Keputusan Resa

26.4K 1.9K 33
                                    

Suasana serius di dalam kelas pun tiba-tiba tersendat dengan kedatangan seorang gadis berkhimar panjang yang menghampiri si pengajar---Faiz. Para santriwati yang sedang fokus menghafal pun tiba-tiba teralihkan, mereka mencuri pandang terhadap urusan apa gadis itu menghampiri Faiz yang sedang mengajar.

"Assalamualaikum, Gus."

Perhatian Faiz yang sedang mengetes hafala salah satu santriwati itu teralihkan, lelaki itu berdiri dari duduknya dan meminta santriwati yang ada di hadapannya itu melanjutkan hafalannya nanti.

"Waalaikumsalam, iya ada apa Resa?"

Gadis bernama Resa itu terlihat meremas-remah tangannya sendiri, "maaf mengganggu, ada yang ingin aku bicarakan dengan Gus. Ini penting."

"Iya, tunggu saya di luar."

Resa mengangguk seraya melenggang keluar kelas, lalu mendudukan dirinya di bangku.

Sementara itu Faiz memberitahukan para santiwati untuk mengasah hafalannya terlebih dahulu, dan menit berikutnya Faiz keluar kelas.

Lelaki itu sama-sama duduk di bangku dengan Resa, namun masih ada jarak di antara mereka. Maklum agar tidak terjadi fitnah.

"Apa yang ingin kamu bicarakan, Res? Bukankah semua persiapan sudah beres?" Tanya Faiz memulai pembicaran, tapi tatapannya mengarah lurus ke tenda-tenda putih yang sudah menjuntai dengan indah. Ah, pernikahan ini benar-benar akan terjadi dan besok sehabis subuh ia akan mengucapkan janji suci itu atas nama gadis lain.

"Bukan tentang itu. Tapi tentang Syahira," ungkap Resa dengan nada hati-hati. Beberapa kali gadis itu mencuri pandang kepada Faiz supaya tahu reaksi lelaki tersebut sekarang. Namun, raut Faiz masih sama datar.

"Lantas apa hubungannya dengan saya?" Pertanyaan Faiz membuat Resa terhenyak.

"Aku ingin kita bertemu dengan Syahira terlebih dahulu, sekaligus memberikan undangan secara langsung. Bagaimana pun juga dia sahabatku serta pengajar di sini."

Kini terdengar helaan nafas Faiz walau samar, "baiklah, tapi apa kamu tahu dia ada di mana? Kemarin Aisyah ke rumahnya namun tak ada orang di sana." Semakin runyam saja pikiran Faiz jika mengingat hilangnya Syahira tanpa kabar sedikit pun.

"Aku tahu Syahira di mana." Pernyataan Resa membuat Faiz menoleh dengan sempontan, "benarkah? Di mana?"

"Di suatu tempat, aku tidak bisa memberi tahunya kecuali sore ini kita bersama ke sana."

Faiz menatap lekat Resa, seperti ada sesuatu yang akan di beritahukan calon istrinya itu. "Baiklah, saya akan izin kepada Umah dan Abah."

Senyuman Resa terukir, "aku tunggu. Kalau begitu aku pamit, maaf ganggu. Assalamualikum." Resa beranjak dari sana, meninggalkan Faiz dengan segala tanda tanya di benak laki-laki tersebut.

"Waalaikumsalam."

🍃🍃🍃🍃

Dahi Faiz berkerut ketika Resa menyuruhnya memasuki halaman rumah sakit, tanpa bertanya lelaki itu lantas memarkirkan mobil yang di bawanya ke halaman parkir.

Setelah itu mereka menyelusuri lorong. Dengan intruksi Resa, Faiz terus melangkahkan kakinya. Padahal dalam benaknya sudah banyak macam pertanyaan menghantui.

Langkah kaki Faiz terdengar bersahut-sahutan dengan langakh Resa, gadis tersebut sepertinya tak ingin menjelaskan apa yang terjadi sekarang. Biarlah Faiz menunggu.

Mereka berdua berbelok pada sebuah lorong dengan tulisan 'bangsal anggrek'. Terlihat Resa melihat setiap papan nomer setiap kamar, dan Faiz masih saja diam mengikuti.

Ning & GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang