Jam sebentar lagi akan menunjukan pukul tengah malam. Syahira yang tengah menghias sebuah kue itu pun lantas berlari menaiki anak tangga untuk mengganti pakaiannya yang kotor.
Besok adalah hari di mana di lahirkannya seorang pelindung Syahira ke bumi. Ya, pelindung itu ialah suaminya sendiri, siapa lagi kalau bukan Faiz. Oleh karena itu, malam ini tepat pukul 12 malam, Syahira akan memberi kejutan dan ucapan untuk yang pertama kalinya pada Faiz. Kebetulan, suaminya itu sekarang tengah menghadairi tausiyah ke luar kota yang amatlah membutuhkan waktu panjang untuk sampai ke rumah.
Suasana seperti itulah yang akan Syahira manfaatkan. Namun, sayang dalam kejutan kali ini putranya Syahril sudah terlelap terlebih dahulu. Biarlah, mungkin ini waktu yang pas untuk dikatakan romantis.
Usai mengganti baju, Syahira lantas turun kembali ke lantai bawah dengan sebuah kotak persegi panjang kecil yang nantinya akan ia berikan kepada Faiz sebagai hadiah. Sungguh tak sabar Syahira menunggu reaksi Faiz ketika membuka hadiahnya.
Beberapa menit kemudian, suara mobil yang di kendarai Faiz terdengar. Syahira lantas bersiap dengan senyuman lebarnya, gadis itu berdiri tepat di pintu utama.
Kerek
Pintu terbuka lebar, "Selamat ulang tahun, sayang!" Pekik Syahira dengan girang.
Faiz yang awalnya terkejut lantas dengan cepat memberikan senyuman lebar. Lelaki itu terkekeh ringan atas apa yang di berikan istrinya itu. Bahkan ia lupa hari ini ulang tahunnya, mungkin faktor usia.
"Masyaallah, terima kasih." Segala lelah Faiz terhempas begitu saja.
"Ayo masuk Mas, adek sudah siapkan makan malam. Dan cobain ya, kue yang Adek bikin." Celoteh Syahira seraya mencium punggung tangan suaminya itu.
Lelaki itu mengikuti langkah sang istri dengan hati yang bergolak bahagia. Banyak doa terhadap usia barunya ini. Dan yang paling Faiz harapkan ialah rumah tangga yang ia ciptakan tetap berdiri kokoh walaupun badai-badai siap menanti untuk menghancurkan. Cukup kesalahan yang lalu lah yang menjadi cerminan untuk Faiz dalam mengambil langkah. Ia tak ingin melepas sang bidadarinya kembali, terlebih ada sosok permata kecil yang menjadi pelengkap bahagianya.
Syahira menggiring Faiz untuk duduk di ruang makan. Gadis itu mengeluarkan memotong kue yang dibuatnya tadi khusus untuk Faiz. "Adek bikin sendiri, loh. Cobain ya." Seraya meletakannya sepiring potongan kue di hadapan Faiz.
"Mas Coba ya." Faiz memasukan satu sendok kue tersebut. Lumeran coklat berhasil menguasai lidahnya. Ini enak!
"Gimana enak?" Dengan penuh harap Syahira bertanya.
"Enak! Kamu bakat juga ya bikin kue." Faiz menyuap lagi.
"Iya dong, resep Umah gitu loh!"
"Oalah resep Umah toh. Gak kreatif Adek ini."
"Biarin!"
Detik berikutnya, Syahira bangkit dari kursi menuju meja dekat tangga yang tadi ia simpan kotak persegi panjang. Sementara Faiz masih asik menikmati hidangan sang istri.
"Adek punya hadiah buat Mas." Ucap Syahira seraya mendudukan dirinya kembali, tentunya dengan sebuah kotak persegi panjang kecil beraksen pita merah itu.
"Masyaallah apa lagi sih, Sayang. Ini sudah cukup loh buat Mas seneng."
"Nih." Gadis itu menyerahkan kotak tersebut.
Dan alhasil dahi Faiz berkerut bingung, "apa ini?"
"Buka lah."
Jemari Faiz menarik pita merah tersebut, lalu membuka bagian atas kotak. Seketika mata Faiz membulat, rasa tak percaya hingga. Bahagianya membeluncah kembali. Lelaki itu menatap Syahira seolah meminta penjelasan.
"Iya, Syahril akan punya adik. Itu hasil tesnya." Syahira tersenyum lebar.
"Alhamdulillah Ya Allah, Masyaallah Tabarakallah!" Faiz beralih ke kursi sampung Syahira lalu mendekap. Terasa sekali tubuh Faiz gemetar hebat.
Wajarlah Faiz amat bahagia, penantiannya untuk memberikan Syahril adik terwujud di hari bahagianya ini. Untuk kedua kalinya Allah memberikan kepercayaan kembali pada mereka.
"Terima kasih, Dek. Ini hadiah terbaik untuk Mas." Faiz melonggarkan pelukan seraya mengecup dahi Syahira begitu lama.
"Berterima kasih lah pada Allah, Mas. Berkat-Nya semua nikmat ini hadir."
Syahira tak lah bisa berkata-kata selain itu. Ia pun bahagia, menjadi ibu untuk kedua kalinya merupakan sebuah tugas baru untuknya. Semoga dengan kehadiran permata kecil baru ini, mereka mampu menjadi orang tua ataupun panutan terbaik untuk para anak-anaknya.
Tidak ada yang tahu kapan bahagia akan datang, dan tidak ada yang bisa mencegah masalah untuk menerpa. Kita sebagai hamba-Nya hanya lah bisa meminta yang terbaik setelahnya, karena semua takdir telah tertulis apik oleh sang Khalik di sebuah buku Lahul Mahfuz.
°•°•°•°
Assalamualaikum, Hay semua.
Bagaimana kabarnya? Author di sini baik-baik saja.Apa sudah lupa dengan cerita ini? Hehe jangan lah ya:)
Saya ke kembali lagi dengan bab bonus, tapi maaf bab ini pendek. Saya cuma mau mengingatkan kalian saja supaya tidak lupa dengan Syahira dan Faiz.
Dan ya, Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pembaca semuanya baik yang sider pun. Berkata kalian cerita Ning & Gus menjadi tembus 100K lebih pembaca😍
Itu suatu pencapaian terbaik untuk saya. Selama ini saya lagi cari penerbit yang siap menerbitkan cerita ini, semoga ada yang cocok ya supaya cerita ini dapat kalian peluk dan bawa pulang hehe.
Oh iya, untuk spin off Ning & Gus yaitu (Nona Hujan & Tuan Kopi) akan sementara tidak update seperti biasa, di karenakan ide tiba-tiba hilang. Semoga saja itu tak berlangsung lama ya, TAPI CERITA ITU BAKAL DI LANJUT KO.
Untuk yang terakhir, ada yang mau ucapin ulang tahun gak sama Gus Faiz? Sok silahkan ucapkan di komentar hehe.
Salam sayang, Author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ning & Gus
RomanceDi dalam mencintai harus ada ke ikhlasan tentunya. Entah itu ikhlas dalam menerima kenyataan yang tak sesuai harapan ataupun ikhlas membiarkan yang di cintai melabuhkan hatinya pada yang lain. Seperti halnya gadis jawa yang lemah lembut ini, ia haru...