● HAPPY READING ●
Sesuai yang dikatakan oleh Ali kemarin kepada Prilly jika ia akan menjemputnya. Sekarang Ali sedang mengobrol dengan Ayah Arjuna di meja makan dan Bunda Marissa sibuk menyiapkan sarapan.
"Jadi gimana hubungan kamu sama Prilly?" tanya Arjuna setelah meminum teh yang tadi dibuatkan oleh Marissa.
"Maksud Ayah?" tanya Ali yang menatap Arjuna dengan tatapan bingung.
"Prilly cantik loh Li, kamu gak tertarik emangnya?"
Ali sekarang paham apa yang dimaksud oleh Arjuna, "Ali sama Prilly pacaran, Yah."
Marissa yang datang dengan membawa wadah berisikan nasi terkejut mendengar ucapan Ali.
"Akhirnya kamu jadi mantu Bunda beneran." ucap Marissa lalu duduk di kanan Arjuna.
"Ih, bunda apaan sih baru semalem aku sama Ali pacaran." ucap Prilly yang tiba-tiba muncul dan segera duduk di sebelah Ali.
"Terserah bunda dong, suka-suka bunda." goda Marissa lalu mengambilkan nasi untuk suaminya.
Prilly mengerucutkan bibirnya kesal mendengar ucapan Marissa.
"Bunda tuh ya sukanya goda anaknya mulu." celetuk Arjuna.
Ali yang sedari tadi diam saja hanya bisa tertawa kecil melihat keributan kecil itu.
■■■■■
Mobil yang dinaiki oleh Ali dan Prilly melaju dengan kecapatan rata-rata membelah jalanan ibu kota hari ini.
"Jadwal kamu hari ini meeting sama para petinggi perusahaaan dan meeting dengan devisi keuangan." ucap Prilly yang fokus dengan tab di tangannya.
Ali yang fokus menyetir menolehkan kepalanya sebentar ke arah Prilly, "Hanya itu?"
"Iya." Prilly menganggukkan kepalanya.
"Makan siang nanti aku mau ajak kamu ketemu sama Leo, katanya dia mau ngomong sesuatu."
"Iya."
"Sayang." panggil Ali.
"Ya?"
"Gakpapa manggil doang."
Ali tersenyum lebar ketika melihat raut wajah Prilly yang kesal tapi menurutnya itu sangat menggemaskan. Mobil Ali berhenti tepat saat lampu lalu lintas berwarna merah. Ali memanfaatkan hal itu untuk mencubit kedua pipi Prilly pelan.
"Ih gemes banget, pacarnya siapa sih." ucap Ali yang berganti memegang kedua pipi Prilly dan sedikit menekannya membuat bibir Prilly terbuka sedikit.
Prilly berusaha melepaskan tangan Ali dari pipinya dengan memukul lengan Ali. Tapi sebelum Ali melepaskan tangannya ia sempat mencuri ciuman di kening Prilly.
"Blush on kamu kok makin merah, sayang?" goda Ali ketika melihat pipi pacarnya yang bersemu merah setelah dirinya mencium kening Prilly.
Prilly yang malu digoda Ali menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Jangan ditutup gitu dong wajah cantiknya."
"Ali ih berhenti godain aku."
Ali tertawa kecil.
"Iya deh."
■■■■■
Ali membuka pintu ruangannya dan mendapati Prilly yang sedang menelpon seseorang. Ali menunggu Prilly hingga gadis itu selesai menelpon. Prilly yang melihat Ali menatap dirinya balik menatap Ali.
"Apa?" tanya Prilly yang bingung melihat Ali ada di depannya.
"Kamu gak lupa kan kalo kita mau ketemu sama Leo?" Ali balik bertanya.
"Enggak, kamu tadi bilang ketemu waktu jam makan siang sekarang kan belum waktunya makan siang." Prilly melirik ke arah jam tangannya.
"Iya sih."
