B&S - 22

6.8K 468 20
                                    

● HAPPY READING ●


"Prilly, ke ruangan saya sekarang." panggil Ali melalui interkom dan membuat Prilly yang sibuk mengerjakan laporan menghentikan sejenak kegiatannya itu lalu segera masuk ke dalam ruangan Ali.

"Ada apa manggil saya, Pak?" tanya Prilly yang sudah berdiri di hadapan Ali yang masih sibuk menggerakan jarinya di keyboard.

Ali mengangkat kepalanya menatap Prilly, "Baru saja saya mengirimkan file untuk meeting dengan Mr. Nakamoto lusa besok di email kamu. Kamu cek dan perbaiki jika ada kesalahan."

"Iya, Pak nanti saya cek."

"Nanti saya akan makan siang di luar sekalian bertemu dengan Leo, kamu mau ikut?"

"Enggak, Pak. Pekerjaan saya masih banyak, saya makan di kantin kantor saja."

Ali menganggukkan kepalanya paham.

"Kalau begitu saya kembali lagi ke ruangan saya." Prilly membungukkan badannya sedikit lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Ali.

■■■■■

Jam makan siang sudah berlalu beberapa menit tapi Prilly masih sibuk dengan komputer dihadapannya. Sedari tadi tangannya tidak berhenti mengetik sesuatu, hingga suara dering dari ponselnya membuat Prilly menghentikan kegiatannya sejenak lalu mengangkat telepon tanpa melihat siapa yang menelpon dirinya.

"Halo."

"Ini sudah jam makan siang Prilly, makanlah dulu. Saya tau kamu masih duduk didepan komputer."

Prilly terkejut mendengar suara Bossnya, ia menjauhkan ponselnya dari telinga guna memerika siapa yang menelpon dirinya. Terpampang dengan jelas bahwa yang menelpon dirinya adalah Ali.

"Iya saya makan tapi saya harus menyelesaikan tugas saya dulu dikit lagi selesai."

"Tidak ada nanti-nanti Prilly, makan sekarang. Tugas bisa kamu selesaikan nanti, kesehatanmu paling penting."

"Iya saya tau, tapi nanggung ini."

"Apa perlu saya kembali ke kantor dan menarikmu untuk ke kantin."

"Iya saya ke kantin."

"Ya sudah sana."

"Iya. Saya tutup ya."

Tanpa menunggu jawaban dari Ali, Prilly langsung menutup panggilan itu. Lalu ia segera berdiri dan berjalan menuju kantin. Lagipula dirinya juga sudah lapar.

■■■■■

Prilly sudah berulang kali mencoba untuk menelpon Armand agar segera menjemputnya, tetapi tidak ada satu pun panggilannya yang di angkat oleh kakaknya yang sungguh menyebalkan. Prilly berdecak kesal, ia yang sudah berdiri di halaman lobby selama 30 menit memutuskan untuk masuk ke dalam lobby dan duduk di ruang tunggu sembari berusaha menelpon Armand.
Akhirnya setelah berpuluh kali ia telepon Armand menjawab teleponnya kali ini.

"Halo Prill, sorry ya gue baru selesai meeting. Gue gak bisa jemput lo masih ada meeting lagi habis ini."

Prilly berdecak kesal, "Kenapa gak lo kabarin daritadi sih, biar gue gak perlu nunggu lama-lama."

"Gue lupa Prilly, gue sibuk banget hari ini. Hari ini aja gue bakal lembur."

"Terus ini gue pulang sama siapa? Kebiasaan banget lo tuh."

"Iya tau gue salah, lo tungguin aja deh. Ntar ada yang jemput lo, gue udah bilang ke dia. Udah ya gue tutup mau lanjut meeting lagi. Bye Prilly."

"Heh! Sia---"

Ucapan Prilly terputus karena Armand yang mematikan sambungan telepon.

Kini dirinya hanya pasrah tanpa tahu siapa yang akan menjemput dirinya. Sebenarnya ia lebih memilih untuk memesan gojek daripada menunggu jemputan yang sesuai dengan dikatakan oleh Armand, tapi sialnya ponselnya tiba-tiba mati kehabisan daya tepat setelah Armand menelponnya tadi. Jadilah ia menunggu di halaman lobby sambil melihat sekelilingnya.

Tak lama sebuah mobil yang sangat ia kenali masuk ke area kantor dan berhenti tepat di hadapannya. Lalu pemilik mobil itu membuka kaca mobil dan terpampang secara nyata di hadapan Prilly wajah tampan Ali.

"Prilly cepat masuk." suruh Ali dari dalam mobil dan menengokkan wajahnya ke arah Prilly.

Prilly berjalan mendekat ke mobil Ali dan sedikit membungkukkan badannya agar bisa melihat Ali, "Saya? Maaf Li, tapi saya lagi nungguin jemputan suruhan kakak saya."

"Saya yang disuruh oleh kakakmu untuk menjemputmu. Cepatlah masuk, saya akan menjelaskannya padamu."

Tanpa berpikir panjang Prilly langsung masuk ke dalam mobil Ali dan setelah Prilly memakai safetybelt mobil Ali berjalan menjauhi area kantor.

"Jadi gimana?" tanya Prilly kepada Ali yang fokus menyetir.

"Kebetulan tadi saya bertemu dengan kakak kamu di tempat ia meeting. Kakak kamu menyuruh saya untuk menjemput kamu, ya meskipun harus puter balik tapi demi kamu, gak masalah."

"Maksud kamu, demi saya gimana?" Prilly mengerutkan keningnya.

"Iya demi kamu saya bakal lakuin apapun."

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Kenapa kamu bicara seperti itu?"

Bertepatan dengan lampu lalu lintas berwarna merah, Ali menolehkan kepalanya menatap Prilly dengan lembut.

"Karena saya sayang sama kamu Prilly."

~~~~~~


sesuai janji aku tadi kalo vote udah nyampe 80+ aku bakal double up
yang nanya kapan ali sama prilly jadian tuh udah ada kode dari ali
kirakira prilly bakal bales perasaan ali gak yaaa hehehe

dan maaf kalo beberapa part terakhir ini pendek pendek, karena aku udah kehabisan ide buat ngelanjutin story ini
tapi aku gak bakal bikin story ini terbengkalai gitu aja, aku bakal tetep ngelanjutin story ini sampe tamat tapi ya gitu agak lama harap di maklumin yaaa hehehe

jangan lupa vote dan komennya yaa
thank you
babay

Boss & SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang