● HAPPY READING ●
Seorang perempuan cantik tengah melangkahkan kakinya memasuki ‘AZ GROUP’. Perempuan itu menyapa setiap sapaan yang terlontar dari mulut para karyawan ‘AZ GROUP’. Dengan senyuman manis yang terpatri di wajahnya, ia masuk ke dalam lift yang terbuka lalu ia menekan tombol angka paling atas. Dimana ruangan Presdir berada.
Tak lama lift berbunyi menandakan bahwa ia sudah sampai di tempat yang ia tuju. Perempuan itu keluar dari dalam lift sambil melepaskan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya dan memasukkannya ke dalam tas yang ia pakai.“Prillyyyy...” teriak perempuan itu ketika ia mendapati Prilly sedang sibuk berkutat dengan layar komputer.
Perempuan itu berlari kecil menghampiri Prilly yang masih terkejut dengan keberadaannya. Sesampainya di hadapan Prilly, ia langsung memeluk tubuh mungil Prilly.
“Yaampun udah lama kita gak ketemu, kak Cla tambah cantik aja sih. Tuh badan juga gak gemuk-gemuk.” Ucap Prilly setelah ia melepaskan pelukan dari perempuan itu yang ternyata Clarissa.
Clarissa terkekeh kecil, “Aduh bisa aja lo. Kalo gue gendut ntar gak ada yang mau nawarin gue kerjaan.”
Clarissa melangkahkan kakinya menuju kursi kosong yang bersebelahan dengan kursi Prilly.
“Lo juga makin chubby aja pipi lo.” Lanjutnya.
Prilly mengerucutkan bibirnya sebal, “Ish kakak, udah dari lahir ini susah ngilanginnya.”
“Tapi tetep cantik sih.” ucapan Clarissa kali ini membuat Prilly tersipu malu.
“Jadi malu nih.” ucap Prilly sembari menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Clarissa yang melihat tingkah Prilly itu sontak menyemburkan tawanya.
“Btw, pacar gue ada di dalam kan?” tanya Clarissa setelah tawanya reda.
“Ada kok.”
Clarissa bangkit dari duduknya, “Ya udah gue samperin dulu ya. Ntar lo makan siang bareng gue ya.”
“Siap kak.” Ucap Prilly bersamaan dengan Clarissa yang sudah masuk ke dalam ruangan Ali.
■■■■■
Prilly yang sudah menyelesaikan tugasnya itu melirik jam yang ada dipergelangan tangannya. Jam sudah menunujukkan waktunya makan siang, Prilly yang sudah berjanji kepada Clarissa untuk makan siang bersama memilih membereskan mejanya dan mengambil sling bag di dekatnya lalu berjalan menuju lift. Clarissa tadi sudah pergi duluan karena ia ada meeting, alhasil Prilly akan berangkat ke cafe dimana Clarissa tadi meeting sendirian. Karena hari ini Ali tidak ada meeting diluar ia bisa makan siang sendirian.
■■■■■
Prilly masuk ke dalam cafe tersebut dan disambut ramah oleh pelayan cafe itu. Matanya menyusuri sekeliling cafe untuk menemukan dimana Clarissa berada. Akhirnya Prilly menemukan sosok Clarissa yang tengah duduk di sudut bagian cafe itu, dengan segera Prilly menghampiri Clarissa.
“Sorry kak, lo nunggu lama ya.” ucap Prilly setelah ia duduk di hadapan Clarissa.
“Iya gapapa, gue tau Jakarta kalo jam segini pasti macet. Udah sana lo langsung pesen makan. Gue udah pesen.” Suruh Clarissa kepada Prilly.
Prilly memanggil pelayan dan sekarang ia tengah sibuk memilih pesanan yang akan ia nikmati untuk makan siang kali ini. Setelah dirasa cukup, Prilly menutup buku menu dan kembali menatap Clarissa yang sedari tadi sibuk dengan ponsel di tangannya.
“Kakak kenapa gak makan siang sama Ali?” tanya Prilly membuat Clarissa meletakkan ponselnya di atas meja lalu beralih menatap wajah Prilly.
“Gue lagi pengen makan siang bareng lo. Gue juga masih kangen sama lo.” Jawab Clarissa sambil tersenyum.
“Kalo gitu traktir gue ya kak.” Goda Prilly.
Clarissa terkekeh lalu mengangguk mengiyakan perkataan Prilly.
“Alhamdulillah rejeki anak sholeh.” Ucap Prilly lalu tertawa.
“Btw, gimana kabar kakak lo Prill?”
“Baik kak, tapi dia masih di London. Minggu depan dia pulang, katanya sih mau menetap disini kak.”
“APA? MENETAP?” Clarissa terkejut dengan perkataan Prilly barusan.
Prilly mengangguk-anggukkan kepalanya. “Kenapa sih kak? Kok kaget banget gitu?”
Clarissa tak tau harus menjawab apa, ia kebingungan sekarang. Tetapi ia diselamatkan dengan pelayan yang datang. Clarissa bernafas lega.
Setelah beberapa minggu yang lalu dirinya bertemu dengan Armand, kakak Prilly di London. Perasaan yang sudah lama ia kubur dalam-dalam itu kembali lagi. Perasaan yang seharusnya sudah hilang karena adanya Ali. Namun, hati Clarissa tak bisa melakukan itu. Perasaan itu masih ada untuk lelaki masa lalunya itu. Lelaki yang mampu menempati tahta tertinggi di hatinya dari dulu sampai sekarang. Meskipun ia memiliki hubungan dengan Ali dan cinta dengan Ali, namun tak dapat dipungkiri bahwa ia juga masih cinta dengan Armand. Ia tak bisa melupakan lelaki itu begitu saja, lelaki yang sangat berharga pada masanya. Ia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghilangkan perasaan cintanya kepada Armand sedari dulu, namun nyatanya itu sia-sia. Ia tidak akan pernah bisa menghilangkan rasa cintanya kepada Armand.
~~~~~Tau kok kalo ini pendek bangettt
Tapi ya udah lah yaa
Yang penting up nya cepet
Jangan lupa vote hehehe
Thank youu
Babayyy
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss & Secretary
FanfictionE N D Cerita tentang seorang sekretaris yang bekerja disebuah perusahaan yang terkenal dan memiliki beberapa cabang. Perusahaan yang didirikan oleh Aliand Zenechka 7 tahun silam dan selama itu Prillyazza Zadie lah yang menjadi sekretarisnya. Akanka...