"Ya terus kamu ngapain kesini."
"Kangen sama kamu." Ali tersenyum jahil ke arah Prilly.
"Apaan sih, orang baru 15 menit yang lalu kita tatap muka." jawab Prilly.
Ali terkekeh, "Gak ketemu sama kamu sedetik aja aku udah kangen."
Prilly memutar bola matanya malas.
"Gombal kamu tuh udah sana masuk lagi tadi ada anak dari divisi marketing mau minta tanda tangan kamu mapnya aku taruh di meja udah di tanda tangan?"
"Belum."
"Ya kalo belum ya udah sana masuk aku masih ada kerjaan ini."
Dengan muka sedihnya Ali kembali masuk ke dalam ruangannya.
■■■■■
"Nih buat kalian."
Leo meletakkan sebuah undangan di hadapan Ali dan Prilly. Mereka terkejut melihat undangan itu yang ternyata adalah undangan pernikahan Leo dengan Lea, gadis yang dulu sempat dibuat kesal oleh Leo karena memecahkan ponsel miliknya. Siapa sangka gadis itu kini jadi calon istri Leo.
"Kok gue gak tau kalo lo pacaran sama dia." ucap Ali kepada Leo yang sedang memakan cake yang dia pesan.
"Padahal lo dulu yang bantu gue buat lamar dia." jawab Leo setelah menghabiskan cake yang ia makan tadi.
"Masa? Kok gue lupa?"
"Bodo amat, serah lo."
Ali tertawa melihat wajah kesal Leo.
"Becanda kali, gitu aja marah kayak cewek lagi pms."
Leo tak memperdulikan Ali, laki-laki itu mengalihkan pandangannya ke arah Prilly yang sedari tadi hanya diam dan sibuk dengan tab yang selalu ia bawa.
"Prill, tumben diem aja."
"Lagi sariawan kali." celetuk Ali.
"Heh!" Leo memukul pelan lengan Ali. "Gue nanya pacar lo kenapa lo yang jawab."
"Suka-suka gue lah." Ali yang tak terima lengannya dipukul oleh Leo balik membalas memukul Leo.
"Udah ih kok kalian jadi berantem." ucap Prilly yang berusaha menyudahi adu mulut antara Ali dan Leo.
"Gue lagi ngecek email dari client tadi. Btw, selamat ya buat nikahan lo sama Lea." lanjut Prilly dan tersenyum manis ke arah Leo.
"Thanks Prill. Lo juga cepet nyusul." Leo melirik Ali yang dilirik hanya menatap tajam Leo.
"Apa lo!? Lirik-lirik gue colok juga tuh mata lo."
Leo hendak membalas ucapan Ali tapi tidak jadi karena suara Prilly yang memotongnya.
"Kalo kalian masih mau berantem gue tinggal ya."
"Ya jangan dong." Ali menatap sedih Prilly.
"Lo sih." ucap Leo yang menyalahkan Ali.
"Udah ih pusing gue denger kalian berantem mulu kalo ketemu."
"Iya maaf." ucap Ali dan Leo bersamaan.
~~~~~
sorry ya buat late updatenyaaa huhuhu
gak tau kenapa aku kehilangan feel buat nerusin cerita inii :((
tpi jgn khawatir aku bakal nyelesein cerita ini kok, tpii harap maklum kalo lama updatenyaa padahal aku pengen cerita ini cepat selesainyaa
bcs besok udah lebaran aku mau ngucapin minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin
thank you buat yg udah nungguin cerita ini dilanjutt
jgn lupa like sama komen ya guys
thanks!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss & Secretary
FanfictionE N D Cerita tentang seorang sekretaris yang bekerja disebuah perusahaan yang terkenal dan memiliki beberapa cabang. Perusahaan yang didirikan oleh Aliand Zenechka 7 tahun silam dan selama itu Prillyazza Zadie lah yang menjadi sekretarisnya. Akanka...