14. Nasib buruk atau nasib baik?

736 45 6
                                    

UKS

Disinilah Revan sekarang. Cowok itu sedang menunggu Vela yang masih terbaring dengan mata terpejam disalah satu kasur uks.

Setelah diperiksa salah satu petugas PMR dan mengatakan penyebab Vela sampai pingsan adalah, karena gadis itu belum sarapan dan juga kelelahan. Revan merasa bersalah sudah berbuat seenaknya terhadap gadis itu.

Tapi Revan tetaplah Revan, cowok yang masa bodo terhadap keadaan apapun.

"Dia pingsan apa mati si?" gerutu Revan. Ia sangat bosan sekali menunggu gadis itu bangun dari pingsannya.

"Enghh.. "

Revan langsung menghampiri Vela yang sudah membuka matanya sambil mengerang, tangan Vela memegang kepalanya yang terasa berdenyut.

Objek yang bertama Vela lihat adalah sosok cowok yang sekarang berdiri disamping tempat tidur yang ia tempati.

"Lo ngapain?" pertanyaan polos itu terlontar dari mulut mungil Vela.

"Beli cendol" celetuk Revan asal. "Ya nunggu lo bangun lah bodoh. Gue nunggu lo melek sampe lumutan" lanjut Revan dengan sedikit emosi.

"Yaudah ga usah ngeggas dong" gerutu Vela.

"Nih makan" Revan menyodorkan sebuah roti coklat untuk Vela.

"Eh.. "

"Gue tau lo belum makan" ucap Revan santai. Ia juga menaruh sebotol air mineral dan juga obat sakit kepala dinakas. "Abis makan diminum obatnya" Revan kembali duduk di sofa kecil yang berada diruangan itu.

Walaupun nyebelin tapi perhatian juga ya. batin Vela.

Setelah menghabiskan roti dan meminum obatnya, Vela ingin beranjak dari kasurnya dan bergegas untuk ke kelas. Tapi niatnya itu ia urungkan karena suara cempreng wanita yang sudah sangat familiar bagi Vela menusuk telinganya.

"VELAAA" tak lama muncul dua orang siswi yang langsung menghampiri Vela.

Dengan hebohnya,  kedua orang ini menghujani pertanyaan-pertanyaan yang tidak berfaedah untuk Vela.

"Vel lo kenapa?"

"Kenapa bisa sampe kaya gini si?"

"Kok lo ga ngasih tau kita?"

"Mana yang sakit?"

"Ken-"

"BACOT!" bentak Revan. Cowok itu sudah tidak tahan dengan suara cempreng yang berasal dari temannya Vela. Siapa lagi kalau bukan Naya dan Febby.

"Santuy dong mas" balas Naya kesal, tapi sebenarnya ia juga rada takut si sama Revan.

"Gue ga papa kok" ucap Vela yang dari tadi hanya diam.

"Beneran gapapa?" tanya Febby memastikan. Lalu dijawab anggukan oleh Vela.

"Kekelas yuk, kan kita ada ulangan MTK sebentar lagi" ujar Vela mengajak kedua temannya.

Vela ingin beranjak tetapi tangannya dicegah oleh Naya supaya tidak pergi dari UKS.

"Lo tenang aja Vel, pak Dadang ga masuk, jadi kita terbebas dari ulangan" ucap Naya bangga.

Bagai disambar petir disiang bolong, Vela sangat terkejut dan berkali-kali mengasihani dirinya yang sangat amat sial hari ini.

Entah kabar baik atau buruk untuk Vela saat ini. Kabar baiknya ia terbebas dari ulangan dan tidak perlu mempersiapkan otak untuk menghitung. Tetapi nasib buruknya, ia sudah mati-matian untuk pergi kesekolah melewati banyak rintangan dan cobaan demi mengikuti ulangan itu, tetapi ulangan itu tidak diadakan. Emang hari ini hari sial bagi Vela.

[✔] My Only One Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang