revan memberi belas kasihan padanya.
"Tenang aja, sekarang kelas lo kosong,
Pak Roni hari ini nggak masuk" jelas Revan santai."Serius?
Revan mengangguk.
"Lo tau dari mana?" tanya Vela memastikan.
"Sekali lagi lo nanya, gue sumpel mulut lo pake sepatu gue!" ancam Revan kejam.
Vela memilih diam dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dan suasana pun menjadi hening, karena tidak ada yang memulai pembicaraan. Hanya terdengar suara pohon pohon yang terkena angin. Dan suaranya sedikit menyeramkan membuat Vela merinding.
"Nggak ada tempat lain apa selain disini? Serem tau" ucap Vela setelah beberapa menit hening.
"Nggak, gue lebih suka bolos ditempat ini"
"Sendirian?"
"Hm"
"Nggak takut?"
"Nggak"
Vela hanya mendengus mendengar jawaban singkat dari Revan.
Memang Revan sering menyendiri ditempat ini, karena baginya tempat ini tenang dan sepi. Biasanya Revan suka ke sini sendirian tanpa teman temannya. Yang Revan lakukan ditempat ini adalah tidur, dan sesekali melamun. Kalau Revan bolos dengan temannya ia memilih pergi ke warung yang ada di samping sekolah.
"Kita disini mau ngapain?" tanya Vela sedikit kesal karena daritadi hanya diam dan duduk disini, tidak bercerita apa apa dan tidak melakukan apa apa. Sangat membosankan.
"Sebenernya gue penasaran sama lo" Revan mengatakan itu sambil menatap bola mata Vela
"Maksudnya? Penasaran gimana sih?" tanya Vela tidak mengerti maksud pertanyaan Revan.
"Lo itu kaya nggak asing, lo mirip sama seseorang yang gue kenal"
"Siapa?"
Revan terdiam sejenak, "Udahlah lupain aja" kata Revan acuh, membuat Vela penasaran.
Keheningan pun melanda keduanya lagi. Tidak ada yang memulai topik pembicaraan. Sampai Vela mengantuk rasanya. Semilir angin yang menyentuh tubuhnya membuat Vela semakin ngantuk dan ingin tidur.
Beberapa menit kemudian pun Vela tidur dengan posisi duduk menyender di kepala bangku panjang yang ia duduki itu. Revan menatap Vela lekat dan sesekali tersenyum simpul kepada cewek yang sekarang tidur disampingnya.
"Lo bener bener mirip sama nyokap gue" ucap Revan pelan dan masih setia menatap Vela dari samping. Revan akui kalau kecantikan Vela diatas rata rata.
Vela menggeliat pelan dan hampir saja kepalanya jatuh kalau Revan tidak memberikan sandaran berupa bahunya. Vela sekarang tidur di bahu cowok yang notabenenya cowok tampan si penguasa sekolah.
Beberapa jam kemudian Vela terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Yang ia lihat pertama kali ialah Revan yang berada disamping kirinya, dan posisi mereka saat ini bisa dibilang sangat dekat.
Setelah sadar, Vela langsung bangun dan menegakkan badannya seraya mengucek matanya sebentar khas orang bangun tidur.
"Lama banget si lo tidurnya, capek tau gak gue nungguin" ucap Revan ketus.
Vela melihat jam tangan putih yang melingkar dipergelangan tangan kirinya, betapa terkejutnya saat Vela mengetahui pukul berapa sekarang.
"Hah udah jam 3?!" pekik Vela sambil melihat ke semua arah. Ternyata sekolahan sudah sepi, dan sepertinya semua murid sudah pada pulang.
"Anak anak udah pada pulang dari setengah jam yang lalu, guru guru pada rapat" ucap Revan seolah mengerti apa yang ada dipikiran Vela saat ini.
"Kenapa lo ga bangunin gue sii?" tanya Vela panik, tangannya merapikan rambutnya yang agak berantakan.
"Lagian lo kelamaan molornya"
"Berarti gue tidur 2 jam dong?" ucap Vela masih tak percaya.
"Berisik lo, udah ah gue mau pulang" Revan langsung pergi menuju parkiran dan meninggalkan Vela yang masih duduk di bangku taman.
Vela yang ditinggalkan pun berdecak kesal, lalu mengekori cowok tinggi itu dari belakang.
"nggak ada niatan buat nganterin gitu?" tanya Vela dalam hati, ia tidak berani mengatakannya langsung kepada Revan karna takut kalau Revan menolak ajakannya untuk mengantarkannya pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] My Only One
Novela Juvenil"Mulai sekarang, lo harus jadi babu gue selama seminggu!" -Revan alvaro ~Berawal dari kesalahan Vela yang tidak disengaja, membuat dirinya harus menerima hukuman yang diberikan Revan untuknya. Yaitu menjadi _babu_ -nya selama seminggu.~ Kata oran...